Bab 147 Ternyata Ma Jiajia
Wu Yuxuan merasakan ketakutan yang belum pernah dialaminya sebelumnya, bagai gelombang pasang yang menyergapnya. Dia tak bisa berteriak maupun melawan, sepenuhnya tak berdaya bagai "daging di atas talenan".
Pria itu menyeret tubuh Wu Yuxuan keluar melalui pintu belakang, diam-diam membawanya ke gang kecil sepi. Setelah didorong masuk mobil yang berguncang lama di jalan, akhirnya mereka tiba di tempat tersembunyi. Dengan kasar pria itu melemparkannya ke dalam ruang VIP yang pintunya terbuka!
Tubuhnya terhempas keras ke lantai. Wu Yuxuan hanya merasakan sakit di sekujur tubuh. Kesadarannya yang sempat menghilang perlahan pulih. Jika tak salah lihat, pria itu telah membawanya ke tempat yang mirip bar.
Dengan kepala masih berkunang-kunang, Wu Yuxuan berusaha bangkit. Jendela dan pintu ruang VIP tertutup rapat, menghalangi cahaya luar. Tapi suara-suara samar dari luar masih bisa terdengar.
“Tiba-tiba, pintu bilik VIP terbuka kembali, cahaya dari luar langsung menyinari mata Wu Yuxuan, hampir membutakannya. Dengan gerakan tak nyaman, dia memalingkan wajah. Seketika, terdengar tawa jahat: "Wu Yuxuan, tak kusangka kan? Bukannya kau hebat? Tapi akhirnya jatuh juga di tanganku!"
“Ma Jiajia?!”
Wu Yuxuan menyipitkan mata menahan silau. Di pusat sumber cahaya itu, berdiri Ma Jiajia dengan wajah penuh kesombongan dan kemenangan, diikuti dua lelaki berotot setinggi 180cm yang terlihat seperti bodyguard terlatih.
Setelah memastikan itu Ma Jiajia, Wu Yuxuan langsung paham maksud semua ini. Rupanya ini semua ditujukan padanya. "Ma Jiajia, kau neurotik apa? Lepaskan aku sekarang!"
Bum! Pintu bilik tertutup rapat. Tanpa cahaya, ruangan kembali gelap seperti semula.
Bunyi sepatu hak Ma Jiajia yang menghentak lantai keramik terdengar oleh Wu Yuxuan bagai dentang lonceng kematian dari neraka.
Ma Jiajia berjongkok di depan Wu Yuxuan, mencengkeram rahangnya dengan kasar. "Wu Yuxuan, kira-kira siapa kau? Berani-beraninya memberi perintah di hadapanku!"
Wu Yuxuan menahan rasa sakit yang datang dari dagunya, menatap lurus ke Ma Jiajia, berkata: "Ma Jiajia, kau benar-benar tak tahu malu! Demi bisa naik ke ranjang Su Nanfeng, kau berusaha segalanya untuk menjatuhkanku, perempuan jalang!"
Prak!
Tamparan keras Ma Jiajia mendarat di wajah Wu Yuxuan, meninggalkan rasa perih menyengat. Tubuhnya terhuyung jatuh ke samping karena tak mampu menahan kekuatan pukulan itu. Denting sepatu hak tinggi bergema, diikuti rasa dingin menusuk saat bir beku tumpah membasahi tubuhnya. Meski pandangannya buram, ia jelas merasakan Ma Jiajia sengaja menuangkan bir beku itu ke badannya, membuat seluruh tubuhnya menggigil kedinginan.
Melihat Wu Yuxuan yang compang-camping itu, Ma Jiajia tertawa terbahak-bahak penuh kemenangan. "Wu Yuxuan, tak kusangka kau akan sampai seperti ini! Ingat baik-baik hari ini - hari kau masuk neraka tingkat 18! Kau pikir dengan menggoda Su Nanfeng dan main mata dengan Lin Ci, kedua pria itu akan mengelilingimu? Bhs! Memalukan! Akan kulihat sampai kapan kau bisa sombong tanpa perlindungan Su Nanfeng dan Lin Ci!"
Wu Yuxuan menopang tubuhnya dengan tangan di lantai, menatap tajam ekspresi mengerikan Ma Jiajia dalam kegelapan. Matanya yang indah sama sekali tidak menunjukkan ketakutan, berkata dengan tegas: "Ma Jiajia, aku tidak pernah berharap perlindungan dari mereka berdua. Kamu terlalu berkhayal! Bahkan tanpa kehadiranku, mereka tidak mungkin mencintaimu. Perempuan jahat sepertimu tidak pantas mendapatkan cinta pria, apalagi penghormatan!"
