Bab 163 Kesulitan yang Diberikan Ketua Grup Han
Bokong Wu Yuxuan yang penuh gairah terangkat-turun mengikuti tusukan garangnya. Kenikmatan yang memabukkan membuat erangannya semakin merdu.
"Jangan... ahh..." Gelombang kenikmatan baru menerpanya, napasnya tersengal, tangan mungilnya mencengkeram lengan pria itu erat-erat. Setiap kali merasa akan mati, pria itu kembali memberinya pancaran ekstase.
Su Nanfeng merasakan daging lembutnya menyergap cepat, meremas "Naga Ungu"-nya yang basah dalam liang madu-nya. Ia menikmati sensasi kepungan itu sementara jemarinya mencari-cari "Mutiara giok", memberikan tekanan berirama untuk mempercepat klimaksnya.
Erangan Wu Yuxuan semakin melengking, "sumber peach blossom"-nya mengerut kencang mengepal ritme cepat "Naga Ungu"-nya. Sudah di ambang surga fana.
Namun——
Su Nanfeng tiba-tiba menarik "kehangatan"-nya saat detik genting, jari yang sedang mempermainkan "Mutiara giok"-nya pun membeku.
"Hmm, jangan... ahh!"
"Kenikmatan tiada tara yang diberikan Su Nanfeng telah membawanya ke gerbang surga, tinggal selangkah lagi untuk melihat gemerlap kembang api di surga. Tapi tak disangka, sebelum merasakan banjir kenikmatan puncak, tiba-tiba dihentikan. Rasa hampa yang luar biasa membuatnya hampir kehilangan akal. Dengan tubuh bergoyang tak terkendali, pinggulnya yang bergerak ritmis membawa sumber peach blossom-nya terus mencari sesuatu yang tak jelas."
"Su Nanfeng menahan diri sekuat tenaga, menikmati setiap gerakan menggoda darinya. Dorongan untuk menggigit habis wanita di hadapannya nyaris tak tertahan, tapi ia berhasil mengendalikan diri. Bukan tidak mau memberikannya, tapi ingin lebih lama menyaksikan sisi mempesona lain dari dirinya."
"Bagaimanapun Wu Yuxuan menggeliat, kepuasan tetap tak kunjung datang. Rasa sesak di hatinya memuncak. Saat kedua pahanya merapat dan mulai menggesek-gesek, Su Nanfeng dengan cepat merenggangkan kedua kakinya, mencegahnya mencari kenikmatan sendiri."
"Hmm... Su Nanfeng, kau brengsek! Aku benci kau!!"
"Ekspresi memelas Wu Yuxuan memicu naluri penakluk dalam darah Su Nanfeng. 'Sayang, kalau kau manis dan penurut, aku akan memberimu yang kau mau.'"
"Usai kata-kata itu, dengan gerakan cepat Su Nanfeng menyelusupkan diri ke kedalaman sumber peach blossom-nya yang telah basah beriak."
"Ah!" Keluh Wu Yuxuan dengan kepuasan yang tak terbendung.
Su Nanfeng memeluknya, mulai menggerakkan pinggul untuk mencari kenikmatan tertinggi di sumber peach blossom-nya, menusuk dangkal lalu perlahan menarik keluar, melakukan gerakan berulang mengikuti irama dalam-dangkal.
Wu Yuxuan menggigil, aktif menggerakkan pantatnya untuk memasukkan pria itu, seolah menariknya ke dalam jaring kehancuran abadi.
Kenikmatan yang datang bagai gelombang pasang cepat menyebar dan menumpuk di tubuhnya, hampir mencapai puncak lagi.
Namun——
Su Nanfeng mengulang trik lamanya, di momen genting ini ia cepat-cepat meninggalkan lorong basah-nya.
"Ah...!" Wu Yuxuan benar-benar bingung, setelah sadar baru tahu kembali dikelabui si pria brengsek ini, ia meronta tak karuan, "Su Nanfeng, maksudmu apa sebenarnya! Hiks..."
Su Nanfeng menghentak-hentakkan pinggulnya, menggerakkan Naga Ungu yang tegak berkeliaran di sekitar sumber peach blossom-nya namun enggan masuk,
Wu Yuxuan hampir gila dibuatnya, menggigit bahu pria brengsek itu sampai dalam, matilah kau!!
Su Nanfeng membiarkannya menggigit, kedua tangan mencengkeram pinggulnya, mengangkat kakinya melilit pinggangnya, lalu mendorong masuk dengan kekuatan penuh ke sumber peach blossom-nya!
