Bab 164 Air Mata Tak Berguna
Beberapa karyawan lain bisa memahami alasan Han Lin menyulitkan Wu Yuxuan seperti ini, namun baik karena urusan pekerjaan maupun pribadi, mana ada karyawan berani melawan ketua grup. Cara terbaik adalah diam saja. Lagipula kelalaian selama jam kerja memang kesalahan Wu Yuxuan duluan, mendapat pelajaran untuk perbaikan diri juga baik.
Wu Yuxuan sendiri sadar telah berbuat salah duluan, hanya diam menerima kritikan Han Lin sambil mendengarkan dengan rendah hati.
Han Lin yang akhirnya menemukan kesalahan Wu Yuxuan, teringat kualifikasi kompetisi yang direbut gadis ini darinya, amarahnya memuncak. Dia melampiaskan semua kekesalannya pada Wu Yuxuan, “Wu Yuxuan, dari sekian banyak rekan kerja seangkatanmu, tak ada yang seperti kau! Sebelumnya data pesanan klien hilang perusahaan sudah memberi keringanan, bukannya introspeksi malah semakin menjadi-jadi, benar-benar!!...”
Han Lin memandangi Wu Yuxuan yang tidak berani membantah setengah kata, hatinya merasa sangat puas. Setelah meluapkan sedikit kemarahan yang tertahan di dada, dia merasa lebih lega dan sedikit melunakkan nada bicaranya, "Perusahaan harus menerapkan sistem penghargaan dan hukuman yang jelas. Karena kamu telah melakukan kesalahan, wajar jika dihukum. Setelah pulang kerja hari ini, kamu tinggal untuk membersihkan seluruh area perusahaan. Ada masalah?"
Seorang karyawan yang tidak tega melihat, maju membela Wu Yuxuan: "Ketua Han, perusahaan ini sangat luas, mana mungkin dia bisa menyelesaikan sendirian?"
Han Lin menyapu pandangan dingin ke karyawan yang berbaik hati itu: "Aku tidak keberatan kalau kamu tinggal membantu dia menyapu."
Karyawan tersebut langsung diam, memandang Wu Yuxuan dengan penuh penyesalan sari menjulurkan lidah, mengisyaratkan tak bisa membantu.
Wu Yuxuan selalu berpikir bahwa dialah yang berbuat salah lebih dulu, hukuman dari Han Lin memang wajar. Meski pekerjaan membersihkan seluruh kantor memang cukup berat, dia tetap menyetujuinya.
Beberapa jam setelah perusahaan mengumumkan di BBS bahwa Wu Yuxuan akan mewakili perusahaan dalam kompetisi, rekan-rekan kantor membahas prestasi gemilangnya yang berhasil menembus seleksi ketat. Namun perlahan, topik pembicaraan beralih ke hubungannya dengan Su Nanfeng.
Wu Yuxuan berdiri di pintu Ruang Minum perusahaan, mendengar percakapan rekan-rekan yang berkumpul:
"Menurut sumber terpercaya, Wu Yuxuan benar-benar punya hubungan spesial dengan Direktur Su."
"Tidak mungkin, mana mungkin Tuan Su tertarik padanya? Dia tidak punya apa-apa."
“Nggak tahan dia itu tebal muka. Mana ada pria yang bisa nolak cewek yang buka baju sendiri dan naik ke ranjang? Coba pikir, meski Pak Han gagal ikut kompetisi, mana mungkin giliran dia yang bukan desainer pemula? Pasti ada koneksi belakang.”
“Halah, dibilang gitu, aku baru sadar dia suka bolak-balik ke kantor Tuan Su. Tiap ke sana bisa berjam-jam nggak kelihatan, pas balik mukanya merah padam. Jelas-jelas habis dikasih 'vitamin' sama Tuan Su.”
“Aduh, ternyata wajah manisnya cuma kedok. Cewek licik ini bisa ngalihin Pak Han cuma modal kecantikan dan tubuh aja.”
“Menurutku tadi dia bolos pasti lagi cari Tuan Su. Liat nggak sih, bajunya aja udah ganti. Bukan yang tadi pagi dipakai.”
“Iya bener! Aku baru nyadar, emang bajunya beda!”
......
Wu Yuxuan mendengar desas-desus rekan kerja yang semakin tak karuan. Ingin rasanya menerobos dan membantah, tapi alasan apa yang bisa dia kemukakan? Semua tuduhan mereka benar. Beberapa kali dia menghilang dari meja kerja, memang sedang bersama pria itu Su Nanfeng di dalam ruangan... Bahkan baru saja, mereka juga...
