Bab 216 Berilah Aku Ketaatan
Wu Yuxuan cepat-cepat tersadar, bangkit dan mencari pakaian seadanya sebelum berlari ke kamar mandi. Dengan tergesa-gesa ia mengunci pintu, punggungnya menempel di panel pintu. Jantungnya berdebar kencang seolah hendak melompat dari tenggorokan. Ia berusaha menenangkan diri, menciduk air dingin dan mengusapkannya ke wajah, memaksa diri agar lekas sadar. Rasanya ia benar-benar terkena sihir Su Nanfeng, mengapa selalu tak bisa lepas darinya...
Wu Yuxuan, Wu Yuxuan... Kau harus bertahan, harus sukses, sukses!
Dia mengisi bak mandi, melepas pakaian dan merendam diri. Bekas-bekas Su Nanfeng masih tersisa di kulitnya, mengingatkannya pada adegan-adegan memalukan itu.
Mengapa... mengapa tadi ada sedikit harapan dalam dirinya, harapan agar ia terus melanjutkan...
Habislah, Wu Yuxuan! Kau benar-benar kecanduan pria ini!
Wu Yuxuan merendam seluruh tubuhnya dalam air, seolah cara ini bisa mengembalikan emosinya yang lepas kendali.
Dia berlama-lama di kamar mandi, baru keluar setengah jam kemudian. Setelah memakai pakaian, rambut basahnya dibungkus handuk mandi. Saat melangkah keluar, matanya refleks mencari sosok Su Nanfeng. Pandangannya langsung tertuju pada pria yang berdiri di balkon. Kini ia sudah berpakaian rapi, masih mengenakan setelan jas premium buatan tangan, dengan kemeja putih yang menonjolkan karakternya di bagian dalam.
Mendengar suara, Su Nanfeng yang berdiri di balkon menoleh. Melihat tatapan bingung sang wanita kecil, matanya menyipit halus. Pandangannya menyapu rambutnya, lalu tangan menunjuk ke tempat tidur, "Duduk yang baik!"
Wu Yuxuan tak tahu maksud Su Nanfeng. Dia agak menolak, tapi di bawah tatapan sedikit takutnya, pria itu malah mengambil pengering rambut.
"Tidak perlu, saya bisa sendiri." Wu Yuxuan sungguh sulit menerima perubahan sikap Su Nanfeng ini, membuatnya serba tak nyaman.
Su Nanfeng satu tangan memegang pengering, tangan lain menekan bahunya hingga terduduk di pinggiran tempat tidur, memerintah: "Jangan bergerak!"
Wu Yuxuan duduk patuh tak berani melawan, membiarkannya menyalakan pengering untuk mengeringkan rambutnya. Angin hangat dari pengering menyapu kulit kepalanya, sensasi yang nyaman membuat tubuh kaku pelan-pelan mengendur. Dia bertanya, "Kata Ma Jiajia karakter utama karya kompetisi itu diganti jadi aku, benar atau tidak?"
Saat Wu Yuxuan mendengar perkataan Ma Jiajia, dia masih merasa tidak yakin. Hingga Su Nanfeng muncul dan menunjukkan sikap dinginnya terhadap Ma Jiajia, hatinya mulai percaya sekitar 70-80%, namun tetap ingin mendengar konfirmasi darinya.
Su Nanfeng menjawab dengan datar, "ya, ada masalah?"
"Tidak, tidak ada!"
Keputusan Su Nanfeng, mana mungkin Wu Yuxuan berani mengajukan pertanyaan. Tapi... "Aku tidak punya pengalaman ini, takut gagal."
Bagaimanapun, kompetisi ini sudah menghabiskan banyak waktu dan tenaganya. Dia ingin menyempurnakan semuanya, meski tidak menang, setidaknya tak ada penyesalan.
"Bukannya tidak ada masalah? Lalu apa yang kau khawatirkan?"
Wu Yuxuan yang sedang menengadah langsung ditahan oleh Su Nanfeng, "Jangan bergerak, jadilah Sayang yang penurut."
Dia duduk patuh sambil berkata, "Bagaimana jika gagal memenangkan penghargaan? Bukankah itu akan mengecewakan harapan perusahaan? Di balik hasil kompetisi ada pesanan bernilai puluhan juta bahkan miliaran."
"Aku tidak kekurangan uang segitu."
"Apa?"
