BAB 227 SAMA SEKALI TIDAK BOLEH!
"Ketua Kang, kau!!" Han Lin tak bisa membantah, sepenuhnya terpojok.
“Ah!” Ketua Kang menghela napas dalam-dalam, “Menurutku Yu Xuan ini memang menyedihkan. Susah payah dapat beberapa proyek, masih difitnah seperti ini. Lihatlah wajah kecilnya, sungguh membuatku iba. Mengingatkanku pada putriku sendiri, ah...”
Suasana menjadi kaku sejenak. Pada saat itulah Su Nanfeng yang selama ini diam akhirnya bersuara, “Ketua Kang, perkataan Anda agak berlebihan.”
Mendengar ini, Han Lin menatap Su Nanfeng dengan mata berbinar. Sebagai pemilik MiYan, sepatah kata darinya bisa membuat semua masalah tentang Ketua Kang, Wu Yuxuan, atau taruhan ini lenyap!
Han Lin sangat yakin Su Nanfeng akan berpihak padanya. 80% keuntungan cabang MiYan ini mengandalkan jasanya. Dengan jaringan klien yang dimilikinya, pasti dia takkan bersekongkol dengan Ketua Kang untuk memecatnya.
Su Nanfeng menatap Han Lin lama-lama, akhirnya berkata, “Ketua Han adalah pahlawan perusahaan. Masalah taruhan ini omong kosong belaka.”
Senyum kemenangan mulai mengembang di bibir Han Lin.
Su Nanfeng melanjutkan, “Tapi sebagai bos, aku tak ingin merugikan siapapun. Karena taruhan sudah ada, mari kita patuhi. Namun syaratnya terlalu kejam untuk Ketua Han. Usulku: Ketua Han tetap di perusahaan. Tim 1 dan Tim 2 digabungkan jadi satu dengan Ketua Kang sebagai ketua tim, sedangkan Ketua Han sebagai supervisor. Bagaimana menurut kalian?”
Saat Su Nanfeng mengatakan ini, pandangannya tertuju pada Wu Yuxuan, seolah meminta persetujuannya. Namun di dalam hati, wanita ini sangat paham bahwa pria brengsek itu jelas-jelas sedang melempar tanggung jawab. Di satu sisi mencopot posisi Ketua grup Han Lin, di sisi lain membangun citra sebagai pemilik toko yang baik.
Benar-benar keterlaluan.
Licik!!
Senyum Han Lin membeku di sudut bibirnya, memandang Su Nanfeng dengan tak percaya, "Tuan Su, ini..."
Menggabungkan Tim 2 ke dalam Tim 1 dan menunjuk Ketua Kang sebagai ketua, sementara dia hanya dijadikan supervisor?! Hubungannya dengan Ketua Kang selalu tegang. Kini Ketua Kang berada di atasnya, bukankah hari-harinya ke depan akan...
Seorang yang selalu bangga seperti Han Lin, mana mungkin menerima pengaturan seperti ini. Saat dia hendak berusaha membujuk Su Nanfeng, terdengar lagi suaranya: "Supervisor Han, kekhawatiran Ketua Kang memang beralasan. Demi kepentingan perusahaan, harap maklum sementara."
"Tapi aku..." Han Lin melihat perubahan ekspresi Su Nanfeng, seketika diam tak berani melanjutkan, "Baik, aku akan patuh pada keputusan perusahaan."
Meski diturunkan dari Ketua grup menjadi supervisor, setidaknya masih bisa tetap di perusahaan. Han Lin yakin pada kemampuannya. Dulu dia bisa merangkak dari posisi junior hingga menjadi Ketua Tim 2, pasti bisa naik lagi. Apalagi sekarang dua tim digabung, sementara usia Ketua Kang lebih tua darinya. Saat Ketua Kang pensiun nanti, dia bisa sah menggantikannya sebagai satu-satunya Ketua grup di perusahaan. Saat itu...
Persinggahan singkat demi melesat di kemudian hari, memikirkan hal ini, Han Lin berusaha menghibur diri sendiri...
Meski pengaturan Su Nanfeng ini gagal mengusir Han Lin dari perusahaan, bagi Wu Yuxuan ini sudah cukup. Setidaknya di seluruh perusahaan, tak ada yang berani menentangnya.
Wu Yuxuan baru saja keluar dari ruang minum. Saat melewati salah satu ruang tamu, pintu ruang tamu tiba-tiba terbuka. Tangan besar menyergapnya masuk, menyeretnya ke sudut dinding, kedua tangan mengurung di sisi tubuhnya.
