Bab 178 - Satu Sentimeter Takkan Pernah Menyamakan Jarak Nol
Wu Yuxuan mana mungkin melawan Su Nanfeng, hanya bisa menurut saja pada keinginannya. Saat ini, dia akhirnya mengerti arti "wanita pemboros", dan sekarang dia sedang memerankannya...
Setelah memilih suplemen untuk nenek di area makanan, Su Nanfeng memilih banyak bahan makanan yang terlihat bagus dengan harga selangit. Saat dia memilih beberapa sayuran di area diskon, semuanya dikembalikan olehnya. Katanya bahan-bahan itu tidak bergizi, hanya untuk mengisi perut, tidak perlu dibeli!
Wu Yuxuan membantah: "Tapi... harganya murah..."
"Uangnya kan ada."
"Lalu kenapa dua yuan pun tidak mau dikembalikan padaku?"
"Aku tidak punya uang."
“！！！”
Apa lagi yang bisa dia katakan...
Melewati sebuah konter, Wu Yuxuan melihat barang memalukan itu. Melirik Su Nanfeng yang sedang fokus memilih daging, diam-diam dia menyelinap ke konter tersebut sambil menghitung kemungkinan bisa membuatnya pakai "payung kecil".
Sekarang dipikir-pikir, Wu Yuxuan sadar selama ini mereka tidak pernah pakai pengaman. Hampir setiap kali Su Nanfeng selalu "meninggalkan isinya" dalam tubuhnya. Belum hamil hanya karena siklus haidnya yang tepat ditambah pil KB. Tapi terus begini, bagaimana kalau suatu saat benar-benar "kebobolan"?
Dia sangat ingin membeli beberapa untuk cadangan. Kalau bisa membujuknya pakai, itu akan bagus...
Sebuah tangan besar mengambil kotak kecil dari tangan Wu Yuxuan, gerakan tiba-tiba ini membuatnya kaget. Saat menoleh, ternyata pria itu adalah Su Nanfeng. Dengan jantung masih berdebar, dia menepuk-nepuk dadanya, "Aduh, kau bikin aku kaget! Jalan kok nggak ada suara."
Su Nanfeng membaca tulisan kecil pada kemasan kotak itu sampai habis, berkata: "Seri Passion..."
Wu Yuxuan merasakan tatapannya yang membara, hatinya sudah kalut tak tahu harus berbuat apa. Mendengar ucapan bernada kompleks darinya, dia benar-benar ingin membenturkan kepala ke tembok. Tapi kemudian teringat tujuan awal datang ke konter ini adalah untuk membujuknya menggunakan produk ini?
Dia memutuskan untuk nekat!
"Tuan Su, ini tipis... cuma satu sentimeter, seperti tidak pakai apa-apa. Bagaimana kalau... kita beli..." Wajahnya sudah memerah sampai tak bisa lebih merah lagi.
Su Nanfeng mana mungkin tidak tahu akal bulusnya. Sejak memutuskan mengakui perasaannya, dia sudah siap berjuang panjang. Dia yakin suatu hari bisa menembus pertahanan psikologisnya. Alasan tidak menggunakan alat kontrasepsi saat berhubungan intim adalah karena pernah membaca majalah dimana pakar wanita mengatakan: "Selama pihak wanita bisa hamil, hubungan itu akan bertahan..."
Dia sadar menggunakan anak untuk mengikatnya adalah tindakan memalukan. Tapi jika dengan satu anak bisa mendapatkan istri dan membangun keluarga bahagia bertiga, sehina apapun cara ini harus dilakukan.
Tapi dia merasa heran, setiap kali di detik terakhir dia tidak menarik diri dan langsung menyuntikkan "anak-anaknya" ke dalam tubuhnya, juga mengganti pil kecil yang disembunyikan di bawah Meja Kaca, kenapa sampai sekarang perutnya belum ada tanda-tanda bergerak?
Apa "anak-anaknya" tidak seperkasa itu, sampai ribuan semuanya gugur di medan perang?!
Ah... Kayaknya masih kurang sering dilakukan.
Sebenarnya "anak-anaknya" sudah cukup tidak berguna, kalau dia masih membeli benda ini pulang berarti dia benar-benar ayah yang tidak kompeten. Tanpa pikir panjang dia langsung mengembalikan kotak kecil itu, "Nggak beli! Satu sentimeter selamanya nggak bisa menyaingi kontak langsung."
“！！！”
Su Nanfeng menolak memakainya, meski dibeli juga tidak akan berguna. Wu Yuxuan hanya bisa menuruti perkataannya, tidak membeli.
Saat pulang, Su Nanfeng menelepon Lao Wang untuk menjemput mereka. Dia menaruh bahan makanan yang dibeli ke dalam kulkas yang langsung penuh sesak. Setelah merapikan makanan, dia menoleh ke Wu Yuxuan yang berdiri di samping: "Minggu depan kamu harus terus pulang ke sini, kalau tidak sayuran segini banyak bakal busuk, mubazir."
