BAB 148 Bagaimana kau bisa begitu kejam
Meski Ma Jiajia tak menjelaskan, Wu Yuxuan sudah menebak isi botol tadi. Seluruh tubuhnya seperti terkubur es, darah beku tak mengalir, "Ma Jiajia, berani-beraninya! Jika kau sentuh aku, Su Nanfeng takkan tinggal diam! Dia akan mencincangmu jadi serpihan!!"
Ma Jiajia mengabaikan ancaman Wu Yuxuan, sibuk menyiapkan kamera untuk merekam adegan mesra yang akan terjadi.
Hmph! Su Nanfeng? Lin Ci? Apakah Wu Yuxuan pikir bisa bersikap semena-mena dengan mengandalkan dua pria ini? Terlalu meremehkan pria. Pria bisa mentolerir perilaku wanita yang semaunya, tapi tidak akan tahan jika diberi tanduk hijau. Setelah video mesum wanita jalang ini dengan dua pria selesai direkam, mari kita lihat apakah Su Nanfeng dan Lin Ci masih mau membelanya.
Ma Jiajia menemukan sudut terbaik untuk kamera, lalu membentak dua bodyguard, "Cepat kalian! Paksa dia minum anggur ini! Cepat!!"
Ma Jiajia sudah tak sabar merekam aib Wu Yuxuan. Matanya menyipit menatap wanita tak berdaya itu, "Wu Yuxuan, kau harus berterima kasih padaku. Sebelum mati masih bisa dilayani dua pria gagah. Ini kehormatan yang tidak dimiliki sembarang orang."
"Ma Jiajia, bagaimana bisa kau sekejam ini? Kau tidak punya malu!"
"Kejam? Tak bermoral? Hehe... Apa yang disebut kejam dan apa yang disebut tak bermoral? Aku hanya menggunakan beberapa cara untuk mendapatkan hal yang sangat kuidamkan. Wu Yuxuan, meskipun aku kejam dan tak bermoral, menurutmu kau sendiri barang bagus apa? Berani kau bilang mengikuti Su Nanfeng tanpa maksud tertentu? Kalau kita semua adalah serigala besar, jangan berpura-pura jadi anak domba kecil. Sikapmu seperti ini justru membuatku muak dan jijik!"
Meskipun Ma Jiajia berhati jahat, Wu Yuxuan sangat setuju dengan pernyataan tadi. Memang, dia bukan kelinci putih. Dulu menyerah di bawah Su Nanfeng karena pria itu bisa membiayai pengobatan neneknya, kemudian setuju tinggal bersamanya tiga hari demi rumah. Intinya, dia mengikuti pria itu juga punya tujuan sendiri, ingin mendapatkan keuntungan materi. Hanya saja kemudian dia tak kuasa menahan diri, perlahan terbuai pesonanya hingga benar-benar jatuh cinta.
Tapi meski mengikuti Su Nanfeng dengan maksud tertentu, dia tak pernah berniat menyakiti siapapun untuk mempertahankan yang dimilikinya. Sekalipun suatu hari pria itu benar-benar meninggalkannya, dia tak akan melakukan hal gila dan tak bermoral seperti Ma Jiajia...
Wu Yuxuan merenung, merasa masih ada perbedaan mendasar dengan Ma Jiajia yang sudah kehilangan kemanusiaan. Keyakinan dalam hatinya tiba-tiba menguat, dengan tegas berkata: "Ma Jiajia, kau sendiri yang ingin menaiki tangga sosial dengan segala cara. Keahlianmu tak sehebat orang lain, jangan salahkan siapa-siapa."
“Wu Yuxuan, aku benar-benar mengagumimu. Sudah di ambang kematian masih bisa berdiri di podium moral untuk menuduhku. Tahukah kau yang paling membuatku muak adalah wajah munafikmu ini, sok suci padahal busuk sampai ke tulang sumsum. Tapi tak apa, hari ini aku yang akan merobek topengmu sampai habis, biarkan semua orang melihat betapa kotornya dirimu! Setelah kedua pria ini selesai 'melayanimu', mari kita lihat dengan apa kau akan merayu Young Master Su. Masih berharap dia mau melirikmu? Mimpi!”
“Ma Jiajia, kau benar-benar sakit jiwa!”
“Hari ini moodku baik, tak ingin membalas perbuatanmu. Nanti kita lihat masih beranikah kau menuduhku!” Usai bicara, Ma Jiajia menarik sebuah kursi dan duduk di belakang kamera, bersiap merekam secara langsung.