Wu Yuxuan tak punya keberanian untuk menyanggah setiap fitnahan. Hanya bisa memilih pergi dengan diam.
Suasana hati muram Wu Yuxuan masih menggumpal hingga jam pulang kantor. Memandang kantor yang sudah sepi, getirnya merasuk. Ia menyeringai mencibir diri sendiri.
Bukankah dia memang wanita yang menghalalkan segala cara untuk menaiki tangga karier?
“Masih belum pulang?”
Wu Yuxuan mendengar suara dan mengangkat kepala, sosok yang bersandar di pintu masuk area kerja karyawan tak lain adalah Su Nanfeng. Seolah merasakan kegalauannya yang mendalam, pria itu mendekat dan memeluknya lembut, tangan menepuk-nepuk punggungnya seperti menenangkan anak kecil, "Orang kuat tak gentar dengan fitnah."
Seketika, air mata yang ditahan Wu Yuxuan pun tumpah. Bukan karena tak sanggup menahan cercaan rekan kerja, tapi karena tak kuasa menolak penghiburan Su Nanfeng. Dekapannya yang hangat dan menggoda membuatnya tak berdaya larut.
Wu Yuxuan bukan tipe perempuan yang mudah menangis. Tangisannya kali ini membuat Su Nanfeng panik. Tangannya di bahu wanita itu mendorongnya perlahan, jari menghapus air mata di sudut matanya, "Menangis sampai muka belekan, jelek banget!"
Wu Yuxuan menyodok dada Su Nanfeng dengan tinju, tersedu-sedu, "Dasar pria tak punya hati, mana ada cara menghibur seperti ini."
Su Nanfeng tersenyum: "Kau tahu aku tipe orang aksi."
Wu Yuxuan melototi pria itu, "Bajingan!"
Melihat suasana hatinya membaik sedikit, Su Nanfeng menghela napas lega. Sebenarnya sejak awal hatinya berkecamuk - tak ingin gadis baiknya menderita fitnah, tapi juga ingin melihatnya mandiri menghadapi berbagai situasi darurat.
"Akhirnya, yang terakhir mengalahkan yang pertama. Daripada membiarkan gadis baiknya bersembunyi di bawah perlindungannya tanpa cedera, lebih baik melepaskannya terbang sendiri tumbuh menjadi elang yang menaklukkan langit. Bagaimanapun, dia tidak bisa menjamin bisa mengawasinya 24 jam. Jika benar-benar terjadi sesuatu, setidaknya dia punya kemampuan untuk melindungi diri."
"Sedangkan konflik kepentingan yang disebut antara Han Lin dan dirinya kali ini, bisa dianggap sebagai ujian kecil baginya."
"Sayang, angkat kepalamu. Kau tidak kalah dari siapa pun. Satu-satunya cara membuat yang meragukanmu benar-benar mengakui, hanya dengan kemampuanmu."
"Wu Yuxuan memandang Su Nanfeng. Pria ini meski selalu suka mengganggu dan mendominasinya, tapi juga terus mendorong dan mendukungnya, merapikan emosinya yang kacau, membuatnya kembali melihat cahaya harapan."
"Dia mengusap bekas air mata. Dia benar, rekan kerja lain di perusahaan memang tidak mengakuinya? Kalau begitu dia justru harus membuktikan!"
"Hm, air mata tidak berguna. Aku tidak akan menangis lagi."
"Su Nanfeng mengangkat alis, berkata dengan nada genit, 'Ke depannya hanya boleh menangis dalam satu situasi.'"
"Situasi apa?"
"Saat aku menginginkanmu."
"!!!" Wu Yuxuan geram dengan kelakuan bajingannya. Jari telunjuk dan tengahnya mencubit 360° di pinggangnya sampai dia menjerit kesakitan. Melihat ekspresi kesakitannya, hatinya pun cerah kembali, "Pantas!"
"Perempuan sialan, lepas sekarang juga!!"
"Bisa dilepas, tapi setelah ini jangan macam-macam lagi denganku."
“Aku tidak mau! Aduh, pelan-pelan dong, aku sakit...” Menghadapi tingkah Wu Yuxuan yang semakin menjadi, Su Nanfeng hanya bisa menghela nafas. Hanya wanita ini yang berani memperlakukan dirinya seperti ini, tapi ia tak tegas untuk memarahinya...
“Setuju atau tidak?”
“Setuju setuju... Aku janji, kalau bohong jadi anak anjing.”
Setelah mendapat janji Su Nanfeng, barulah Wu Yuxuan melepaskannya. Tapi begitu dilepas, tiba-tiba pria itu mengeong: “Guk guk guk...”
“！！！”
Percaya padamu sama saja gila!
