BAB 233 Lebih Baik Biarkan Orang Membunuhmu
Dengan demikian, Wu Yuxuan kembali merasakan jarak antara dia dan pria itu semakin jauh. Pria ini berada di posisi tinggi, bukan tipe orang yang bisa dijangkau hanya dengan usaha gigih. Mungkin seumur hidup pun dia takkan pernah bisa melihat bayangannya.
Wu Yuxuan menelan getir di hatinya, tersenyum kecut sambil menggigit bibir.
Tiba-tiba sepasang tangan mungil mengambil tagihan dari genggaman Wu Yuxuan. Saat menoleh, dia melihat seorang wanita dengan riasan sempurna dan tubuh molek. Setelah memandanginya beberapa detik, terkejut dia berseru: "Chen Xue?!"
Chen Xue melirik Wu Yuxuan dengan pandangan merendahkan. "Luar biasa, teman sekelas dulu masih ingat aku. Kukira setelah kau nempel ke Su Nanfeng, matamu sudah cuma melihat ke atas."
Wajah Wu Yuxuan sedikit berubah. Dia mengamati Chen Xue lebih seksama. Setelah berpisah sekian lama, perjumpaan ini terasa seperti mimpi. Mantan sahabatnya sekarang berpakaian sangat mewah, kalung berkilau di lehernya jelas barang mahal. Dikira setelah bercerai dengan An Bin hidupnya akan sengsara, ternyata malah lebih gemilang dari bayangannya.
Latar belakang keluarga Chen Xue hanya keluarga menengah. Tiba-tiba bisa berpakaian mewah begini, pasti sudah menggantungkan diri pada bos besar.
Chen Xue meletakkan tagihan yang diambil dari Wu Yuxuan di atas meja kasir. "Tambahkan ini ke tagihan meja saya," perintahnya pada kasir. "Semua masuk ke rekening Bos Qin."
Petugas kasir mengangguk patuh.
Di mata Chen Xue muncul kilatan dingin, kini dirinya bukan lagi Chen Xue yang dulu. Kini dengan dukungan Tuan Qin, dia memiliki segalanya. Malam ini langka bertemu orang yang paling dibencinya seumur hidup, menggunakan uang untuk merebut kembali sedikit harga diri, tentu sangat menyenangkan!
Wu Yuxuan merasa tidak enak di hati, bukan karena penghinaan materi Chen Xue kali ini, tapi karena menyadari ketidakkekalan dunia. Tiba-tiba semuanya telah berubah.
Dulu, Wu Yuxuan dan Chen Xue adalah sahabat karib yang saling berbagi segalanya. Karena seorang An Bin, hubungan mereka retak menjadi musuh. Dan An Bin itu...huh, kalau bukan karena taruhan Wu Yuxuan dengan Han Lin waktu itu, mungkin dia tidak akan tahu kalau An Bin ternyata pria semacam itu...
Menurut perhitungan waktu, An Bin selingkuh dengan Chen Xue dan Nyonya Qian secara bergiliran saat masih berpacaran dengan Wu Yuxuan.
Pantas saja An Bin membuang Chen Xue seperti sampah tanpa beban, rupanya dia masih punya wanita lain yang lebih baik...
Kebencian Chen Xue pada Wu Yuxuan telah melampaui semua perasaannya. Mengingat pria Su Nanfeng itu, dia kembali merasa sesal. Pria sehebat itu, mengapa bukan miliknya... Memikirkan ini, dia tak bisa menahan kecemburuan: "Yu Xuan, kita pernah berteman, ada satu hal harus kuingatkan. Jangan sampai kau jadi pelakor! Kau tahu Su Nanfeng sudah punya tunangan? Tahukah kau nasib buruk para pelakor? Merusak keluarga orang, akhirnya pasti sengsara!"
Mendengarkan suara sinis dan mengejek Chen Xue yang penuh kepura-puraan, Wu Yuxuan hanya menarik sudut bibirnya dengan datar. Tatapannya mengarah pada wanita yang berdandan cantik namun berhati gelap, berkata: "Terima kasih atas peringatannya. Aku akan menjadikan akhirmu sebagai pelajaran untuk menyadarkan diriku sendiri."
“Kau!” Tatapan Chen Xue berubah, memancarkan cahaya gelap yang dingin, menggerutu: "Wu Yuxuan, aku menunggu untuk melihat akhirmu, pasti lebih menyakitkan daripadaku, biar keluarga Gu yang menghabisi kau!!"
Chen Xue menyilangkan tangan di dada, menghentakkan kaki dengan kebengisan lalu berbalik pergi. Wu Yuxuan menyaksikan langsung bagaimana dia berjalan sampai ke sebuah meja, lalu tangan mungilnya yang halus menyelip ke lengan pria tua bertubuh gemuk berlemak dengan senyuman merebak seperti bunga.