Ma Jiajia kembali menghantam wajah Wu Yuxuan dengan tamparan keras, mendengus sinis: "Kira-kira kamu siapa berani menghakimiku?! Pelakor kok berlagak suci! Perempuan mata duitan tanpa moral seperti kamu yang tega main dua kaki, mana mungkin bisa memikat hati Young Master Su? Mereka cuma mempermainkanmu saja! Nanti saat Young Master Su sudah bosan dan membuangmu, lihat saja ada pria berani menerimamu! Tapi memang, kebiasaan jadi pelakor - habis Young Master Su bisa cari pria lain. Toh kamu memang murahan!"
Wu Yuxuan sama sekali tidak terpancing oleh serangan verbal Ma Jiajia, tetap tenang menjawab: "Kamu yakin sedang menggambarku bukan dirimu sendiri? Siapa yang sebenarnya ingin menginjak dua perahu, kita sama-sama tahu!"
Tidak berani bilang yang lain, tapi Wu Yuxuan dari awal hingga akhir hanya bersama Su Nanfeng, dan sama sekali tidak pernah berpikir untuk mendekati Lin Ci. Malahan Ma Jiajia, awalnya ingin naik ke ranjang Su Nanfeng, gagal lalu beralih ke Lin Ci, sekarang ditendang keluar dari ranjang Lin Ci masih berusaha kembali merangkul Su Nanfeng. Benar-benar...membuktikan kebenaran pepatah "tidak punya muka, tak terkalahkan di dunia".
Wu Yuxuan berkata: "Ma Jiajia, meski aku selingkuhan, setidaknya aku berhasil naik ke ranjang Su Nanfeng. Kau bahkan belum menyentuh pinggiran ranjangnya!!"
Masalahnya semakin parah ketika Wu Yuxuan menyebutkan hal ini, membuat Ma Jiajia semakin membenci. Sungguh tidak mengerti selera pria seperti Su Nanfeng ini, mengabaikan dirinya yang bertubuh indah dan berwajah cantik, malah memilih perempuan murahan yang lancang mulut dan tak tahu malu ini.
Dulu demi bisa mendapatkan hati Su Nanfeng, segala cara sudah dicobanya, tapi tak sekalipun berhasil menarik perhatian pria itu. Kemudian beralih ke Lin Dong dan tak sengaja berhasil naik ke ranjang Lin Ci. Awalnya mengira bisa mempertahankan "pohon uang" Lin Er Shao ini dengan aman, tapi ternyata dihancurkan oleh Wu Yuxuan.
Sebenarnya Wu Yuxuan yang memaksa terlalu jauh, kalau tidak dirinya tak akan mengambil langkah berisiko. Tapi sekarang sudah tidak ada jalan mundur, bagaimanapun perempuan murahan ini harus disingkirkan.
Ma Jiajia tersenyum dingin: "Sekarang kau masih bisa banyak bicara. Sebentar lagi, kau tidak akan bisa tertawa lagi."
Melihat senyum licik Ma Jiajia, Wu Yuxuan merasa dingin di hati, berusaha tampak tenang, "Apa yang kau rencanakan?"
Ma Jiajia menyipitkan mata penuh ancaman, menegakkan dagu dengan sombong, "Sebentar lagi kau akan tahu."
Wu Yuxuan tak tahu rencana jahat apa yang akan dilakukan Ma Jiajia, hanya merasakan dingin merambat di sekujur tubuhnya.
Ma Jiajia memberi isyarat, seorang bodyguard segera menghampiri membawa segelas anggur. Dia mengeluarkan botol obat pemberian An Ruoqin dari tasnya, menuangkan sebagian ke dalam gelas, mengocoknya lalu menyerahkan kembali ke bodyguard, "Coba tuangkan ini ke mulutnya!"
Ketenangan yang dipertahankan Wu Yuxuan akhirnya runtuh, panik menyergap, "Ma Jiajia, apa ini? Kau mau memberiku minum apa?!"
"Bukannya kau suka menggoda Young Master Su? Aku akan memuaskanmu. Sayang, minum saja anggur itu, dua bodyguard ini akan melayanimu dengan baik. Mereka sangat perkasa, pasti bisa memuaskan hasratmu."
