Bab 231 Aku Sangat Handal
Tentu saja, cara Su Nanfeng menjinakkan Kucing liar pasti adalah dengan melahapnya sampai tak tersisa, hanya ingin memakainya dengan kasar. Pikirannya membuat senyum di sudut bibirnya semakin dalam.
Kepala Su Nanfeng mendekat, bersandar di bahunya. Hidungnya mencium leher harum wanita kecil itu, aroma ini saja sudah membuat jakunnya bergerak, matanya menjadi gelap.
Dalam keadaan setengah sadar, Wu Yuxuan merasakan tubuh tinggi besar Su Nanfeng menempel erat. Aura yang dipancarkannya begitu memabukkan, membuat napasnya tersengal. Terutama ketika udara hangat dari lubang hidungnya membakar kulitnya, seakan hendak melukai permukaan kulit.
Dia seperti refleks, menggerakkan tubuhnya sedikit, berkata lemah: "Su Nanfeng, brengsek, jangan lagi..."
Mendengar ucapan wanita kecil itu, tawa magnetis Su Nanfeng terdengar, bibir tipisnya yang menggoda mendekati bibir mungilnya, menggoda dengan sengaja: "Sayang, sekali lagi..."
"Ya? Kau pelan-pelan..."
Wu Yuxuan sepenuhnya dalam keadaan mengigau, mengucapkan ini tanpa kesadaran.
Su Nanfeng mendengarnya, otot-otot tubuhnya menegang. Bibir tipisnya yang membara menyapu bibir bengkaknya, hampir seperti badai merebut seluruh napasnya.
Meski wanita itu masih dalam keadaan linglung, ciuman Su Nanfeng tetap mendapat respons kaku darinya. Akhirnya ia tak melanjutkan siksaan, melepaskan bibirnya dan memeluknya erat.
Penampilan Wu Yuxuan tidak memberi kesan menakjubkan bagi Su Nanfeng, namun dalam setiap pergumulan dengannya, wajahnya terus terngiang. Di matanya, dialah yang tercantik - cantik nan sempurna, cantik yang mengguncang jiwa...
Ssss~~
Pagi yang kembali penuh pegal. Tangan Wu Yuxuan menekan pinggangnya yang lemas. Ia benar-benar curiga tulang pinggangnya sudah patah dihantam pria tak terkendali itu. Semalam ia berubah menjadi serigala, begitu kasar!
Andai saja haid bisa setahun penuh.
Wu Yuxuan baru saja tersadar, tubuhnya belum pulih dari rasa sakit. Tiba-tiba badannya tertindih benda berat. Yang terlihat di depannya adalah dada pria berotot dengan memar kehijauan. Ia ingat memar itu adalah bekas saat ia menunggangi pria brengsek itu semalam...
Tangan besar Su Nanfeng membuka selimut yang menutupi tubuh Wu Yuxuan dan menyelusup ke bawah. Dua tubuh telanjang itu saling menempel erat, menghangatkan satu sama lain. Detak jantungnya terasa berhenti beberapa kali.
Wu Yuxuan melihat sorot mata hitam pekat Su Nanfeng yang penuh hasrat. Dengan gugup, tangan mungilnya menahan dadanya, "Tuan Su, jangan... Ini masih pagi..."
Sejak mengenal Su Nanfeng, waktu tidurnya berkurang drastis. Hidupnya hanya berputar antara: sedang dimakannya atau dalam perjalanan untuk dimakan lagi.
Su Nanfeng tak kenal batas. Badan mungilnya mana sanggup? Yang lebih parah, baru semalam ia sudah beberapa kali 'mengambilnya'. Belum tidur beberapa jam, pagi-pagi sudah mau lagi...
Apakah ia serigala? Stamina-nya luar biasa!
Wajah Wu Yuxuan memerah panas. Bayangan apa yang akan dilakukan pria itu padanya membuat detak jantungnya semakin kencang.
Mata Su Nanfeng menatap wanita kecil itu, segala sesuatu tentangnya bagaikan misteri yang membuatnya tak bisa menahan diri untuk mendekat dan mengurai. Setiap kali, wanita ini selalu memberikannya kesan polos dan kekanak-kanakan seolah belum pernah tersentuh, membuatnya semakin tergila-gila dan tak henti-henti menguasainya berulang kali.
