BAB 214 ANAK KITA BERDUA
Ma Jiajia berkata dengan penuh kesombongan, "Wu Yuxuan, sekarang kau sudah paham kan? Di hati Young Master Su hanya ada aku seorang. Jangan kira trik licikmu di hadapannya bisa mengusirku, jangan harap! Atas nama Young Master Su, aku tidak akan menghitung denganmu. Sekarang kau bisa pergi!"
Wu Yuxuan tersenyum getir, "Kalau begitu Young Master Su, kalau tidak ada urusan aku pergi dulu."
Begitu langkah Wu Yuxuan bergerak, lengannya langsung ditarik kasar oleh Su Nanfeng. Tubuhnya limbung jatuh ke pelukan pria itu. Dengan wajah penuh kebingungan ia menatap ke atas, hanya bisa melihat profil tajamnya yang tegang tanpa bisa membaca emosi. Udara tiba-tiba membeku, aura maut mulai menyelimuti, "Kapan kucing liarku jadi pengecut seperti ini? Menyedihkan!!"
Wu Yuxuan membeku. Jadi sekarang situasinya bagaimana?
Ma Jiajia semakin bingung, "Young Master Su, maksudmu apa ini?"
Su Nanfeng bahkan tidak memberikan sedikitpun tatapan ke Ma Jiajia, "Terjemahan paling sederhana: Enyahlah!"
Hati Ma Jiajia langsung terjun bebas ke jurang terdalam. Padahal dialah yang paling disayang Young Master Su, kenapa tiba-tiba... Dia tidak terima, benar-benar tidak terima!
"Young Master Su, kau sendiri yang bilang mencintaiku, bahkan berjanji akan menikahiku. Apakah kau sudah lupa semua janji itu?"
"Tidak pernah mengatakannya!" Suara Su Nanfeng bergulung seperti amukan badai, sorot matanya menyala-nyala bagai iblis dari neraka.
Meski tatapan itu tidak tertuju pada Ma Jiajia, jantungnya langsung berdebar kencang. Aura dingin yang memancar dari Su Nanfeng benar-benar menakutkan! Dia belum pernah melihat seseorang yang marah bisa sebegitu menyeramkan, sampai nyaris membuat jantungnya hancur.
Tapi, Ma Jiajia sudah bersusah payah memanjat ranjang Su Nanfeng. Bagaimana mungkin dia melepas kemuliaan yang sudah di depan mata? Dengan susah payah dia membela diri, "Young Master Su, aku tahu kau terhipnotis oleh si rubah ini. Aku..."
Prak!
Tamparan lagi mendarat di pipi Ma Jiajia sampai wajahnya nyaris terpelintir. Dengan wajah penuh ketidakpercayaan, dia menatap Su Nanfeng yang masih mengangkat tangannya. Bagaimana bisa...
Su Nanfeng berkata dingin, "Aku tak pernah memukul wanita. Tapi jika ada yang berani mengusik wanitaku, terkecuali!"
Wu Yuxuan yang sedang meringkuk di pelukan Su Nanfeng bisa merasakan dada pria itu bergerak naik-turun hebat, bagai badai yang siap meledak. Aura dinginnya benar-benar melumpuhkannya. Dia tak berani bernapas keras-keras, takut menjadi korban yang tidak bersalah. Meski sadar betul betapa mengerikannya amarah pria ini, di balik dekapan dadanya justru merasa tenang...
Ma Jiajia yang sudah emosi melihat sikap Wu Yuxuan semakin geram. Dengan wajah bengis dia membentak, "Young Master Su, jangan sampai kau dibutakan oleh si rubah... wanita ini!"
Su Nanfeng sama sekali tidak tergoyahkan.
Ma Jiajia yang sudah lama berkecimpung di dunia hiburan malam, paling pandai mengamati sikap dan perilaku pria. Dari raut wajah Su Nanfeng saat ini, dia tahu bahwa pria ini sudah tidak punya sedikitpun ketertarikan padanya. Tapi dia adalah Su Nanfeng, calon kepala keluarga Su yang terhormat. Demikian pria luar biasa ini, pantaskah dia tidak berusaha lebih keras... Dengan nekat dia berkata: "Young Master Su, jangan perlakukan saya seperti ini, jangan perlakukan anak saya, anak saya dan Anda..."
