BAB 118 Kelembutannya
Su Nanfeng mengisi kembali bak mandi dengan air hangat yang membanjiri seluruh tubuh Wu Yuxuan, membuat rasa lelah di tubuhnya hampir hilang.
Su Nanfeng langsung menggendongnya dalam pelukan, membiarkan dua tubuh telanjang bulat yang membara ini saling terbelit. Dia menggeliat tidak nyaman, berusaha mengusir rasa geli yang merambat di tubuhnya.
"Su Nanfeng, aku benar-benar lelah, tak ada tenaga lagi!" Wu Yuxuan menatapnya dengan mata berkabut, bola matanya yang baru saja dipuja-puja memancarkan pesona memikat.
Su Nanfeng menahan dorongan untuk merobeknya lagi, menggunakan spons dengan sabun mandi membersihkan tubuhnya dengan lembut.
Spons itu menyusuri leher putih salju Wu Yuxuan, turun ke tulang selangka yang seksi, lalu ke bola salju payudaranya. Kecantikannya membuat sesak nafas, tapi dia bersyukur keindahan ini hanya miliknya.
Gerakan Su Nanfeng mengelap bola salju di dadanya dengan spons begitu lembut, penuh dengan kelembutan yang menggoda.
“Su Nanfeng, kamu!!” Wu Yuxuan melototkan mata, apa dia tidak tahu gerakan seperti ini mudah memicu nafsu? Tubuhnya sudah lelah sekali, benar-benar tidak sanggup lagi menahan kejaran-nya. Dia bisa mati!
“Aku cuma membantumu mandi, jangan berpikir macam-macam?” Sambil berkata demikian, ia langsung melemparkan spons dan menggantinya dengan tangan untuk meremas bola salju montok-nya, tersenyum tak tahu malu: “Sayang, aku benar-benar sedang memandikanmu.”
“Hmm…” Tubuh yang baru saja dicintai dalam-dalam oleh Su Nanfeng masih sensitif. Bagaimana mungkin dia bisa menahan godaan sengaja-nya? Dalam hal ini dia bukanlah tandingan-nya, dalam sekejap langsung hancur berkeping-keping.
Wu Yuxuan merintih memohon: “Su Nanfeng, berhenti main-main, boleh tidak?”
“Aku tidak main-main, aku cuma membantumu mandi.”
Jari Su Nanfeng menggesek putik merah muda sensitif-nya, membuatnya ingin menggigit mati lelaki ini! Benar-benar tak tahu batas, apa dia tidak takit mati kehabisan tenaga?
Di bawah serangan jahat Su Nanfeng ke putik merah mudanya, dia hanya bisa menggigit gigi kuat-kuat untuk menahan Erotanan. Lelaki di depannya jelas-jelas b1natang, dia benar-benar takut jika tak sengaja bersuara, sang predator akan langsung menyobek-nya berkeping.
"Putik merah muda di dada Wu Yuxuan adalah area sensitifnya, usapan dan gosokannya sungguh tak tertahankan. Di bawah tatapan memohonnya, ia akhirnya melepaskan putik merah muda itu, namun tak disangka langsung menyerang selangkangan paling sensitifnya.
"Su Nanfeng!! Bagian itu tidak perlu kamu cuci!!" protes Wu Yuxuan gemetar.
Namun Su Nanfeng tetap tak menghentikan tangannya.
Wu Yuxuan mengatupkan gigi, berusaha menahan kenikmatan yang ditimbulkan oleh usapannya di selangkangannya. Harus diakui pria terkutuk ini selalu tahu cara membangkitkan nafsunya. Baru beberapa saat diusap, cairan licin sudah mengalir dari selangkangannya. Ia menutup mata dan menggigit bibir, "Su Nanfeng, sudah cukup, sungguh sudah."
"Sayang, lihat, banyak sekali!" Su Nanfeng menggerakkan jari yang penuh cairan beningnya di depan matanya, memperlihatkan betapa bergairahnya dia.
"Su Nanfeng, bisakah kamu diam?" Wu Yuxuan malu bukan main, namun pria terkutuk itu terus saja berbicara.
Tiba-tiba, Wu Yuxuan merasakan benda besar membara menekan pahanya. Wajahnya langsung memerah.
"Su Nanfeng, dasar mesum!!"
Ia malah bereaksi lagi, benar-benar ingin membuatnya mati.
Su Nanfeng langsung menarik tangan kecilnya ke dekat hasrat membara yang ia miliki, tangan kecilnya tak sengaja menyentuh benda besar dan keras itu, dia jelas merasakan "itu" bergetar seakan menyapanya.
Wu Yuxuan melototi dia, bagaimana pria ini bisa begitu tak tahu malu! Kesal, dia mencubit Xiao Susu dengan keras.
