Bab 129 Dia Mirip Jing'an
Xu Yu tersenyum permintaan maaf ke orang di kanan kirinya, kemudian menyelinap pergi menuju arah Wu Yuxuan. Langkahnya mantap, membuat jantungnya berdebar kencang.
Dalam kebingungan Wu Yuxuan, Xu Yu tiba-tiba sudah berada di depannya. "Tak menyangka bisa bertemu di sini, sungguh kehormatan."
Melihat sikap resmi Xu Yu, Wu Yuxuan tersenyum kaku. Dalam hati menggerutu: Ngobrol dengan paman berumur kayak gini benar-benar canggung, gaya pejabat lama begini gimana mau diajak bicara... Cuma bisa nyambut dengan senyuman, "Iya, saya juga tak menyangka."
Diam-diam mengamati Xu Yu, Wu Yuxuan harus mengakui ini pria dengan penampilan sangat proporsional. Garis rahang sempurna, fitur wajah tegas yang jelas, terutama aura kedewasaan dan keseriusan yang memancar dari seluruh tubuhnya benar-benar memikat.
"Sendirian?"
Tiba-tiba, suara Xu Yu terdengar, membuat Wu Yuxuan yang sedang asyik terkejut. Dia tersenyum kaku dan mengangguk terus, "Benar, benar, sendirian."
"Saya juga sendirian."
“...”
Jadi... hari ini benar-benar tidak bisa diajak ngobrol?
Wu Yuxuan memaksa memecahkan kebekuan sambil tersenyum, "Ternyata Anda tertarik di bidang pernikahan, saya kira Anda hanya dokter yang mengabdikan diri."
"Saya juga mengira Anda hanya pejalan kaki yang suka menolong."
“...”
Wu Yuxuan semakin yakin, percakapan hari ini... benar-benar tidak bisa dilanjutkan.
Wu Yuxuan sedang sangat canggung ketika Xu Yu justru menunjukkan ketertarikan besar padanya. Saat melihat kemiripannya dengan Jing An, dia menyuruh orang menyelidiki data pribadinya. Data menunjukkan orangtuanya telah meninggal, tinggal bersama nenek. Informasi lainnya sangat minim, terlalu sederhana hingga justru memberinya perasaan aneh - seolah data itu sengaja disembunyikan agar eksistensinya tidak diketahui dunia.
Jika bukan karena melihat Wu Yuxuan, Xu Yu hampir yakin Gu Jingwei adalah orang yang dicarinya. Kini hatinya dipenuhi tanda tanya besar. Mungkin masih ada kebenaran yang belum terungkap setelah lebih dari 20 tahun peristiwa itu terjadi.
Harus diselidiki lebih lanjut!
Xu Yu berkata, "Kebetulan saya punya teman ahli di bidang pernikahan. Apa Anda tertarik berkenalan?"
"Tertarik, tertarik!"
Xu Yu tersenyum melihat reaksi manisnya, senyumannya sangat mirip dengan Jing An, sama-sama lembut dan hangat... Ia menyadari dirinya mulai linglung, terus mengingatkan dalam hati, dia bukan Jing An, dia bukan Jing An... Jing An yang dicintainya telah... Xu Yu kembali tersenyum untuk menyembunyikan kesepiannya, "Gadis, ikut aku."
Wu Yuxuan tidak terlalu terkejut dengan panggilan "gadis" dari Xu Yu, mengingat usia Xu Yu lebih tua lebih dari 12 tahun darinya. Secara usia seharusnya dia memanggilnya paman. Yang mengejutkannya adalah nada akrab saat dia menyebut "gadis", seolah benar-benar panggilan sayang paman kepada keponakan perempuan...
Wu Yuxuan menggelengkan kepala mengusir pikiran aneh yang tiba-tiba muncul, melangkah mengikuti di belakangnya. Xu Yu menembus kerumunan orang dan membawanya ke area keramaian lain.
Pandangan Wu Yuxuan menerobos bahu Xu Yu melihat banyak orang di area keramaian sedang berbincang akrab dengan seorang wanita di tengah, sebenarnya lebih tepat disebut meminta nasihat.
Wu Yuxuan mengernyitkan dahi berusaha melihat jelas wanita itu. Ya ampun... Bukankah itu An Yan? Desainer gaun pengantin wanita pertama dari Tiongkok yang terkenal di dunia!
