"Bab 211 Luar Biasa!"
"Tubuh Wu Yuxuan bergetar. Su Nanfeng menunduk di dada gadis itu, bibir tipisnya menempel pada kulit lembutnya, menghisap dalam-dalam puting merah muda, menggigitnya dengan gigi sambil bergumam samar: 'Lagi-lagi mulut dan hati tidak sejalan, tubuhmu jelas berpikiran lain.'"
"Pergi! Aku benci kau!"
"Wu Yuxuan melawan, tapi tenaga lemahnya justru berubah menjadi permainan menggoda dalam kondisi birahinya yang telah memuncak. Perut bagian bawah pria itu mengencang, Xiao Susu yang membara bergejolak hebat!"
"Sayang, buka kakimu lebih lebar. Biarkan aku mencintaimu sekali lagi." Suara menggoda Su Nanfeng terdengar rendah, bermuatan bujukan.
"Setiap sentuhan jarinya memicu aliran listrik di tubuhnya, membuat hatinya berdebar tak karuan. Sorot matanya yang berkabut dipenuhi nuansa hasrat."
"Sungguh ingin melahapmu sepenuhnya..."
Su Nanfeng merindukan aromanya, menginginkan mekarnya yang menggoda. Telapak tangannya menyusuri lekuk pinggangnya ke bawah, satu tangan menahan pinggangnya, satu lagi memegang Xiao Susu yang mengamuk terus menggesek di celahnya, menggosok, merasakan kelembutan dan kelembapannya, namun tetap tak berani masuk.
Su Nanfeng menahan diri, karena masa haidnya, hanya berani berkeliaran di sekitar sumber peach blossom-nya. Bayangan tentang kekencangannya saja sudah membuatnya tergila-gila, sulit membayangkan kenikmatan yang merasuk tulang jika benar-benar terhimpit olehnya.
"Su Nanfeng, kau gila, berhenti cepat, jangan digesek lagi..."
Perasaan ini membuat Wu Yuxuan sangat tersiksa, ada kenikmatan tak terhingga tapi juga kehampaan besar seperti pusaran. Ia tak tahu harus berbuat apa, emosinya runtuh, tangan mungilnya menghantam wajahnya.
Su Nanfeng menangkap tangannya dan mengarahkannya ke Xiao Susu yang tegak berdiri, "Bantu aku dengan tanganmu!"
Wu Yuxuan langsung menarik tangannya kembali, tapi ditangkapnya lagi. Xiao Susu yang angkuh terperangkap di genggamannya, panas yang membara di telapak tangan membuat hatinya kalut.
"Su Nanfeng, aku tak mau melakukannya."
"Kalau tak pakai tangan, aku akan pakai bagian itu milikmu. Pilih sendiri!"
"Wu Yuxuan!" Wu Yuxuan tidak punya pilihan lagi, tangannya kecil terus menggosok Xiao Susu bolak-balik. Napasnya pelan-pelan menjadi kasar dan berat, memancarkan daya pesona yang tak terhingga.
Meski gerakan tangannya cepat, tetap tak bisa menandingi kekencangan di bagian terdalamnya. Ia menahan diri dengan susah payah, mendambakan jalan sempit yang hangat dan lembab.
Su Nanfeng membungkus daun telinganya dengan mulut, "Sayang, bantu aku dengan mulutmu."
"Berani kau!!" Mata Wu Yuxuan menyala seperti api. Telapak tangannya yang memegang benda berat dan panas itu sudah membuatnya limbung. Jika ia berani memasukkan benda ini ke mulutnya, pasti akan digigitnya putus!
Saat ini Su Nanfeng hampir tak bisa menahan diri untuk langsung menusuk masuk ke tubuhnya. Tapi hatinya masih punya pertimbangan, hanya berani bernegosiasi perlahan.
Su Nanfeng menciumnya, merabanya, bahkan mengajak tangannya mengelus bagian yang menggelegak itu. Ia menarik tangan perempuan itu, melangkahi tubuh bagian atasnya, dan menepuk-nepuk benda besar yang menakutkan itu di pipi halusnya yang seperti bisa pecah.
Jarak terlalu dekat, Wu Yuxuan bisa melihat urat-urat yang menonjol. Ia takut setengah mati pada benda ini, berusaha memalingkan wajah sejauh mungkin. "Su Nanfeng, cepat singkirkan ini! Kumohon, kumohon!"
Su Nanfeng tahu bahwa penolakannya sangat kuat, tidak terburu-buru. Ia perlahan menekankan Xiao Susu ke bibirnya, mencoba memasukkan ke dalam mulutnya.