"Oh... Sayang, kamu!!" Cubitan Wu Yuxuan membuat Su Nanfeng menarik napas tajam, "Kamu ingin aku mati?" Setelah itu, senyum nakalnya muncul, "Kalau sampai rusak, kamu tak akan bisa merasakan kenikmatan lagi."
Wu Yuxuan memandangnya dengan mata berapi!
Melihat Wu Yuxuan tak berdaya, dia merasa puas. Tangannya menarik tangan wanita itu ke Naga Ungu yang tegak berdiri, "Sayang, kalau tidak mau pakai mulut, tenangkan dengan tanganmu."
"Aku tidak mau! Urus sendiri!"
Punya gadis manis di depan mata tapi harus urus sendiri? Itu bodoh. Dia takkan mudah melepaskannya, "Kalau tidak mau, terpaksa aku pakai bagianmu yang..."
"Jangan-jangan... Aku yang urus!" Wu Yuxuan mengerahkan keberanian untuk mengulurkan tangannya.
Baru saja jemari lentiknya membungkus Xiao Susu, Su Nanfeng langsung mengerang nikmat. Wu Yuxuan tahu persis: cukup puaskan dengan tangan, maka raganya tak perlu lagi menerima gempuran berikutnya.
"Tapi Xiao Susu di tangan Wu Yuxuan sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda melemah, malah semakin membesar dan panas. Matanya membelalak sambil menggigit gigi, lalu menggesek dengan cepat untuk menenangkannya."
"Oh...Lebih cepat, Sayang...Lebih cepat lagi! Begitu...terus siksa dia...mmm..." Reaksi Su Nanfeng jelas menunjukkan kepuasannya atas pelayanan wanita itu.
Di bawah akselerasi berulang Wu Yuxuan, pria itu mengerang parau saat puncak Xiao Susu menyemburkan parabola keruh putih.
Wajah Su Nanfeng dipenuhi kepuasan.
"Jangan...jangan tinggalkan aku...jangan!"
"Mama, jangan pergi, jangan tinggalkan aku. Aku akan jadi anak baik, tidak akan menangis..."
Mendengar mimpi Wu Yuxuan, Su Nanfeng segera menyalakan lampu samping tempat tidur. Bahkan dalam mimpi, dia masih bisa melihat ketakutan di wajahnya yang berkeringat dan tubuh menggigil yang meringkuk kencang.
Untuk pertama kalinya Su Nanfeng menyadari tubuh mungilnya saat meringkuk seperti itu...
"Sayang, bangun...Wu Yuxuan!!" Saat wanita itu tak kunjung sadar, jantung Su Nanfeng berdebar kencang. Dia mengguncang bahu Wu Yuxuan dengan kuat: "Wu Yuxuan, cepat bangun!"
Wu Yuxuan membuka matanya dengan kasar, ketakutan di matanya belum hilang, menatapnya dengan bengong, "Kau tidak tidur tengah malam dan bertingkah neurotik apa."
Su Nanfeng "..."
Kekecewaan Su Nanfeng hanya bertahan beberapa detik, tapi ia mendeteksi rahasia yang sengaja disembunyikan Wu Yuxuan, ia bertanya: "Apa yang kau mimpikan?"
Pertanyaan mendadak Su Nanfeng membuat jantungnya berdebar kencang. Awalnya ia ingin bersikap biasa-biasa saja untuk menyembunyikan adegan mengerikan dari mimpi buruknya, tapi tetap saja ia ditanya. Dia berpura-pura tenang, mengusap keringat di dahinya yang ternyata dingin menggigil. Matanya terpaku pada keringat di telapak tangan, "Tidak ada. Bermimpi tentang Nenek sebelum operasi, mengira dia akan meninggalkanku."
Wajah Su Nanfeng langsung memucat. Jika pendengarannya tidak salah, tadi Wu Yuxuan jelas-jelas memanggil "Ibu" dalam mimpinya, bagaimana bisa tiba-tiba berubah menjadi Nenek? Jelas sekali, dia sengaja menyembunyikan sesuatu.
"Aku ke toilet dulu. Kau tidurlah."
Tubuh Wu Yuxuan yang baru saja bangun ditahan dengan paksa oleh Su Nanfeng. Matanya menatapnya tajam... menatap...
Menatap wajahnya yang berpura-pura tenang, sepasang mata yang menyimpan terlalu banyak rahasia. Tiba-tiba ia berhasrat untuk melihat ke dalam hatinya melalui matanya, menyelami jiwanya untuk mengungkap kebenaran yang mati-matian disembunyikannya, memahami kegelisahannya, dan menghapus lukanya.