Semua karya desain gaun pengantin An Yan memadukan unsur Tiongkok dan Barat, menciptakan tabrakan ajaib antara elemen budaya kuno dan mode Barat, sangat digemari masyarakat.
“Xu Yu melambai ke An Yan dari pinggir kerumunan orang. An Yan menyadarinya dan menyambut dengan senyum, "Yu Ge."”
An Yan mengenakan gaun warna krem-abu, berdiri di samping Xu Yu dengan wajah ceria bak gadis 18 tahun. Pinggangnya ramping, fitur wajahnya mencolok, namun memancarkan kematangan yang tak biasa bagi usianya. Setiap gerak-geriknya memancarkan pesan sensual yang memesona.
“A Yan, ini ada gadis muda yang sangat tertarik di bidang pernikahan. Bimbinglah dia.”
An Yan terkejut oleh sikap Xu Yu. Sejak kecil mereka tumbuh bersama, pria ini tak pernah segigih ini kecuali untuk urusan Jing An. Kini tiba-tiba membawa seorang gadis. Rasa ingin tahunya muncul, “Boleh, perkenalkan.”
“Gadis... gadis...” Xu Yu menengok ke kiri-kanan mencari Wu Yuxuan. Saat menoleh, ternyata gadis itu bersembunyi di belakangnya. Kelakuannya yang nakal ini persis Jing An... Dia selalu membandingkan gadis ini dengan Jing An di berbagai hal, semakin dibanding semakin mirip...
Xu Yu menarik lengan kecil Wu Yuxuan ke depan An Yan, “Ini gadis kecil yang tidak bisa diam. Agak bandel, tolong bimbing dia baik-baik.”
Pandangan An Yan tertuju pada wajah Wu Yuxuan. Seketika tubuhnya gemetar seperti melihat hantu, “Jing... Jing... Jing... An?!!”
“Tidak, tidak, aku bukan Jing An!” Wu Yuxuan menggelengkan tangan berkali-kali, “Aku hanya mirip dengan teman kalian Jing An, tapi aku adalah Wu Yuxuan.”
Ekspresi panik An Yan sedikit mereda setelah mendengar perkataan Wu Yuxuan. Matanya mulai mengamati gadis itu dengan saksama. Mirip, sungguh terlalu mirip... Mirip sampai membuatnya mengira Jing An hidup kembali. Saat pikiran itu muncul, akhirnya dia mengerti mengapa gadis kecil ini begitu diperhatikan Xu Yu - ternyata masih karena Jing An, tetap karena Jing An!!
Mengapa, mengapa semua ini harus terjadi!!
Semasa Jing An hidup, seluruh perhatian Xu Yu tercurah padanya. Semua hal yang tidak terkait Jing An tak pernah disentuhnya. Bertahun-tahun setelah kematiannya, hatinya tetap membeku dalam duka. Kini ketika hatinya mulai mencair karena gadis lain, itu pun karena wajah yang mirip.
Apakah... Jing An benar-benar tak bisa dilupakan?
Tapi Xu Yu, tahukah kau? Selama bertahun-tahun kau merindukan Jing An, aku terus menantimu...
“An Yan memikirkan perasaannya yang hingga kini belum mendapat respons dari Xu Yu, tak bisa tidak mengejek diri sendiri. Apa arti perasaannya? Apakah begitu tidak berharga hingga tak mampu membangkitkan rasa sayangnya? Mereka tumbuh besar bersama sejak kecil sebagai teman masa kecil. Saat pertama kali jatuh cinta, dia sudah membayangkan suatu hari bisa menjadi pengantinnya. Dia terus memeluk mimpi indah ini, menunggu saat mimpi itu menjadi kenyataan. Tapi kehadiran Jing An menghancurkan mimpinya. Bahkan setelah Jing An menikah dengan pria lain, hidup dan mati bersama lelaki lain, dia tetap tak bisa melupakannya. Apakah dirinya begitu buruk? Bahkan tak bisa menyaingi orang yang sudah mati!!”
An Yan tersenyum tipis menutupi kesedihan hatinya, menatap Wu Yuxuan. "Kamu bilang namamu siapa? Wu Yuxuan ya? Halo, saya An Yan."
