Bab 120 Kita Tidak Mungkin Bersatu
Pelayan yang melamun itu segera ingat tugasnya, tersenyum sopan dan bertanya lembut: "Young Master Su, ada yang bisa saya bantu?"
Su Nanfeng berkata: "Bungkus semua koleksi terbaru di toko ini."
Wu Yuxuan menarik lengan Su Nanfeng, "Jangan, aku harus mencoba dulu. Bagaimana kalau tidak pas? Nanti uangnya terbuang percuma."
Pakaian di sini sangat mahal. Su Nanfeng tidak masalah, tapi Wu Yuxuan merasa sayang.
Melihat keteguhan Wu Yuxuan, Su Nanfeng mengalah. "Baik, ikuti keinginanmu. Cobalah."
Begitu Su Nanfeng selesai bicara, pelawan memandang Wu Yuxuan. Matanya menyoroti wanita ini sambil hati mulai bertanya-tanya - ini bukan Gu Jingwei? Tapi urusan pribadi Young Master Su bukan ranahnya. Dengan senyum profesional, pelayan berkata: "Nona, silakan ikuti saya."
Setelah memastikan ukuran baju Wu Yuxuan, pelayan segera mengambil beberapa gaun mahal. Sambil menggantungkannya di ruang ganti, ia terus memuji: "Nona memang cantik luar biasa, pantas Young Master Su mau menemani belanja."
Wu Yuxuan hanya tersenyum tipis terhadap pujian pelayan toko, sopan namun menjaga jarak, "Kamu keluar dulu, aku akan melakukannya sendiri."
"Baik, nona. Jika memerlukan bantuan apapun, silakan panggil saya kapan saja."
"Hmm." Bai Ran menjawab dengan nada datar.
Wu Yuxuan mencoba satu per satu pakaian. Karena pakaiannya terlalu mahal, dia khawatir merusaknya saat mencoba, setiap kali berhati-hati sehingga menghabiskan banyak waktu. Baru saja dia mengenakan sebuah gaun dan hendak keluar dari ruang ganti untuk melihat efeknya, tangan masih di gagang pintu, tiba-tiba mendengar percakapan di luar:
Pelayan A: "Astaga, benar Young Master Su datang?!"
Pelayan B: "Benar! Ini Young Master Su. Biasanya cuma bisa lihat di TV, ternyata aslinya lebih tampan. Aduh, hati perempuanku berdebar..."
Pelayan A: "Jangan lebay. Young Master Su sudah punya tunangan, putri Keluarga Gu - Gu Jingwei, pertunangan sejak kecil."
Pelayan B: "Lalu kenapa? Jadi selingkuhan Young Master Su juga enak. Lihat, di toko kita ada satu tadi ikut Young Master Su. Mukanya bahkan tidak secantik aku, tetap bisa mendampinginya. Dengan kecantikanku pasti layak."
Pelayan A: "Hati-hati. Dia ada di ruang ganti, jangan sampai dengar."
Pelayan B: "Dengar pun tak apa! Aku tidak takut. Cuma pelakor yang menyelak antara Young Master Su dan Gu Jingwei. Berani berbuat tapi tidak mau dibilangin?"
......
Wu Yuxuan mendengar dengan senyuman sinis di bibirnya. Meski komentar para karyawan toko itu kasar, bukankah itu kenyataan? Hubungannya dengan Su Nanfeng memang bukan pasangan normal – dia hanyalah pelakor yang merusak hubungan orang.
Ha...
Tiba-tiba, obrolan dua karyawan di luar ruang ganti terhenti. Yang menggantikannya adalah suara menggelegar Su Nanfeng, "Kalian segera pergi dari sini!!"
Suara Su Nanfeng yang meledak tiba-tiba membuat Wu Yuxuan di dalam ruang ganti terkejut. Sebelum sempat bereaksi, pintu ruang ganti terbuka kasar. Wajah muram pria itu muncul di hadapannya, membuatnya gemetar ketakutan.
Su Nanfeng menyipitkan matanya, "Kau bodoh ya? Diam saja mendengar mereka menghinamu!"
"Lalu harus bagaimana? Aku harus berdebat atau berkelahi?"