Wu Yuxuan melihat dua bodyguard kekar itu mendekatinya, jantungnya berdebar kencang. Ia mundur terus sampai masuk ke kamar mandi. Dengan cepat ia mengunci pintu dan menahan dengan tubuhnya. Dari balik pintu terdengar suara melengking Ma Jiajia: “Cepat! Hancurkan pintunya! Dia tidak bisa kabur!”
Seperti dikatakan Ma Jiajia, dua bodyguard telah memojokkan Wu Yuxuan di kamar mandi. Tinggal menghancurkan pintu itu, dan Wu Yuxuan benar-benar tak akan bisa melarikan diri.
Wu Yuxuan sangat menyadari hal ini. Tangannya gemetaran meraba-raba mencari ponsel di saku celana. Karena panik, perlu beberapa kali usaha sebelum akhirnya bisa mengeluarkan ponsel dari saku.
Jari menggeser tombol unlock, memasukkan nomor Su Nanfeng dengan tepat di keypad telepon. Sebelum sempat menekan tombol panggil, tubuhnya tersentak keras oleh pintu yang terbuka paksa. Badannya terbanting ke wastafel kamar mandi, bagian pinggang belakangnya terbentur hingga membuatnya menjerit kesakitan. Ponsel di tangannya terlempar dan mendarat tepat di kaki Ma Jiajia.
Ma Jiajia menginjak layar yang masih menyala dengan sekuat tenaga. Layar ponsel langsung pecah berkeping-keping. Ia menatap Wu Yuxuan dengan kepala mendongak, "Masih mau telepon minta bantuan? Sudah terlambat!!"
Dua bodyguard masuk ke kamar mandi. Satu menekan bahu belakang Wu Yuxuan, satunya lagi menarik lengannya. Mereka menyeretnya keluar dari kamar mandi dan melemparkannya keras-keras ke lantai. Kepalanya membentur sudut meja hingga pusing berkunang-kunang.
Wu Yuxuan mendongakkan kepala, menatap dua pria berbadan besar yang semakin mendekat, "Jangan mendekat! Kalian jangan mendekat!"
Bodyguard A segera mengendalikan tubuh Wu Yuxuan yang meronta-ronta. Bodyguard B menjepit rahangnya dengan cengkeraman keras, tak peduli rasa sakitnya. Tangan satunya mengarahkan gelas berisi obat ke mulutnya.
"Mmm...!" Wu Yuxuan menggelengkan kepala tak henti-henti. Gigi dan bibirnya terkunci rapat. Beberapa kali Bodyguard B mencoba membuka mulutnya, tapi selalu gagal.
Kedua pihak terus bersitegang, Bodyguard B tidak berhasil mencapai tujuannya. Tangannya menggenggam menjadi kepalan dan memukul beberapa kali keras ke perut Wu Yuxuan. Tubuhnya tidak tahan menahan rasa sakit ini hingga dia menjerit "Aah!".
Bodyguard B melihat kesempatan, telapak tangannya segera menyangkut di sela giginya lalu menarik dan mencubit ke bawah dengan kuat. Seketika isi gelas anggur dituangkan ke mulutnya, ia cepat-cepat menutup rahangnya.
Sudut mulut Wu Yuxuan penuh dengan noda anggur, tapi gerakan menelan di tenggorokannya membuktikan bahwa dia telah menelan obat itu...
Setelah berhasil memaksakan minum, kedua bodyguard akhirnya melepaskan Wu Yuxuan. Tangannya mencakar-cakar tenggorokan dengan putus asa berusaha mengeluarkan apa yang baru saja ditelannya, tapi semua sia-sia.
Tiba-tiba, sensasi panas menggelora di tubuhnya. Wu Yuxuan dalam hati berteriak "Sial!", efek obat mulai bekerja di tubuhnya. Dulu Su Nanfeng kehilangan kendali dan memaksanya di mobil karena terkena jebakan orang, sekarang gilirannya terjebak oleh Ma Jiajia, terkurung di ruang VIP ini tanpa bisa kabur. Di dalam masih ada dua pria yang mengincarnya dan Ma Jiajia yang ingin merekam videonya.
Akibatnya, bisa dibayangkan...
Ma Jiajia terus mengamati perubahan fisik Wu Yuxuan. Ketika melihat semburat merah mulai menyapu wajah mungilnya, dia tak bisa menahan senyum kecut. Akhirnya bereaksi...
Wu Yuxuan terlahir dengan kulit putih bersih, efek obat membuat kulit putihnya memancarkan semburat kemerahan. Penampilannya yang seperti ini benar-benar membuat siapa pun ingin melindunginya, setiap pria pasti ingin menundukkannya dan mencintainya dengan penuh kasih sayang.