Uji cobanya membuat Wu Yuxuan menggelengkan kepala dengan panik, gigi terkunci rapat. Ia melanjutkan, "Gadis baik, tolong aku sebentar saja."
Namun, Wu Yuxuan tetap tidak mau menyerah. Matanya yang berkilauan memancarkan kemarahan hebat.
Su Nanfeng menyadari metode ini gagal. Ia memutuskan tidak menggunakan cara agresif, melainkan menggesekkan Xiao Susu perlahan di antara bibir atas-bawahnya yang bengkak dan lembab.
Wu Yuxuan hanya merasakan bibirnya mati rasa lembut berulang kali, serta suhu membara di ujung mulutnya. Hatinya bergetar hebat.
Wu Yuxuan merasa tak bisa kabur. Ia menutup mata, membiarkan Xiao Susu terus menggosok bibirnya. Gigi tetap terkunci rapat, membuatnya hanya bisa menggosok di luar bibir.
Tangan Su Nanfeng mencubit keras payudara putihnya yang montok. Rasa sakit membuatnya berteriak "Ah!", dan saat mulutnya terbuka, Xiao Susu langsung menyusup masuk.
Wu Yuxuan menyadari niat buruk Su Nanfeng. Dengan panik ia menutup mulut, namun sudah terlambat. Tak sempat menghalangi "Xiao Susu" di balik gigi, malah ujung lidahnya yang hangat dan licin tanpa sengaja menyentuh kepala alat itu saat berusaha menahan serangannya.
Sekadar jilatan tak sengaja itu membuat Su Nanfeng gemetar hingga tulang punggungnya lemas. Ia mendesah panjang penuh kepuasan: "Hebat sekali!"
Wu Yuxuan masih terpaku oleh jilatan tadi. Dengan tatapan penuh dendam, tiba-tiba ia membuka gigitan lebar mengunci "Xiao Susu", membuat Su Nanfeng menjerit kesakitan dan cepat-cepat menarik diri.
Su Nanfeng tak berani lagi memaksa "Xiao Susu"-nya masuk ke mulut mawar itu. Ia berguling ke samping Wu Yuxuan, menarik selimut sementara tangannya yang lain menggosok-gosok "adik kecil"-nya yang kesepian di balik kain.
Bebas dari tekanan tubuh Su Nanfeng, Wu Yuxuan menarik napas lega. Tak lama terdengar desahan berat di sebelahnya. Saat menoleh, dilihatnya keringat mengucur deras di dahi Su Nanfeng yang selimutnya terus bergetar ganjil. Penasaran, ia menyibak selimut itu.
Begitu melihat pemandangan di balik selimut, tangannya lemas. Selimut yang jatuh kembali menutupi adegan memalukan itu. "Su Nanfeng, kau benar-benar mesum!!"
Tak disangka ia ternyata...
Wu Yuxuan merapikan pakaiannya, lalu mengambil handuk mandi dan menyampirkannya di bahu. Setelah semuanya rapi, Su Nanfeng mendengus rendah dan melepas hasratnya.
Wu Yuxuan memandang pria yang terbaring di tempat tidur. Dada yang naik turun terus-menerus seolah menunjukkan ketegangannya. Pria ini memang selalu memiliki kekuatan dominan dalam hal-hal seperti ini.
Tiba-tiba, suara ketukan pintu terdengar di luar yang perlahan berubah menjadi pukulan keras. Wu Yuxuan membuka pintu dan melihat Ma Jiajia. Ia segera tersadar bahwa kamar ini sudah menjadi milik Ma Jiajia dan Su Nanfeng. Dengan tersenyum kecut ia berkata, "Maaf, aku segera pergi!"
Ma Jiajia mencium bau mesum di udara. Bukan gadis polos, ia langsung tahu apa yang terjadi di kamar ini. Mengenai masalah Bos Li, Su Nanfeng masih belum menunjukkan sikap jelas. Ia pun tidak bisa menebak rencananya. Tapi Wu Yuxuan adalah kunci semua ini. Jika wanita jalang ini bicara sembarangan di hadapannya, tentu...
Ma Jiajia sudah berjuang mati-matian untuk mendapatkan posisi sekarang di hadapan Su Nanfeng. Mana mungkin ia membiarkan wanita hina seperti Wu Yuxuan merusak semuanya. Dengan menyembunyikan tangannya di belakang punggung, ia mencubit dagingnya dengan keras menggunakan kuku, membuatnya menangis kesakitan.
