Bab 124 Menghabisi Anda Lagi
Perasaan Wu Yuxuan terhadap Xu Yu sangat misterius, dia tidak bisa memahami pria itu. Oleh karena itu, alamat yang diberikannya ke supir bukan alamat langsung ke vila Su Nanfeng. Setelah tiba di tujuan, dia berpindah beberapa kali bus. Meski mengira ini adalah perencanaan anti-penyelidikan yang sempurna, ternyata tetap terpantau oleh Xu Yu.
Beberapa kali transit membuat Wu Yuxuan baru tiba di vila sekitar pukul sembilan malam. Begitu kakinya menginjak halaman vila, dia langsung merasakan kemarahan Su Nanfeng.
Wu Yuxuan berdiri ragu-ragu di depan pintu ruang dalam, mencoba menghidupkan ponselnya untuk menelepon Su Nanfeng. Panggilan langsung diangkat, "Wu Yuxuan, wanita tak tahu terima kasih! Kau mati di mana?!!"
Hah!! Astaga... Dia benar-benar mengerikan!!
Wu Yuxuan menjawab sambil tersenyum: "Aku di rumah, sudah pulang."
"Diam di situ! Jangan berani-berari pergi lagi. Kalau masih kabur, kupatahkan kakimu!"
Kemudian, suara tut... tut... tut...
Wu Yuxuan membeku. Apa? Su Nanfeng tidak ada di rumah?!
Lalu kemarahan yang kurasakan tadi...? Jelas, ini berlebihan karena imajinasinya sendiri.
Saat masuk ke ruang dalam, Wu Yuxuan sengaja memanggil nama Su Nanfeng beberapa kali. Baru setelah yakin pria itu benar-benar tidak ada, dia menghela napas lega. Bahaya sekali!
Saat hembusan napas baru saja keluar, hatinya kembali jatuh ke dasar jurang. Dari pembicaraan telepon tadi, Su Nanfeng benar-benar marah... Wu Yuxuan tak mengerti bagaimana bisa ada begitu banyak amarah. Temperamennya terlalu mudah meledak.
Wu Yuxuan sadar telah membuat Su Nanfeng marah. Dengan sifat dinginnya, pasti akan menghukumnya berat saat kembali. Untuk membuat hidupnya lebih nyaman, dia harus merayunya.
Wu Yuxuan segera berlari ke dapur dan mengikat celemek. Memasak adalah cara terbaik untuk menenangkan suasana hati, pikirnya.
Tak lama setelah tiga lauk sederhana dan semangkuk sup terhidang, deruman mobil terdengar dari halaman. Dadanya berdebar kencang. Sebelum rasa takutnya reda, Su Nanfeng yang bermuka masam sudah muncul di ambang pintu ruang makan. Beberapa langkah maju, lengannya merengkuh tubuh Wu Yuxuan.
Wu Yuxuan membeku. Ini... ini tidak masuk akal! Bukannya seharusnya ada adegan teriakan? Kok jadi seperti drama Korea?
Sampai saat ini, barulah Su Nanfeng merasa tenang ketika si wanita kecil ini benar-benar bersembunyi dalam pelukannya, barulah ia yakin bahwa dia tidak menghilang... Wanita tak berhati ini mana mengerti apa yang telah ia alami selama beberapa jam kehilangan kontaknya, hampir membalikkan seluruh kota Hai Shi untuk mencarinya. Saat menerima telepon darinya, hati yang gundahnya baru tenang. Takut dia menghilang lagi, nyaris menyetir mobil secepat pesawat hanya untuk melihat sosoknya sedetik lebih cepat, memastikan dia kembali tanpa cedera sedikitpun.
Hingga kini, Wu Yuxuan masih merasa gelisah. Ia tak paham pola pikir Su Nanfeng yang tak terduga. Merayap keluar dari pelukan pria itu, bibirnya gemetar bertanya: "Aku sudah masak, mau makan?"
"Makan."
Apa? Wu Yuxuan merasa hampir gila dibuat Su Nanfeng. Taktik apa lagi ini? Jawabannya justru tenang sekali, bahkan terdengar senang. Dengan kecerdasan terbatasnya, ia tak bisa mengikuti imajinasi liar pria ini... Benar-benar semakin tak bisa memahaminya.
Selama makan, Su Nanfeng diam membisu tanpa sepatah kata. Sementara pikirannya berputar liar: "Ini pasti Su Nanfeng palsu yang duduk di hadapanku..."
Wu Yuxuan membayangkan puluhan ribu cara Su Nanfeng akan menghajarnya. Setiap cara bisa langsung merenggut nyawanya... Kenapa belum juga bertindak? Hanya satu alasan: Ia lapar, baru akan menghukumnya setelah kenyang!