Su Nanfeng tertegun. Kekakuan gadis ini yang enggan bergantung padanya membuatnya geram. Bagaimana mungkin wanita miliknya diperlakukan seperti ini? Setelah jeda, ia berkata tegas, "Aku akan membatalkan pertunanganku dengan Gu Jingwei."
Pernyataan Su Nanfeng membuat Wu Yuxuan membeku. Mulutnya terbuka tapi tak keluar kata. Pikirannya bergejolak – bagaimana reaksi Keluarga Gu jika tahu pertunangan dibatalkan karena dirinya? Jangan-jangan mereka akan membocorkan rahasia ibunya akibat malu dan marah.
"Tidak boleh, dia tidak boleh membiarkan reputasi ibu sedikit pun ternoda!"
Wu Yuxuan buru-buru menarik lengan Su Nanfeng, "Su Nanfeng, jangan gegabah."
"Berikan aku satu alasan!"
"Aku..." Alasan yang diminta Su Nanfeng sama sekali tidak bisa diberikan Wu Yuxuan, dan mustahil untuk diberi. Rahasia ini harus tetap terkubur selamanya di perutnya, dia pasti tidak boleh membiarkannya terungkap. Bibirnya bergetar saat berkata: "Kamu dan Gu Jingwei cocok sekali, seperti dewa-dewi jade."
Seketika, tubuh Su Nanfeng menyusup masuk. Dengan gerakannya yang mendesak itu, ruang ganti pakaian tiba-tiba terasa sempit.
Su Nanfeng mengurung tubuh mungilnya di antara lengan dan dinding, "Di hatimu, aku sama sekali tidak berarti ya?"
"Ini terlalu tidak nyata, kita tidak mungkin." Wu Yuxuan jujur mengaku. Bahkan tanpa urusan Keluarga Gu pun, dia dan Su Nanfeng bagai dua dunia yang berbeda. Dia sama sekali tidak pantas dengan pria hebat seperti dia. Takdirnya hanyalah debu di angkasa, lenyap pun tak ada yang peduli.
"Bodoh!" Su Nanfeng terdengar antara kesal dan iba. Entah mengapa, tiba-tiba dia merasa gadis keras kepala di hadapannya ini begitu rapuh. Begitu rapuhnya hingga ingin dia lindungi sepenuh hati. Melihat sikap malu-malu dan lemah lembutnya, rasa sayang membanjiri hatinya. Tangannya merangkul erat tubuh gadis itu: "Gadis baik, apapun yang terjadi, aku selalu ada di sisimu. Percayalah padaku."
Janji yang diberikan Su Nanfeng terlalu berat, Wu Yuxuan tidak sanggup memikulnya. Dia perlahan mendorongnya menjauh, benar-benar tak bisa terus terbuai dalam kelembutannya. Kelembutannya bagai racun yang akan menjerumuskannya ke jurang kehancuran.
"Su Nanfeng, jangan ucapkan kata-kata seperti ini lagi, sungguh...mmph..."
Kalimat penolakan Wu Yuxuan tersumbat oleh ciuman Su Nanfeng. Ia tak ingin mendengar penolakan apapun dari bibirnya, itu akan membuatnya gila dan hati remuk. Hanya bisa menyegelnya dengan ciuman.
Karena bibir mungil Wu Yuxuan terbuka saat berbicara, Su Nanfeng dengan mudah menyelipkan lidah hangatnya untuk menjerat lidah kecilnya. Tangan kiri merangkul pinggang rampingnya, tangan kanan meraba turun sepanjang punggung halusnya, lalu menekan lekuk pantat elastis sambil memijat dan meremas.
"Mmmph... Su Nanfeng, kau gila! Ini di ruang ganti!..."
"Bukankah lebih seru?"
"Bukan... Bukannya kau bilang nanti malam? Ini siang hari! Mmmph..." Wu Yuxuan ingin menolak, tapi semua kata penolakannya tenggelam dalam ciuman dan belaian penuh gairahnya.
Su Nanfeng menyantap bibir cherry-nya, menghisap lidah harumnya yang lembut dengan penuh kenikmatan. Semakin ia mengecap, semakin terasa lapar dan haus. Tangannya menemukan kepala ritsleting dengan tepat, menariknya ke bawah. Pakaian melorot ke dada, lembah antara payudaranya dalam dan menggoda. Tangannya menarik bra dengan lembut, menelanjangi bagian dalamnya hingga pinggang.
