Bab 219 Bagaimana jika aku hanya ingin bersamamu?
Begitu ucapannya selesai, Wu Yuxuan langsung mengayunkan tamparan keras ke pipi Ma Jiajia.
Braak!!
Tamparan ini terdengar sangat keras dan nyaring, membuat kepala Ma Jiajia terpelanting ke samping. Gendang telinganya bergetar hebat hingga berdenging-denging. Butuh waktu lama baginya untuk menyadari situasi. Tangan mungilnya menutupi pipi yang terbakar, tatapan penuh kebencian tertancap di wajah Wu Yuxuan, "Dasar wanita jalang! Berani-beraninya kau memukulku?!"
"Memukulmu adalah cara untuk memberitahumu, aku memang sok jago karena menjadi wanita penghangat ranjang Young Master Su!" Sorot mata Wu Yuxuan dingin bagai es. "Aku tidak mempermasalahkan semua perbuatanmu sebelumnya bukan karena aku murah hati, tapi karena malas. Tapi jika kau masih berani bertindak semena-mena di depanku, aku tidak akan segan! Aku pun lebih banyak dan lebih kejam caranya untuk menghancurkan orang. Mau coba?!"
Sorot mata Wu Yuxuan yang membekukan itu menusuk sampai ke relung hati Ma Jiajia. Seluruh tubuhnya gemetar diterpa tatapan dingin itu. Selama ini dia mengira perempuan hina ini hanya buah kesemek lunak yang mudah diinjak-injak, tak menyangka masih menyimpan aura sekuat ini. Tapi sebagai orang yang selalu dimanjakan, mana mungkin dia menerima penghinaan seperti ini. Tangannya langsung terayun untuk membalas tamparan, namun pergelangan tangan yang terangkat itu kembali dicengkram Wu Yuxuan.
Namun saat pergelangan tangan itu baru terangkat, langsung dicengkeram oleh Luo Qiangwei.
Wu Yuxuan mengerahkan tenaga penuh untuk mendorong Ma Jiajia hingga tersungkur jatuh ke lantai batu keras.
"Kau!"
Mata Wu Yuxuan dipenuhi dingin yang tajam seperti pisau, sedikit menunduk mendekati wajah Ma Jiajia, "Ma Jiajia, lebih baik kau jangan macam-macam denganku, kalau tidak, aku akan membuatmu menyesal!"
Saat Ma Jiajia terjatuh, telapak tangannya tergesek di tanah, kerikil kecil melukai tangannya. Rasa sakit menyergap sambil menggigit bibir mendengar ucapan Wu Yuxuan, "Apa? Kau berani membunuhku?"
Wu Yuxuan mendengus dingin, "Terkadang, hidup lebih menyakitkan daripada mati!"
Ucapan Wu Yuxuan bagai mawar berduri, wangi menggoda namun sarat bahaya. Ma Jiajia menggigil ketakutan, napasnya tersengal mencoba tenang, "Jangan senang dulu, suatu hari nasibmu akan lebih buruk dariku."
Wu Yuxuan menyipitkan mata, "Hari malangmu sudah di depan mata. Hari sialku? Masih jauh di awang-awang."
Ma Jiajia menatap sikap sombong Wu Yuxuan sampai gigit jari. Tiba-tiba pintu halaman terbuka. Pria tegap berkaki panjang melangkah keluar. Dalam sedetik, ekspresi congkaknya lenyap. Tangannya menutupi pipi merah bekas tamparan Wu Yuxuan, wajahnya penuh kekesalan.
Wu Yuxuan tiba-tiba melihat perubahan ekspresi wajah Ma Jiajia. Mengikuti pandangan Ma Jiajia ke belakang, matanya bertemu dengan Su Nanfeng. Dengan mengangkat alis penuh pengertian, ia menyadari bahwa Ma Jiajia lagi-lagi berusaha mencari dukungan pria ini. Sayang... ide yang sangat bodoh. Di saat seperti ini, satu-satunya yang bisa diandalkan hanyalah diri sendiri!
Wu Yuxuan tentu saja tidak takut pada Ma Jiajia.
Su Nanfeng berjalan mendekati Wu Yuxuan dengan kedua tangan di saku celana, lalu berdiri secara alami di sampingnya. Tatapannya menangkap ekspresi marah dingin di wajahnya. "Siapa yang membuat Kucing liar kesayanganku tidak senang?" tanyanya lembut.
