Bab 159 Imbalannya Lin Ci?
Bum! Lin Ci meninggalkan kamar An Ruoqin, mengurung semua kenangan mesra itu dalam ruang sempit. Hanya dia yang ingat pertemuan singkatnya dengan pria itu.
Entah berapa lama, An Ruoqin mendengar langkah kaki. Disangkanya Lin Ci kembali, dia bangkit tergesa. Tapi yang berdiri di depan adalah pria lain - Lin Dong!
Tatkala melihat Lin Dong, cahaya harapan di mata An Ruoqin redup. Dengan tenang dia mengambil gaun dari lemari: "Bukannya dinas luar? Kenapa pulang?"
Lin Dong menyeringai dingin: "Istriku sendiri sudah berkeliaran dengan pria lain, mana mungkin aku bisa pura-pura tak tahu?"
"Bukannya ini yang selalu kau harapkan? Kau ingin menggunakan skandal asmara antara aku dan Lin Ci untuk menghancurkan adikmu sendiri? Tapi ketahuilah, tidak mungkin! Aku tak akan membantumu." An Ruoqin duduk di tepi ranjang, mengeluarkan sekotak rokok dari laci meja samping tempat tidur. Asap rokok yang mengepul mengaburkan wajahnya, namun sorot matanya yang penuh kesepian masih samar terlihat.
Lin Dong mencengkeram dagu An Ruoqin dengan kasar: "Kenapa? Adikku itu sudah memuaskanmu sampai kau lupa siapa suamimu?"
An Ruoqin melepas genggaman Lin Dong, berkata dingin: "Suami? Heh, apa hubungan kita layaknya suami-istri selain secarik surat nikah ini? Di malam pengantin, kau justru menyerahkan istrimu sendiri ke ranjang adikmu, lalu pergi mencari wanita liar. Katakanlah... adakah pasangan seperti kita di dunia ini?"
"Terserah kau mengakui atau tidak, secara hukum kita tetap suami-istri. Selama belum bercerai, kau tak boleh menikah dengan orang lain, paham?"
"Lalu apa?" An Ruoqin menghisap rokok dalam-dalam sebelum menghembuskan asapnya ke wajah Lin Dong, "Meski tak bisa menikah lagi, aku tetap bisa bercinta dengan pria lain. Asal kau tak takut dijuluki tanduk hijau, aku tak masalah."
"Kau!" Kemarahan terpancar di wajah Lin Dong. Ia menarik napas dalam untuk meredakan amarahnya. Saat ini dia membutuhkan bantuan wanita ini untuk menjatuhkan adiknya. Harus tetap tenang, jika tidak posisinya di Keluarga Lin akan terancam.
"An Ruoqin, bagaimana kalau kita berdiskusi tentang sebuah transaksi?"
"Tidak tertarik." An Ruoqin langsung menolak tanpa berpikir panjang.
"Bagaimana jika imbalannya adalah surat perceraian kita?"
An Ruoqin menatap tajam ke arahnya, tidak menemukan sedikitpun canda di wajah Lin Dong. Sejak menyadari perasaannya pada Lin Ci, yang selalu diidamkannya adalah pembubaran pernikahan oleh Lin Dong.
Tak disangkal, imbalan yang ditawarkan Lin Dong terlalu menggoda...
Setelah lama terdiam, An Ruoqin berkata: "Baik!"
......
Wu Yuxuan mulai sadar kembali. Kelopak matanya terasa berat seperti tertindih, selimut lembut yang menyelimuti tubuhnya terasa hangat.
"Sayang~ Kau sudah bangun!"
Di telinga Wu Yuxuan terdengar suara rendah dan beresonansi khas Su Nanfeng. Dengan susah payah dia mencoba membuka mulut, tenggorokannya terasa kering, tak ada tenaga untuk bicara.
"Su..."
Su Nanfeng menggenggam telapak tangan Wu Yuxuan dan menempelkannya di pipinya. Perlahan jemarinya meraba alisnya yang berkerut, hidung mancung, hingga bulu-bulu halus di dagu yang mulai tumbuh...
“Su Nanfeng, Su Nanfeng, Su Nanfeng...” Wu Yuxuan memanggil namanya berulang-ulang dengan nada merayu yang menyentuh tulang sumsum, matanya berkerling manja, "Aku ingin dipeluk."
Wu Yuxuan membungkuk mendekat, dagunya menggesek perlahan di dahinya.