Saat Wu Yuxuan pulang, dia tidak membahas urusan Chen Xue dengan Su Nanfeng. Tapi cepat atau lambat ia pasti tahu, toh Chen Xue sudah menyelesaikan tagihan di mejanya...
Tak bisa disembunyikan.
Usai makan malam, Su Nanfeng awalnya ingin langsung membawa Wu Yuxuan kembali ke vila. Tapi hati perempuan itu masih terpaut pada video tersebut. Di bawah desakan kuatnya dan sebuah ciuman, akhirnya ia berkompromi untuk mengantarnya kembali ke perusahaan.
Ketika Wu Yuxuan sampai di pintu ruang audio-visual, kebetulan bertemu Han Lin yang baru keluar dari dalam.
"Supervisor Han, kau...?"
Han Lin mengangkat kepala secara refleks. Melihat itu Wu Yuxuan, tubuhnya bergetar.
Wu Yuxuan memperhatikan reaksi berlebihan Han Lin. Bukan karena ia punya prasangka pada Han Lin, tapi ekspresi Han Lin benar-benar terlihat seperti pencuri yang ketakutan, membuatnya bertanya: "Manajer Han, sekarang sudah lama lewat jam pulang kerja, kenapa Ibu ada di perusahaan?"
Han Lin tersenyum tenang, "Perusahaan bukan milikmu sendiri. Kalau kamu boleh datang, kenapa aku tidak?"
"Tidak."
Penjelasan Han Lin sempurna tanpa celah, Wu Yuxuan tidak menemukan kesalahan sedikitpun.
Han Lin berkata: "Kalau tidak ada masalah, aku boleh pergi sekarang kan."
Wu Yuxuan membuka jalan untuk Han Lin. Setelah Han Lin pergi, ia segera memasuki ruang audiovisual. Tim perencana yang masih bekerja semuanya fokus pada tugas mereka. Meskipun Han Lin benar-benar melakukan sesuatu, mungkin mereka tidak menyadarinya.
Mungkin Wu Yuxuan terlalu curiga. Untuk memastikan kompetisi berjalan lancar tanpa penyimpangan, saat tim perencana menyerahkan master tape final kepadanya, ia dengan khusus memeriksanya berulang kali. Baru setelah yakin tak ada kesalahan lagi, ia menyegel master tape peserta.
Setelah menyelesaikan semuanya dan kembali ke vila, waktu sudah hampir jam dua belas malam. Su Nanfeng tiba-tiba mengeluh lapar dan menyuruhnya membuat makanan malam...
Awalnya Wu Yuxuan menolak, tapi Su Nanfeng mengancam "Kalau tidak dikasih mie, aku akan makan kamu". Ia langsung bergegas ke dapur.
Tak tahu malu!!
Wu Yuxuan merendam mi dengan air terlebih dahulu, sementara air mendidih di atas kompor. Saat dia sibuk, tiba-tiba tekanan datang dari belakang. Tangan Su Nanfeng menyelinap melalui ketiaknya langsung menutupi dada montoknya, terus meremas Salju Berkilau miliknya. Bibir dan lidahnya menjilat daun telinga sensitifnya, leher putih salju, membuat seluruh tubuhnya gemetar.
"Mmm..." Wu Yuxuan menahan Erotanan sekuat tenaga, kedua tangan mencoba melepaskan tangan jahatnya. "Su Nanfeng, jangan... ini dapur, jangan macam-macam..."
Su Nanfeng bergumam tak jelas: "Bukannya dulu kau bilang ingin mencoba di dapur? Malam ini aku akan memuaskanmu..."
Braak!!
Otak Wu Yuxuan seolah meledak. Bagaimana Su Nanfeng masih ingat hal itu...
"Ya... Su Nanfeng, jangan remas..."
Tangan besar Su Nanfeng yang awalnya meremas Salju Berkilau-nya tiba-tiba menyelusup ke bagian terdalam. Jarinya mencubit Puncak Merah Muda di Salju Berkilau itu, terus memutar dan mencubit, membuat tubuhnya bergetar halus.
Sudut bibirnya mengejek genit. "Kemarin malam tak memuaskanmu, hari ini akan kuberi kompensasi."
"Bukan... Mmm... jangan terlalu keras..." Kata sangkalan Wu Yuxuan belum selesai, jari Su Nanfeng menarik Puncak Merah Mudanya, memotong kalimat yang hendak diucapkannya. Dia tersadar dari gelombang kenikmatan itu. "Kapan aku bilang tak puas?"
Su Nanfeng memutar tubuh Wu Yuxuan, menggunakan dua jari menjepit dagunya dan memaksa mengangkat kepalanya. Hidungnya menyentuh hidungnya, nafas berat dan membara menghempas di bibirnya dengan intensitas berbahaya: "Aku sudah memuaskanmu, sekarang giliranmu memuaskanku, ya?"