"Young Master Su, dia... dia memukulku..." kata Ma Jiajia sambil menurunkan tangan yang menutupi wajahnya. Seketika terlihat bekas telapak tangan merah yang jelas. Air mata menggenang di sudut matanya, tersedu-sedu dengan penampilan yang memikat hati, benar-benar menggugah rasa iba.
Pandangan Su Nanfeng menyapu tubuh Ma Jiajia dengan dingin. "Tangan kiri atau kanan?"
"Hah?" Ma Jiajia bingung, menjawab: "Tangan kanan."
Su Nanfeng menggenggam tangan kanan Wu Yuxuan. Setelah memeriksa telapak dan punggung tangan dengan cermat, ia mengerutkan alis melihat kemerahan di telapak tangan itu. "Kenapa selalu tidak mendengarkan ucapanku? Mulai sekarang dilarang melakukan pekerjaan kasar seperti ini|!" geramnya.
Wu Yuxuan memandangi Su Nanfeng dengan heran, seolah melihat alien. Di sudut mata Ma Jiajia mengumpulkan kemarahan yang tak bisa diluapkan di hadapan pria itu, akhirnya menahan diri: "Young Master Su, dia tidak layak diperhatikan sebegitu! Dia selalu merayu pria, bahkan hubungannya dengan Lin Er Shao pun tak jelas!"
Suara dingin Su Nanfeng memotong ucapan Ma Jiajia, "Cukup."
Saat nama Lin Ci meluncur dari mulut Ma Jiajia, Wu Yuxuan dalam hati berteriak "sial", menyipitkan pandangan samping ke arah Su Nanfeng. Benar saja, matanya yang dalam dan bibir tipis itu terkunci rapat.
Sejak dulu Su Nanfeng tak suka Wu Yuxuan berhubungan dengan Lin Ci. Ucapan Ma Jiajia ini bagai memantik api cemburu di hatinya.
Dengan wajah datar Su Nanfeng berucap dingin: "Urusanku dengan wanitaku tak perlu campur tangan orang ketiga. Peringatan terakhir: jangan muncul lagi di hadapannya, atau jangan salahkan aku!"
Setelah melemparkan ancaman, lengannya yang panjang langsung meraih pinggang Wu Yuxuan, menyeretnya masuk vila. Baru setelah pintu tertutup, gadis itu mulai melawan: "Su Nanfeng, lepaskan! Kau menyakitiku!"
Su Nanfeng memandanginya dengan senyum sinis, "Kukira kau mayat yang tak tahu sakit. Rupanya masih bisa merasakan!"
Wu Yuxuan menyeringai pahit, "Tentu saja!"
"Dia ingin pergi, namun Su Nanfeng menariknya dengan kasar ke dinding. Dengan satu tangan menahan di samping kepalanya, mengurungnya antara dada dan tembok. Matanya menatap tajam, tak melewatkan sedikit pun perubahan ekspresinya. Setelah lama, ia berkata: 'Wu Yuxuan, senang dengar kabar Lin Ci?'"
"Wu Yuxuan benar-benar tak mengerti imajinasi liar Su Nanfeng. Ma Jiajia hanya sekadar menyebut nama Lin Ci, tak ada maksud lain. Tapi ia langsung cemburu buta. Sungguh kekanak-kanakan."
"Tak tahan melihat kesombongannya, ia membalas pedas: 'Tentu senang. Jika kau melepasku untuk menemui Lin Er Shao sekarang, aku akan lebih bahagia.'"
"Braak!"
"Kepalan Su Nanfeng menghantam dinding. 'Wu Yuxuan, segitu laparkah kau?'"
"Wu Yuxuan menatap mata hitam berbahaya itu, tiba-tiba tersenyum genit. 'Rupanya semua omongan dan tingkahmu hanya ingin meniduriku? Jika kurang perempuan, Ma Jiajia di luar siap kaujamah.'"
"Su Nanfeng mendekatkan bibirnya. 'Bagaimana jika aku hanya ingin denganmu?'"
"Nafas panasnya menyapu wajahnya, membuat detak jantungnya tak karuan. Tangannya menolak dada pria itu. 'Su Nanfeng, jangan gila. Kau tahu aku sedang tidak bisa.'"
"'Tidak bisa tapi mau dengan Lin Ci? Kebutuhanmu benar-benar luar biasa.'"
Wu Yuxuan memalingkan kepala menghindari godaan aura maskulin Su Nanfeng, "Aku menyerah, aku mengaku kalah ya, jangan main-main lagi."
Jarang-jarang kucing liarnya bisa bersikap manis seperti ini, ia pun melepaskannya.