Wu Yuxuan terkejut. Kepalanya yang sedang menengadah menyentuh lubang masuk pengering rambut, membuatnya menjerit kesakitan. Su Nanfeng buru-buru melemparkan pengering dan menahan kepala gadis itu sambil memeriksa rambutnya. "Bukannya sudah kularang bergerak?" geramnya.
Di bawah tekanan Su Nanfeng, dia merunduk, "Maaf, aku tidak sengaja..."
Su Nanfeng melepaskan kepala dia, “Berbaringlah dengan baik, jangan terlalu banyak berpikir. Hal-hal yang kau khawatirkan akan aku tangani.”
“Oh.”
Wu Yuxuan masuk ke dalam selimut dan tidur. Saat waktu makan malam, pelayan rumah membawakannya makanan. Dia bertanya ke pelayan kemana Su Nanfeng pergi, namun pelayan tidak tahu.
Setelah makan malam, dia berkeliaran tanpa tujuan di vila besar sendirian. Hingga tengah malam tidak terlihat bayangan Su Nanfeng. Tubuh mungilnya meringkuk di sofa ruang tamu menunggu, akhirnya tertidur lagi karena terlalu lelah.
Keesokan harinya, saat Wu Yuxuan bangun, dia terbaring di tempat tidur. Tangannya meraba sisi ranjang dan merasakan sisa kehangatan. Dia tahu Su Nanfeng telah kembali, mengangkatnya ke tempat tidur, dan bahkan pernah tidur bersama di ranjang ini. Hatinya kembali dipenuhi kebahagiaan.
Setelah mandi dan sarapan, Wu Yuxuan langsung menuju studio syuting. Di sana, dia benar-benar memahami makna perkataan Su Nanfeng kemarin: “Hal-hal yang kau khawatirkan akan aku tangani.”
Di studio syuting, selain sutradara, semua kru diganti total. Bahkan pemeran utama pria dicabut, membuat adegan ini benar-benar monolog Wu Yuxuan sendiri.
Su Nanfeng menyewa tim perencana paling top di negeri ini dengan bayaran tinggi. Mulai dari pengambilan gambar hingga tata rias semuanya ditangani tim ini. Singkatnya: Wu Yuxuan hanya perlu menyediakan wajahnya.
Rencana awal Wu Yuxuan adalah menganggap pernikahan sebagai harapan dan kerinduan seorang wanita terhadap kehidupan masa depan. Dalam pengambilan gambar menggunakan pemeran utama pria dan wanita, dia ingin pemeran wanita menunjukkan kebahagiaan tersebut semaksimal mungkin. Namun tim kreatif memberikan alternatif lain, berpendapat bahwa ketika wanita memasuki pelaminan sebenarnya sedang memasuki fase kehidupan baru yang pasti disertai kerinduan akan masa lajang.
Tim kreatif berencana mengambil angle "kerinduan akan masa lajang" sebagai konsep shooting. Mengingat ada banyak karya pernikahan lain yang ikut kompetisi, konsep segar ini mungkin bisa menarik perhatian juri.
Setelah mempertimbangkan proposal tim kreatif, Wu Yuxuan merasa konsep mereka jauh lebih sempurna dibanding idenya sendiri. Akhirnya Yu Xuan memutuskan menggunakan skenario dari tim kreatif.
Mengingat Yu Xuan sama sekali tidak punya pengalaman modeling, sering terjadi kekakuan gerakan dan ekspresi yang kurang pas. Setelah penyesuaian sepanjang pagi, barulah penampilannya mulai membaik.
Proses shooting terbagi dalam beberapa scene: 5 lokasi indoor dan 8 outdoor. Berkat kerja keras semua pihak, saat ini sudah berhasil menyelesaikan 3 scene yang langsung diarsipkan untuk proses editing.
Sesuai skenario, Yu Xuan harus menjalani scene cukup menantang: berdiri di hamparan rumput dengan gaun pengantin sambil memegang payung, ditemani hujan gerimis halus seperti bulu angsa. Dengan teknik pengambilan gambar yang tepat, akan tercipta visual yang estetis.
Staf di lokasi menyiapkan pencahayaan untuk Wu Yuxuan. Dengan isyarat sutradara, kru penyiram air mulai bersiap. Saat sutradara memberi tanda "mulai", semua kru bergerak ke posisi masing-masing.