Hantaman keras itu membuat Wu Yuxuan membelalakkan mata indahnya, suara rintihan pecah-pecah keluar dari mulutnya.
Su Nanfeng terus menerus menarik dan menancap dalam! Tarik keluar, tusuk dalam! Hanya ingin meremukkan sang gadis, namun tak disangka ia tak mampu melawan daging lembut yang rapat dalam liang madunya, sensasi kontraksi yang menggigit membuatnya melihat segalanya berubah jadi kabut putih, rasa kesemutan kuat menyebar dari gesekan ke tulang ekor lalu memenuhi setiap otot di tubuhnya.
Pada dorongan terakhir, Su Nanfeng mengerahkan seluruh tenaga menekan sumber peach blossom itu, menuangkan seluruh semangatnya ke dalam kendi madunya...
Su Nanfeng terkulai di atasnya sambil terengah-engah, sang gadis pun tak kalah parah, dua tarikan napas berat saling bertautan menciptakan keintiman yang ambigu.
"Sayang, kau begitu sempurna."
Wu Yuxuan memandang bekas gigitannya di bahu pria itu, dalam hati mengumpat "pantas saja!", pria brengsek seperti ini memang pantas digigit sampai mati!!
- Saat keduanya mulai pulih dari kenikmatan, Su Nanfeng membersihkan bekas-bekas di tubuhnya dengan tisu, tangan mungilnya memukul dada pria itu, "Salahmu! Salahmu! Bajuku!!"
Astaga! Baju ini masih baru beli, yang sebelumnya semuanya sudah dirobeknya...
"Aku akan menyuruh orang mengirim setelan baru."
“...”
Meski menunggu baju baru agak lama, tapi sepertinya tidak ada cara lain yang lebih baik.
Su Nanfeng menarik Wu Yuxuan duduk di pangkuannya, secara refleks gadis itu menahan dada pria itu, "Jangan-jangan kau mau lagi?"
"Aku berpikir, jika kau masih bisa bertahan, aku bersedia melayanimu, mengabdi sepenuh hati."
Hah! Wu Yuxuan memutar matanya, "Kapan kau pernah begitu penurut?"
Su Nanfeng menaruh dagunya di bahu Wu Yuxuan, tersenyum berkata: "Aku selalu menurutimu, kamu bilang mau, aku langsung memberikannya."
Wu Yuxuan kesal mendorong kepala Su Nanfeng, "Kapan aku bilang mau? Aku selalu bilang tidak mau!"
"Wanita selalu berkata tidak padahal maksudnya iya."
“！！！”
Wu Yuxuan menyadari, Su Nanfeng selalu punya alasan ngawur sendiri, dia tidak mungkin menang melawannya!
Su Nanfeng tidak bermaksud melanjutkan untuk kedua kalinya, hanya sengaja menggodanya. Melihat ekspresi paniknya, hatinya merasa sangat senang.
Setelah menunggu hampir lebih dari satu jam, asisten Su Nanfeng akhirnya mengantarkan pakaian. Wu Yuxuan segera mengenakannya dan meninggalkan kantornya, lalu kembali ke meja kerjanya dengan tenang.
Dikira sudah aman dan lolos dari masalah, tiba-tiba suara marah Han Lin bergema: "Wu Yuxuan! Kau ke mana selama jam kerja?! Tidak lihat semua karyawan sibuk? Perusahaan bayar kau untuk bekerja, bukan untuk jadi tuan besar!"
Wu Yuxuan buru-buru berdiri mengakui kesalahan: "Ketua grup Han, maafkan saya! Saya salah, tidak seharusnya melakukan hal lain selama jam kerja!"
“Maaf saja apa gunanya?! Trainee seperti kau yang merusak budaya perusahaan benar-benar tidak tahu diri, kalau tidak mau kerja langsung minggat dari sini, jangan cuma numpang gaji di perusahaan, perusahaan tidak sanggup membiayai ‘dewa besar’ sepertimu.”
Han Lin terkenal sebagai pribadi yang sabar di perusahaan, biasanya baik terhadap karyawan senior maupun baru selalu sangat toleran. Kesalahan kecil atau kelalaian ringan biasanya dibiarkannya lalu, tapi belum pernah sekali marah besar seperti hari ini. Karyawan Tim 2 pun langsung terpana.
Ini...ini... Ketua Han habis makan mesiu apa?!
