BAB 171 Mengapa Kau Selalu Menggangguku
Wajah Wu Yuxuan memerah seperti kepiting rebus, terutama saat merasakan telapak tangan Su Nanfeng menyusup ke dalam bajunya, dengan seenaknya meremas montok bola salju miliknya. Senyum puasnya membuat jantungnya berdebar kencang.
Wu Yuxuan wajahnya memerah karena malu, kedua tangannya menahan di bahunya sambil mendorongnya, "Aku harus pulang..."
"Jangan...jangan pergi...aku membutuhkanmu..." Suaranya serak dan terasa berat.
Si setan kecil dalam hati Wu Yuxuan mulai menggoda, dia menggigit bibirnya lalu berkata dengan wajah memerah, "Hanya sekali...setelah ini, kau harus melepas aku."
"Baik!"
Setelah mendapat persetujuan Wu Yuxuan, Su Nanfeng langsung melepas sabuk pengaman, dengan lancang merebahkan tubuhnya di atas tubuh gadis itu. Ia menindihnya di kursi pengemudi sambil menciumnya penuh gairah, membiarkan Xiao Susu-nya bergesekan terus menerus dengan tubuh lembutnya, merasakan detak jantungnya yang semakin cepat.
Nafas Su Nanfeng terasa membara, membuatnya hampir meleleh dalam kepungan aroma maskulinnya. Dengan mahir ia menunduk, perlahan mengecup kedua bibirnya yang merah merona.
"Hmm...."
"Sayang, kau manis sekali...."
Bahkan Su Nanfeng sendiri tak bisa menjelaskan, setiap kali menciumnya selalu ada sensasi baru yang ditemukan dari tubuhnya, memberikan manisnya yang berbeda. Di hadapannya ia tak punya daya tahan, hanya ingin menikmati rasa madu yang lembut itu perlahan-lahan.
Su Nanfeng memegang kepala Wu Yuxuan dan tanpa sadar semakin dalam menciumnya, lidahnya yang haus mondar-mandir dengan penuh gairah di dalam mulut mungilnya, menarik-narik lidah mungilnya. Telapak tangan besarnya yang tak tenang meluncur melewati tulang selangkanya dan langsung menutupi sepasang bola salju montok itu, terus-menerus meremas dan menggesek, kehangatan seluruh tubuhnya merambat melalui lapisan pakaian.
Wu Yuxuan mengerang menahan gairahnya, wajah kecilnya sudah memerah seperti mabuk. Dalam kepalanya yang berkabut, ia tak pernah lupa bahwa mereka masih berada di mobil yang terparkir di halaman luas. Rangsangan ini terlalu kuat, ia benar-benar tak bisa menerima. Dengan bingung ia berkata, "Su Nanfeng, jangan di sini... jangan... masuk, ya? Masuk..."
Su Nanfeng menopang pinggulnya dan sedikit mengangkat, tangan satunya mencengkeram ujung roknya dan mendorongnya ke atas hingga rok pendek itu tersingkap ke pinggang. Karena ia tak mengenakan celana dalam, tanpa penutup rok, pemandangan indah di bawah roknya terbuka di depan matanya. Lututnya menyelip di antara kedua paha dan membelah kedua kakinya, lalu pinggulnya menekan...
Karena terhanyut dalam perasaan, bagian dalamnya sudah basah merembes. Xiao Susu dengan mudah menerobos masuk ke kedalamannya yang lembab berkat pelumasan cairan bening. Ia mengeluarkan erangan kepuasan, memandangi sang kekasih yang kini terisi penuh oleh Xiao Susu. Ia mengecup bibir mungilnya, berbisik: "Sayang, aku masuk..."
Wu Yuxuan mencubit pinggangnya keras-keras, "Su Nanfeng, kau benar-benar brengsek!!"
Pria brengsek ini jelas paham maksudnya, tapi selalu memelintir perkataannya ke arah vulgar. Sungguh tak tertahankan!
Su Nanfeng memeluknya dengan ganas, mulai menghujamkan ciuman liar. Dengan terampil ia membuka bibir mungilnya, lidahnya menyelusup menggali setiap sudut mulut manisnya, menyerap segala kelembaban seperti orang kehausan.
