Bab 144 Kau yang pinter sebaiknya minggat sendiri
Kecil manis ini, tak disangka skill merayu prianya luar biasa. Su Nanfeng tak kuasa menahan, gairahnya langsung berkobar.
"Kalau tak mau bicara, aku pergi." Wu Yuxuan berpura-pura hendak pergi.
"Jangan... Aku mau!" Nafas tersengal Su Nanfeng bergema di telinganya. Yang selalu ia dambakan adalah inisiatif darinya. Meski tak paham kenapa hari ini dia berubah drastis, apapun alasannya, selama dia yang memulai, sekalipun harus hancur lebur tak masalah.
Mati di bawah peoni, jadi hantu pun tetap gagah! Asal dia yang memulai, mati pun tak apa!
"Tangan Wu Yuxuan terus merayap ke bawah, berkeliaran di sekitar perut bagian bawahnya yang keras. Su Nanfeng hanya merasakan kepalanya mendadak pusing, tak tahan mengeluarkan erangan. Senyum rumit mengambang di bibirnya, matanya menyala penuh minat menatap sang gadis. Bibirnya mendekati cuping telinganya, berbisik mesra: 'Sayang, kau mau main api?'"
Wu Yuxuan menantang balik tatapan Su Nanfeng, tangan terus mengelusnya tanpa henti. "Aku tidak main api, aku main denganmu. Tidak mau menemani?"
"Kau benar-benar berani... Tapi, aku suka..." Su Nanfeng berbisik di telinga Wu Yuxuan, "Kali ini, kau yang memulai. Mau aku?"
Wu Yuxuan tersenyum genit, memicingkan mata sedikit. "Aku mau di atas."
Su Nanfeng hampir tak bisa menahan gejolak nafsunya melihat penampilannya, terutama sorot mata berkabut yang memancarkan aura erotis. "Seperti keinginanmu, aku pasti tidak melawan. Oh, kau... kau benar-benar pandai bermain..."
Rupanya, tangan Wu Yuxuan telah meraih Xiao Susu. Meski masih terhalang celana, Su Nanfeng bisa merasakan kelembutan dan kehangatan genggamannya, membuatnya terengah-engah. Api nafsu dalam tubuhnya benar-benar tersulut.
Wu Yuxuan cepat-cepat melepas ikat pinggang Su Nanfeng, menurunkan celananya hingga pergelangan kaki. Ia menyambar dasi dan mengikat pergelangan tangannya. Su Nanfeng tersenyum lebih dalam, "Sayang, yakin mau main sebesar ini?"
"Tentu!"
Suara lembut Wu Yuxuan penuh bujukan, menggoyahkan hatinya hingga ia membayangkan adegan di mana wanita itu menggeliat gila di atas tubuhnya menuntut kenikmatan, pemandangan yang begitu memabukkan.
Senyum kembali mengembang di bibir Su Nanfeng. Andai bukan karena menunggu inisiatifnya, pasti ia sudah tak tahan menerkamnya...
Setelah memastikan tangan kaki Su Nanfeng tak bisa bergerak bebas, Wu Yuxuan tersenyum licik. Dengan lincah ia melompat dari tubuhnya, mengambil ponsel dan meng-klik untuk menyimpan foto penampilan memalukannya. Untuk mengantisipasi perampasan ponsel setelah ia bebas, foto-foto itu juga diunggah ke cloud storage.
Su Nanfeng yang sadar mengumpat, "Sialan! Aku tahu si kecil manis ini takkan membiarkanku mudah! Tak disangka aku dijebaknya!"
Kecil manis, kau tunggu saja!!
Celana yang tersingset membelit kaki Su Nanfeng, sementara tangannya terikat. Sebelum ia mendekat, si wanita licik itu sudah kabur keluar sambil melambai provokatif, "Dadaah!"
Wu Yuxuan yang sudah sampai di bawah masih mendengar teriakan Su Nanfeng dari kamar atas: "Wanita gila, kembalilah! Kalau tidak, kau akan menyesal!"
Wu Yuxuan langsung pergi ke halte bus setelah keluar dari villa Su Nanfeng. Desain sketsa gaun pengantin yang sebelumnya dia pikirkan, atas saran An Yan, telah diputuskan sebagai karya final untuk kompetisi. Sekarang dia perlu mendesain karya baru untuk dikirim ke perusahaan sebagai karya babak penyisihan.