Seperti saat ini, "saudaranya" di bawah mulai tak terkendali lagi, ingin menyelami tempat hangat yang lembab dan sempit untuk merasakan kenikmatan yang merasuk tulang.
"Tidakkah kau tahu pria di pagi hari lebih bernafsu?"
"Hmm..."
Wu Yuxuan segera disumpal bibirnya dengan kasar oleh Su Nanfeng. Aura pria itu menyelubunginya bagai hendak menelannya. Tak sempat menghindar, ia terjerumus dalam ciuman bergairahnya. Posisi pria di atas wanita ini sangat membahayakan baginya.
Wu Yuxuan mencium bahaya, segera menyadari situasi dan mendorongnya ke sisi ranjang dengan sekuat tenaga. Duduk tegak, ia menatap pria yang wajahnya masih dipenuhi kekecewaan itu: "Tuan Su, menurutku kita perlu bicara..."
Su Nanfeng mengangkat alis, tertarik: "Baik, bicara apa?"
Melihat reaksinya, mata bening Wu Yuxuan berbinar: "Tuan Su, bisakah kita berbicara sambil berdiri? Berbicara di sini akan mengurangi kualitas diskusi."
Ranjang ini sama sekali tidak boleh dihuni lagi. Terlalu berbahaya. Ia harus segera meninggalkan zona bahaya ini.
"Sudut bibir Su Nanfeng melengkum membentuk garis indah, memandangi ekspresi lucu Wu Yuxuan, hatinya tiba-tiba merasa sangat senang. Lengan panjangnya merengkuh pinggang rampingnya, "Tidak kah kau merasa kita akan berdiskusi lebih baik sambil berpelukan?""
“...”
Wu Yuxuan tak berdaya, pandangannya tak sengaja kembali jatuh ke dada pria itu. Otot perut yang jelas terpahat dan memar keunguan membuatnya gelisah, "Tuan Su, sebenarnya apa yang ingin Anda lakukan?"
"Apa yang ingin kulakukan, bukankah kau sudah tahu?" Su Nanfeng menekan tubuhnya kembali ke tempat tidur, postur tinggi besar-nya menindih erat tanpa memberi ruang gerak, "Yang paling ingin kulakukan, tentu saja adalah kamu!"
Pernyataan gamblang Su Nanfeng membuat wajahnya memerah padam. Menatap wajah mempesona pria yang begitu dekat, tenggorokannya berdesir sementara pipinya terasa panas membara.
Melihat reaksinya, hasrat yang sempat tertahan dalam diri Su Nanfeng kembali berkobar. Suaranya berat, "Dibandingkan berdiskusi, aku lebih ingin bertindak!!"
“…”
"Adek lo kali."
Wu Yuxuan terbata-bata, "Tuan Su, saya pikir... masalah seperti ini sebaiknya dikendalikan agar tidak berlebihan... demi kesehatan Anda... Saya khawatir tubuh Anda tidak kuat, sepenuhnya ini untuk kebaikan Anda..."
"Wu Yuxuan memiliki beberapa perkataan yang tidak berani diungkapkan secara terang-terangan. Dia tidak bisa meniru kelancangan Su Nanfeng, hanya bisa menyampaikannya secara tersirat, namun cukup membuatnya mengerti maksudnya."
Sorot mata membara Su Nanfeng mengunci gadis kecil di hadapannya. "Kau terlalu menarik, selalu membuatku ingin menggoda." Lidahnya menjulur menjilat pipinya dengan penuh selera, "Hidup terletak pada gerak, olahraga bisa memperpanjang usia."
“…”
Wu Yuxuan terus berusaha, "Tapi...Tidakkah Tuan takut fungsi...'itu' akan menurun jika berlebihan?"
Su Nanfeng tertawa menggema, "Jika kau khawatir kemampuanku menurun sampai tak bisa memuaskanmu, jangan kuatir. Bukankah kau sudah tahu kemampuanku yang luar biasa?"
Saat mengucap "kemampuan", sengaja dia tekankan nada bicaranya penuh ambigu.
"Atau mungkin kau merasa performaku sudah menurun? Keluhanmu karena beberapa putaran sebelumnya kurang memuaskan?"
"Apa?!" Wu Yuxuan pusing, penjelasannya terbata-bata, "Tidak! Sungguh tidak, aku..."