Tubuh Wu Yuxuan bergetar, seketika dielus kembali oleh tangan besar Su Nanfeng. Ia yang tak pernah sekalipun memandang Ma Jiajia akhirnya menatapnya: "Hamil?"
Ekspresinya tetap datar.
Ma Jiajia sangat paham Su Ming sangat ingin punya cucu. Jika dia hamil, Su Ming akan menjadi pendukungnya. Dengan dukungan Su Ming, dia pasti bisa menjadi nyonya muda Keluarga Su. Syarat utama untuk mendapatkan dukungan Su Ming adalah anak. Jadi dia cukup mengarang cerita kehamilan. Setelah menikah dengan Su Nanfeng, tinggal cari alasan bahwa janinnya keguguran...
Su Nanfeng menghela napas, berkata pelan: "Sayang sekali... bukan anakku."
Ma Jiajia membeku: "Young Master Su, ini... ini memang anakmu. Benar, aku pernah bersama banyak pria, tapi setelah bersama Anda, hanya Anda satu-satunya. Anak ini benar-benar milikmu."
Su Nanfeng menyeringai dingin. Benar-benar tak menyangka Ma Jiajia ternyata wanita sebodoh ini!
Su Nanfeng berkata: "Aku danmu hanya tujuh hari, tapi kau bilang hamil?"
Ma Jiajia hanya ingin menahan Su Nanfeng, lupa hal ini. Tapi tetap bersikeras: "Young Master Su, ini hari suburku. Setiap kali kita berhubungan, kau tak mengeluarkan... Mungkin dalam 1-2 bulan baru bisa terdeteksi."
"Kapan aku bersamamu?! Kau pikir siapa dirimu? Tidak semua wanita kusukai, apalagi yang sepertimu!"
"Mana mungkin?" Ma Jiajia tak percaya, "Young Master Su, tadi malam kau masih mencintaiku, menyebutku manismu. Kau begitu bersemangat..."
Su Nanfeng memanggil bodyguard, melemparkan kamera di kaki Ma Jiajia. Dengan bingung ia mengambil kamera itu, membuka video di dalamnya. Suara dengusan pria dan teriakan wanita memenuhi ruangan.
Su Nanfeng segera menutup telinga Wu Yuxuan, menghalangi suara mesum itu. Ia tak ingin dia mendengarnya.
Ma Jiajia melihat video itu: lokasinya kamar utama vila Su Nanfeng. Wanita yang menjerit itu dirinya sendiri. Tapi pria di atasnya bukan Su Nanfeng. Waktu rekaman itu cocok dengan setiap kali "Su Nanfeng" mencintainya...
“Tidak, tidak mungkin...” Tubuh Ma Jiajia gemetar, tak heran setiap kali "Su Nanfeng" bercinta dengannya selalu memintanya memakai penutup mata. Awalnya dia mengira itu untuk mencari sensasi, sementara demi mendapatkan kasih sayangnya dia selalu menuruti. Tapi ternyata saat matanya tertutup, pria itu sudah berganti dengan lelaki lain...
Ma Jiajia menatap Su Nanfeng, "Mengapa? Mengapa memperlakukanku seperti ini? Mengapa..."
Su Nanfeng berkata: "Siapa yang naik sama saja, tidak ada bedanya."
Ha~~ Ma Jiajia menyeringai, tertawa getir, terbahak-bahak dengan air mata. Siapa yang naik sama saja? Apakah dia begitu hina?
Ma Jiajia terjatuh di lantai, menyaksikan Su Nanfeng memeluk Wu Yuxuan pergi. Siluet kabur itu perlahan menghilang dari pandangannya... Dia tidak rela!
Jari-jari Ma Jiajia mencengkeram tepi kamera, sorot mata penuh air mata itu memancarkan kebencian dan kekejaman yang dingin.
Wu Yuxuan!!
Su Nanfeng terus memeluk Wu Yuxuan hingga memasukkannya ke mobil. Dengan gesit dia naik, berkata pada Lao Wang: "Jalan!"
Mobil melesat seperti anak panah yang dilepaskan, menuju vila.