Wu Yuxuan gemetar ketakutan...
Wu Yuxuan menyelesaikan makanannya dengan jantung berdebar-debar. Setelah selesai, dia membereskan piring dan dapur. Ketika masuk ke ruang tamu, dia melihat Su Nanfeng sedang duduk di sofa menonton berita. Kakinya berputar-putar di tempat selama beberapa saat sebelum memutuskan untuk tidak mendekat, takut menerima "cedera" yang tidak perlu.
Wu Yuxuan berlari cepat ke lantai atas dan mengunci pintu kamar. Di lemari pakaian, dia menemukan berbagai pakaian dalam seksi yang dibeli Su Nanfeng di toko tadi. Dengan gemetar, dia mengeluarkan satu per satu: perawat, pembantu, kelinci betina, polisi, pramugari, siswa... Semua profesi ada di sini. Tubuhnya menggigil kaget.
Apakah ini ingin membuatku mati...
Wu Yuxuan menggigit giginya. Bertaruh!
Dia melepas baju dan memakai pakaian dalam yang terlihat paling pantas. Ya Tuhan...! Ini pakaian dalam? Hanya beberapa helai kain... Hiks...
Setelah berpakaian, Wu Yuxuan memanggilnya dari sudut tangga. Su Nanfeng mematikan TV dan mendekat. Dari balik pintu kamar, dia mendengarkan langkah kaki pria itu menaiki tangga - satu langkah... dua langkah... tiga langkah... Setiap langkahnya seperti menginjak jantungnya. Jantungnya berdetak kencang mengikuti irama langkah: satu ketukan... dua ketukan... tiga ketukan...
Tubuh tinggi Su Nanfeng muncul di ambang pintu. Wu Yuxuan menarik napas dalam-dalam, lalu memeluknya dari belakang. "Su Nanfeng, aku salah. Jangan marah, ya? Aku tidak akan berani lagi next time, sungguh! Aku bersumpah!"
Pada saat Wu Yuxuan tiba-tiba memeluknya, Su Nanfeng sempat bingung. Namun setelah mendengar pengakuan dirinya, ia langsung memahami maksud sang gadis. Rupanya dia mengira pria ini sedang marah dan berusaha mengambil hati. Meski pelukan spontannya mengandung unsur pamrih, Su Nanfeng tetap menikmati kehangatan ini...
Su Nanfeng memutuskan untuk menggoda, "Bagaimana jika mengulangi kesalahan lagi?"
"Aku... Jika aku mengulanginya lagi, biarlah petir membelah tubuhku, aku... aku..." Ucapan sumpah Wu Yuxuan terpotong ketika Su Nanfeng tiba-tiba berbalik dan menutup mulutnya. Sekalipun dia benar-benar bersalah lagi, pria ini tetap bisa memaafkan, tapi tak ingin mendengar sumpah serapah yang kejam.
Su Nanfeng mengira permohonan maaf Wu Yuxuan hanya berupa pelukan. Namun saat berbalik, pemandangan yang terpampang membuat napasnya tersengal. Gadis kecil itu kini mengenakan lingerie jala transparan. Hanya sepotong kain segitiga yang menutupi area intimnya. Seluruh lekuk tubuhnya yang mempesona terbuka lebar, membakar pupil matanya. Darahnya berdesir deras mengalir ke satu titik.
Xiao Susu mulai menunjukkan gelagat.
Sorot mata Su Nanfeng menjadi gelap, "Gadis baik, kamu mulai nakal ya!"
Wu Yuxuan mengedipkan mata polosnya, "Kapan?"
Diam-diam dia khawatir Su Nanfeng akan menghukumnya. "Lagipula... kalau pun jadi nakal," bisiknya sambil menunduk, "semua gara-gara ajaranmu."
Su Nanfeng mengangkat Wu Yuxuan dan melemparkannya ke tempat tidur besar yang empuk, mengangkat sudut bibirnya mendekatinya. "Pelajarannya belum tuntas, aku akan lanjutkan pengajaran!!"
Wu Yuxuan tiba-tiba mencium aroma bahaya, tangannya mendorong tubuhnya. "Su Nanfeng, minggir!"
Su Nanfeng tersenyum. "Ini sesuai keinginanmu."
Nadanya genit, tangannya meraba-raba tubuhnya. Kelembutan di bawah telapak tangan membuatnya enggan melepas. Melihat ekspresi malu sang kekasih di bawahnya, ia hanya ingin meremasnya ke dalam pelukan, menyatu dalam raganya.