Wu Yuxuan pucat ketakutan oleh kejadian tak terduga ini, sarafnya langsung menegang. Dia langsung mengangkat pandangannya dan melihat Su Nanfeng, lalu menghela napas panjang.
Su Nanfeng membungkuk, bibir membara mendekati telinganya. "Sayang, aku sangat merindukanmu." Ucapan itu disertai gesekan bibirnya yang samar di daun telinga sensitifnya, suara sengaja direndahkan dengan nada serak menggoda.
Wu Yuxuan mendorong kepala pria itu dengan kedua tangannya. Tapi ia malah memeluk pinggang rampingnya erat-erat, menyatukan tubuh mereka hingga bisa merasakan kehangatan kulitnya. Tangan satunya naik, mengelus leher putih jenjangnya dengan niat jahat, menyusuri lekuk sempurna hingga menyelinap ke balik kemeja setelan profesional yang membungkus dadanya. Jarinya mencubit keras...
“Jangan, jangan kau begini, lepaskan aku.” Tangan Wu Yuxuan mencengkeram pergelangan tangannya untuk menolak, namun sia-sia. Tangannya malah diikat erat di belakang punggungnya olehnya, sementara kaki yang terus meronta-ronta pun ditekan dengan dominasi olehnya, tak bisa bergerak.
“Siluman kecil, hari ini kau pasti takkan bisa kabur!” Tangan besar Su Nanfeng mencengkeram kerah bajunya, menariknya ke bawah dengan kasar. Kancing kemeja putihnya terlepas beberapa buah, memperlihatkan pakaian dalam seksi yang dikenakannya serta lengkungan salju yang tak sepenuhnya tertutup oleh pakaian dalam itu.
Su Nanfeng memandang pemandangan indah di hadapannya, bola mata hitamnya berangsur gelap. Dengan suara serak ia menggoda: "Sayang masih secantik ini."
Tangan Su Nanfeng meremas-remas Salju Berkilau-nya melalui pakaian dalam, membentuk berbagai bentuk. Rasa malu dan kenikmatan merangsangnya. Tubuhnya perlahan limbung di bawah gerakan meremasnya. Dalam hati dia berteriak tidak baik, buru-buru berkata: "Jangan, Mmm... kau lepaskan..."
Nada suara Wu Yuxuan tak stabil. Kata-kata penolakan yang hendak diucapkan berubah menjadi erotanan menggoda di bibirnya. Mendengar suara itu, tanpa disadari wajahnya memerah.
Su Nanfeng memandang bibir merahnya yang terus membuka dan menutup saat berbicara, begitu segar bagai bunga yang masih meneteskan embun. Ia menunduk dan mencium bibirnya, dengan intensitas kuat menjilati, menghisap, dan menggesek-gesekkan bibir mereka. Gigitan kecilnya pada bibir merah itu membuat rasa manisnya semakin tak tertahankan, memicu keinginan untuk mengeksplorasi lebih dalam. Lidah basahnya yang perkasa membuka barisan gigi mutiara sang gadis, menerobos masuk dan menjerat lidah lembutnya yang manis. Tangan besar pria itu menyusup ke dalam rok pendeknya, jemarinya mulai mempermainkan wilayah sensitif di balik kain tipis.
“Ah! Tidak, cepat keluar, tanganmu...” Wu Yuxuan terus menggelengkan kepala, dia bisa merasakan dengan jelas jari-jari Su Nanfeng yang tak henti berbuat jahat di wilayah sensitifnya. Gerakan tak berhenti itu memancing cairan bening dari tubuhnya, membuatnya ingin menghilang.
Su Nanfeng tak bergeming terus mencium dan menghisap tulang selangka Wu Yuxuan yang mungil seksi, dengan suara parau berkata: "Sayang, kau sudah basah..."
Boom!!!
Otak Wu Yuxuan seketika seperti diledakkan bom. Dia merasa ingin segera menyelinap ke lubang tanah, tak sanggup menatap wajah siapa pun lagi.
“Aku tidak...tidak...Lepaskan, ini di perusahaan...” Wu Yuxuan berusaha mati-matian mendorongnya, tapi tubuh pria itu terlalu besar. Bagaimanapun dia mendorong, sia-sia belaka. Dia menghindari bibir dan jarinya, tapi ia selalu bisa dengan mudah menembus pertahanannya. Kenikmatan yang semakin kuat menggerogoti kesadarannya, membuat tubuhnya gemetar. Sepertinya dia akan jatuh dalam ciuman bergairahnya...
Dalam kesadarannya yang kabur, dia merasakan sesuatu keras seperti batu besi menekan di antara pahanya. Pikirannya yang kalut tiba-tiba terjaga. Itu adalah...
Tidak boleh! Sama sekali tidak boleh!!