Wu Yuxuan yang meringkuk dalam dekapan Su Nanfeng bisa mendengar detak jantungnya yang mantap, merasakan hawa panas tubuhnya, semua kecemasan dalam hatinya lenyap seketika.
"Sayang~"
Suara Su Nanfeng selalu berat dan menggoda, menghunjam jiwa dengan daya pikat yang memabukkan.
Ia sedikit melepaskan Wu Yuxuan, menatapnya sebelum tubuhnya menindih sepenuhnya, diikuti rentetan ciuman bergulung-gulung yang tak memberi celah untuk bernapas.
Tangan Wu Yuxuan mengelus dada bidangnya, memicu gairah yang membuatnya menyambar pinggangnya. Gerakan itu mengangkat selimut yang membalutnya, membiarkan hawa dingin menyusup masuk. Tubuhnya gemetar halus, desahan "Ah..." terlepas dari bibirnya.
Teriakan Wu Yuxuan memadamkan semua gairah Su Nanfeng. Ia memandangnya dengan cemas.
"Kenapa aku telanjang?!" Wajah mungil Wu Yuxuan memerah karena malu.
"Aku yang melepasnya."
“Kau yang buka?” Wu Yuxuan menelan ludah gugup, kedua tangan meraih selimut dan menariknya sampai menutupi kepala untuk menyembunyikan diri. Memalukan sekali, rasanya mau mati malu!
Su Nanfeng mengulurkan tangan untuk menarik selimut yang menutupi kepalanya. Dengan kedua tangan erat mencengkeram, gadis itu menampakkan separuh kepala kecilnya. Sepasang mata hitam berkilau itu berputar-putar gelisah.
Senyum mengambang di mata Su Nanfeng. Melihat ekspresi polos nan menggemaskan itu, hatinya langsung luluh. Ia memeluknya beserta selimut ke dalam dekapan.
Syukurlah, dia baik-baik saja!
Kegelisahan yang menggelayut di hati Su Nanfeng akhirnya sirna.
Wu Yuxuan yang menyandarkan kepala di dada Su Nanfeng merasakan denyutan kencang di pelipisnya. Ia ingat Ma Jiajia menyuruh orang menculiknya ke ruang VIP, tapi setelah dipaksa minum sesuatu, ingatannya kosong. Orang pertama yang dilihatnya saat sadar adalah Su Nanfeng - pasti pria itu yang menyelamatkannya.
Memikirkan hal itu, genggaman tangan Wu Yuxuan di pinggang Su Nanfeng semakin erat.
Meski efek obat telah hilang, tubuh Wu Yuxuan masih lemas. Mendengar detak jantung Su Nanfeng, tak lama kemudian ia tertidur. Dengan lembut, Su Nanfeng membaringkannya di kasur dan menyelimutinya rapat-rapat.
Su Nanfeng keluar kamar dan menutup pintu. Asistennya sudah menunggu di luar.
"Sudah jelas?" Sorot lembut di mata Su Nanfeng berganti dingin, memancarkan aura tak bersahabat.
"Tidak ada hasil."
“Apa?!” Su Nanfeng melontarkan pandangan dingin yang tak percaya, “Ada apa?”
“Sepertinya ada yang mengutak-atik, tidak bisa ditemukan jejak apa pun.”
Sorot mata elang Su Nanfeng terfokus pada puntung rokok yang berserakan di depan pintu kamar hotel, lama-kelamaan ia berkata: “Tak perlu selidiki lagi. Cari beberapa bodyguard kompeten untuk melindunginya 24 jam.”
Asisten mengiyakan dan pergi.
Su Nanfeng pernah bekerja sama dengan Lin Ci. Ia sangat memahami gaya kerja Lin Er Shao. Jelas, hasil investigasi yang nihil ini pasti ulah Lin Ci untuk menyembunyikan kebenaran.
Kalau mau main seperti ini, ia pun siap menemani!
Setengah bulan kemudian, hasil seleksi internal kompetisi desain pernikahan MiYan akhirnya keluar. Setelah disepakati oleh dewan direksi, karya gaun pengantin berjudul 《you are the one》 karya Wu Yuxuan terpilih.
Pengumuman di BBS perusahaan langsung menggemparkan seluruh karyawan. Dari mana munculnya kuda hitam ini?
Han Lin yang awalnya yakin menang tak menyangka akan dikalahkan oleh rookie seperti Wu Yuxuan yang bahkan bukan desainer gaun pengantin profesional. Perasaannya campur aduk. Sebagai desainer senior yang karyanya selalu dipuja klien, bagaimana mungkin ia kalah dari gadis kecil itu?