Di balik kelopak mata berkabut Wu Yuxuan, sosoknya yang menggoda itu memicu naluri kepemilikan Su Nanfeng. Ia merengkuh pinggang rampingnya erat-erat, mulai menggerakkan pinggul.
Nafas Wu Yuxuan tersengal-sengal. Gerakan tusukan ritmisnya membuat kesadarannya buyar. Panas tubuh pria itu seperti membakar kulitnya, membuatnya limbung diterpa gelombang kenikmatan.
Wu Yuxuan membiarkan dirinya tenggelam dalam kelembutan yang dibangkitkannya, tubuhnya merapat ke dada pria itu. Keinginan untuk menyatu dengannya begitu kuat hingga sisa kesadarannya tak mampu melawan.
Meski sadar tak mungkin memiliki masa depan dengan Su Nanfeng, ia tetap memilih untuk terhanyut dalam segala yang diberikan pria itu. Bahkan ketika tahu perbuatannya akan membayar mahal hingga ke neraka sekalipun!
Ciuman Su Nanfeng membara penuh gairah, lidahnya menggoda hasrat tersembunyi wanita itu. Tangan pria itu mendorong pakaian sekaligus bra-nya, sepasang payudara montok berkilau seperti salju langsung terbuka di hadapannya. Dengan rakus, mulutnya menyergap buah ranum itu.
"Mmm!" Wu Yuxuan mendongakkan kepala, menikmati sensasi manis dengan mata terpejam. Saat membuka mata berkabut, ia melihat lidah basah pria itu menjilati payudaranya, ujung merah muda di puncaknya disentuh lembut. Gelombang birahi bergolak dalam tubuhnya, detak jantung semakin kencang. Tangannya memeluk kepala pria, tubuh melengkung mendekatkan dada ke mulutnya, desahan menggoda terus terlepas.
Suara "zzz bobo" terus bergema, "Salju Berkilau" putih lembutnya bergoyang memancarkan kilau memikat, ia tak kuasa mengecapnya berulang kali.
"Tidak..." Hati Wu Yuxuan bagai rusa liar yang panik, terhuyung-huyung tak terkendali, desahan lemahnya meluncur tanpa sadar.
Ujung lidahnya yang piawai tak henti mengusik kesadarannya. Di bawah keahlian bibir dan lidahnya, "Salju Berkilau"-nya segera diserang sensasi geli, tubuhnya tenggelam dalam kenikmatan ini. Kesadarannya mengabur, "sumber peach blossom"-nya diguncang aliran hangat yang meronta mencari jalan keluar.
Wu Yuxuan mana mampu lolos dari godaan maut Su Nanfeng. Suara beratnya bergumur: "Sayang, sini, silangkan pinggangmu."
Wu Yuxuan patuh mengangkat kaki melingkari pinggangnya. Posisi ini membuat tubuh mereka merekat bak perangkap. Gerakan kecilnya saja sudah membuat "Xiao Susu" menusuk "liang madu"-nya, menggesek "daging lembut" yang memancarkan gelombang nikmat.
Tangan Su Nanfeng mendorong pintu sopir terbuka, menarik tubuhnya yang masih mabuk kepayang ke pelukan.
Tangan Wu Yuxuan merangkul lehernya, kedua kaki erat melilit pinggangnya. Bagian intim mereka masih melekat, posisi seperti koala ini sebenarnya merugikannya. Setiap kali dia hampir terjatuh, tangan pria itu menopang pantatnya mengangkat tubuhnya. Gerakan naik turun ini membuat Xiao Susu menembus lebih dalam. Yang lebih parah, pria itu terus berjalan menuju kamar dalam dengan posisi ini...
"Su Nanfeng, aku takut jatuh..."
"Jangan takut, selama aku memelukmu, kau tidak akan jatuh."
“!!!”
Perjalanan dari halaman ke kamar lantai dua menjadi siksaan bagi Wu Yuxuan. Dia merasa bagian intimnya hampir tertusuk habis oleh Xiao Susu. Dengan suara tertekan dia protes: "Kenapa kamu selalu menggangguku..."
"Lalu kau suka diganggu seperti ini, hmm?"
"Uhh..." Wu Yuxuan mengerang tak sadar, lengannya makin erat merangkul tubuh pria itu.