Sebuah mobil menghampiri Wu Yuxuan dari depan dan berhenti di pinggir halte. Jendela mobil terbuka, memperlihatkan wajah cantik berkacamata hitam - tak lain adalah Ma Jiajia.
Ma Jiajia membuka pintu mobil dan turun dengan sikap penuh amarah, berdiri di samping Wu Yuxuan.
Sebagai model, meskipun Wu Yuxuan berdiri di halte yang lebih tinggi satu anak tangga, tinggi badannya tetap kalah dibanding Ma Jiajia. Di depan Ma Jiajia, dia bagai kurcaci di samping Yao Ming, yang tidak kalah hanya sikap percaya dirinya.
Ma Jiajia dengan riasan tebal menatap tajam Wu Yuxuan, "Aku benar-benar tak mengerti apa yang Young Master Su lihat dari dirimu. Tak punya uang, tak punya koneksi, wajah pun biasa-biasa saja. Kampungan!"
Kata "kampungan" terakhir Ma Jiajia dipenuhi kebencian mendalam. Baik pendidikan, latar belakang keluarga, maupun postur tubuh - tak ada yang kalah dari wanita rendahan ini. Tapi Young Master Su tak mau melihat keberadaannya, semua karena si wanita licik ini yang merayunya! Semakin dipikir, semakin gemas ingin mencekik wanita di depannya ini.
Wu Yuxuan sama sekali mengabaikan makian Ma Jiajia. Dia sangat paham bahwa kebencian Ma Jiajia padanya semata-mata karena Su Nanfeng. Namun meskipun dia tidak ada di sisi Su Nanfeng, Ma Jiajia tetap takkan bisa menjadi wanita pujaannya!
Dengan selera yang sangat pilih-pilih seperti itu, dia pasti tidak akan tertarik pada Ma Jiajia!
Namun, karena Ma Jiajia berulang kali mencari masalah dengannya, dia pun berniat membalasnya. Dengan senyum santai sambil memegang pinggang, dia berkata: "Ma Jiajia, bukan aku tidak mau menemanimu ngobrol dan minum teh, tapi Young Master Su tadi terlalu kasar. Hampir saja tulang pinggangku patah! Sekarang setiap berdiri sedetik pun rasanya sakit semua. Aduh... sakit sekali!"
Bayangan wanita murahan ini bersenang-senang di bawah tubuh Su Nanfeng langsung membuat Ma Jiajia gemertak. Dengan jari gemetar menuding Wu Yuxuan, "Kau tak tahu malu! Kau... kau ini pelacur!!"
Wu Yuxuan mengangkat bahu, tetap tak bermalu: "Apa boleh buat? Young Master Su justru suka kalau aku genit. Semakin genit aku, semakin dia tergila-gila. Terus memujiku, 'Sayang, kamu hebat... hebat sekali!'"
Bahkan wanita berpengalaman seperti Ma Jiajia pun memerah mendengar deskripsi vulgar itu. Menginjak-injak kaki dengan malu dan marah: "Wu Yuxuan! Jangan lanjutkan! Jangan kau lanjutkan! Kau tak mau muka, aku masih mau!!"
Ma Jiajia panik melihat ke kiri dan kanan. Di halte bus yang ramai ini, Wu Yuxuan bahkan berani berbicara begitu keras seolah tak takut orang lain mendengar.
Sebagai figur publik, Ma Jiajia harus menjaga image di depan umum. Dirundung kata-kata memalukan Wu Yuxuan, semangatnya langsung melemah sepertiga. Untuk menghindari kerumunan orang, ia menurunkan volume suara: "Wu Yuxuan, kuperingatkan kau! Young Master Su milikku. Lebih baik kau minggat sebelum kupaksa!"
"Tidak bisa. Young Master Su tak bisa lepas dariku sedetik pun. Tanpa teman tidur di malam hari, dia kesepian, hampa, dan dingin!" Wu Yuxuan sengaja memprovokasi dengan kata-kata vulgar demi mengesalkan Ma Jiajia. Ternyata mengganggunya cukup menyenangkan.
Sorot mata penuh kecemburuan Ma Jiaja menatap tajam perempuan tak tahu malu di depannya. Kilau keanggunan feminin di balik tatapan itu jelas bekas kasih sayang berlimpah dari pria. Ia iri dengan segala yang dimiliki Wu Yuxuan, termasuk perhatian Su Nanfeng yang tak bisa diraihnya meski sudah berusaha keras.