Rupanya jebakannya di sini!
Wu Yuxuan yang terjebak skema Su Nanfeng mengembung kesal tidak mau masak, akhirnya dia yang masuk dapur.
Su Nanfeng masak, Wu Yuxuan cuci piring. Setelah merapikan peralatan makan, dia memakai apron dan mulai mencuci piring di wastafel. Saat dia mengambil mangkuk penuh busa, Su Nanfeng sudah masuk diam-diam ke belakangnya.
“Sekonyong-konyong ia memeluknya membuat dia nyaris pingsan, mangkuk di tangannya terjatuh dan pecah berkeping-keping. Air sabun dalam mangkuk itu menciprati tubuhnya, meninggalkan noda minyak di perut dan celananya.”
Wu Yuxuan panik.
Celana Su Nanfeng biasanya hasil pesanan khusus kelas tinggi, harganya setara dengan gaji beberapa bulan dirinya. Mana mungkin dia mampu menggantinya.
“Tuan Su, aku tidak sengaja, aku... Ini kau yang...”
Sorot mata Su Nanfeng berkilat penuh geli, alisnya terangkat: “Ganti.”
“Tapi kan kau yang menakutiku dulu, makanya aku...”
“Ganti!”
Astaga! Berurusan dengan pria moody seperti ini benar-benar sial. Gajinya per bulan cuma segitu, masih harus menabung untuk biaya hidup nenek. Mana ada uang untuk mengganti celana mahalnya, belum lagi bajunya.
“Bagaimana kalau... aku cuci saja? Setelah dicuci pasti masih bisa dipakai.” Usai berkata demikian, Wu Yuxuan mengulurkan tangan hendak melepas celananya, tapi tiba-tiba sadar perbuatannya konyol dan segera menarik kembali tangannya.
“Tuan Su, orang yang pernah dibantu harus diingat seribu tahun. Aku kan pernah membayar ongkos transportasimu dua yuan, tidak pantas kau memperlakukan penolongmu seperti ini.”
“Aku juga tahu berbuat baik tidak mengharap imbalan. Jika bantuanmu hanya alat untuk memeras kebaikan, maka niatmu sudah tidak murni lagi. Aku pun tak perlu mengingat jasamu.”
Pandai sekali kau berdebat, kenapa tidak jadi pengacara saja...
Wu Yuxuan ingin menangis tapi tak keluar air mata, “Kau mau bagaimana lagi?!”
“Ganti.”
“Aku benar-benar tidak punya uang sebanyak itu, bagaimana kalau aku membuat surat hutang, nanti setelah gajian akan kubayar.”
“Gajimu yang sedikit itu sampai kapan bisa melunasinya?” Jelas, Su Nanfeng tidak memiliki cukup kesabaran untuk menunggu pembayaran cicilannya.
“Kalau begitu, menurutmu aku harus bagaimana?”
“Temani makan, temani minum, temani tidur.”
Wu Yuxuan hampir tertawa getir, baru ia mengerti mengapa tiba-tiba Su Nanfeng menjadi begitu tidak masuk akal - rupanya ini tujuan utamanya. Terang-terangan ingin mengeksploitasi dirinya, sementara ia bodohnya masih bermain sandiwara bersamanya.
Mengingat tujuan akhirnya itu, pipi Wu Yuxuan kembali memerah. “Su Nanfeng, bisakah kau berhenti bersikap tak tahu malu seperti ini?!”
Su Nanfeng tidak bisa lagi berpura-pura. “Hanya orang tak tahu malu yang bisa menikmati daging.”
Menikmati daging... Astaga!
Wu Yuxuan benar-benar tidak berdaya. Detak jantungnya semakin cepat hanya karena ucapan sederhananya. Saat ia mendekat, napas panasnya menyembur di sekitar telinganya, menimbulkan rasa geli.
Wu Yuxuan menggeliat gelisah mencoba menghindari lingkaran napasnya, tapi tubuhnya diputar kembali. Postur tinggi Su Nanfeng yang tegak di depannya membuat jantungnya berdegup kencang.
“Aku belum selesai mencuci piring.”
“Mana yang lebih penting, piring atau aku? Bajuku sudah basah, kalau tidak ganti nanti masuk angin.”
“Kalau tahu begitu kenapa tidak segera ganti?!”
“Bukannya tadi kau bilang mau membantuku?”
Wu Yuxuan tertegun sejenak, berpikir. Dia tidak mengatakan itu kan? Tadi dia jelas-jelas hanya menawarkan membantu mencuci, bukan membantu melepas. Lagipula... "Ini dapur, bagaimana caranya melepas?"
Senyum nakal itu muncul lagi di sudut bibirnya, "Kamu saja yang mengusulkan bercinta di dapur, apa masalahnya aku ganti celana di dapur?"
Wu Yuxuan kalah.
Kalah total...
