Kebahagiaan yang Dicuri ke-258
Wu Yuxuan yang sedang berusaha merebut sendok tiba-tiba kaku seluruh tubuhnya ketika Su Nanfeng melakukan gerakan tak terduga. Saat sadar, seluruh tubuhnya sudah bersembunyi di pelukannya.
Tubuh keduanya menempel erat. Pakaian tipis yang mereka kenakan hampir tak bisa menahan panas dari tubuh lawan. Wu Yuxuan seolah bisa merasakan suhu setiap inci otot pria itu, bahkan aroma hormon maskulinnya.
Setelah berkali-kali berhubungan intim dengan Su Nanfeng, Wu Yuxuan paham setiap perubahan pada tubuhnya. Merasakan gelagat bahaya, ia berusaha mundur tapi dicekal erat. "Su Nanfeng, lepaskan!" protesnya sambil meronta.
Suhu tubuh Su Nanfeng tetap tinggi. Matanya yang dalam memancarkan kilatan berbahaya saat tangan mencengkeramnya semakin mengeras. "Tidak. Kau yang datang sendiri."
Wajah Wu Yuxuan memerah. Tangannya yang terbebas tak tahu harus kemana. Bibir merahnya mengerut, "Kau... kau bajingan!"
Su Nanfeng menarik napas dalam. Pupil matanya menggelap sebelum tiba-tiba menyambar bibir merah itu. Sensasi manis dan lembut seketika menyambar, membuat benang rasional di otaknya nyaris putus.
Wu Yuxuan tiba-tiba dicium, matanya terbelalak, pikirannya langsung kosong. Semua perhatiannya tertuju pada ciuman di depannya. Secara refleks ia ingin membuka mulut untuk berbicara, tapi begitu mulutnya terbuka, Su Nanfeng sudah menyodorkan lidah panjangnya masuk. Ia menghisap dengan dominan, sedikit demi sedikit seolah ingin menelannya utuh. Sensasi geli yang asing mulai menyebar dari dalam tubuhnya.
Wu Yuxuan panik. Setiap kali ia baru saja ingin mundur, tangan Su Nanfeng selalu lebih dulu mencengkeram tengkuknya, memaksanya untuk menerima ciuman membara yang semakin dalam, merampas manisnya dari mulutnya.
"Lepaskan dulu..." Wu Yuxuan melawan, berusaha mengeluarkan beberapa kata dari tenggorokannya.
"Bukannya ini yang kau mau? Aku sedang berlaku bajingan!" Su Nanfeng melepaskan bibir merah Wu Yuxuan, suara seraknya yang berat seperti mantra menusuk telinganya, menggoda setiap sarafnya.
Wu Yuxuan menatap wajah yang hampir menempel itu. Tatapannya menembus langsung ke dalam bola mata hitam pekat Su Nanfeng, seolah bisa melihat api yang membara di hatinya. Ia bisa merasakan dengan jelas keperkasaan yang mengeras di sana...
Sekarang Wu Yuxuan jadi gagap bicara, "Kau... lepaskan aku, kau... brengsek!"
Wajah kecil Wu Yuxuan memerah merah. Tekanan keras di perutnya yang hanya terhalang beberapa lapis kain tipis, sudah membuat seluruh pikirannya berantakan seperti limbung.
Su Nanfeng memandangi gadis dalam pelukannya, di bawah cahaya lampu yang hangat wajah kecilnya terlihat sangat lembut, pipi kemerahan yang membuat orang ingin mencubitnya, bibirnya yang merah seperti diberi bedak setelah ciuman tadi. Suara seraknya terdengar: "Gadis baik, kau yang menggoda gou gong 1 ku."
Su Nanfeng menarik napas dalam, membungkuk dan mencium bibirnya dengan lembut. Aroma khas wanita kecil itu memenuhi indra penciumannya, menenangkan hatinya yang gelisah sepanjang hari. Semua kekosongan seakan terisi oleh kehadirannya.
Wu Yuxuan kaget oleh gerakannya, "Lepaskan aku dulu... Su Nanfeng, bagaimana bisa kau seperti ini?"
Pria ini... beracun!
Rasa geli yang terus-menerus dari bibir Su Nanfeng menyapu semua kekuatannya. Kegelisahannya membuat pria itu berhenti sejenak, mengangkat kepala dengan pandangan berkabut: "Kenapa hari ini kau menolakku? Katakan alasannya!"
Suara Su Nanfeng terdengar rendah, bercampur kebingungan dan ketidakjelasan... Wu Yuxuan tidak tahu berapa banyak dia minum malam ini, apakah sadar atau tidak. Jika dia mengaku cemburu pada Lin Fei, akankah dia ingat setelah sadar nanti?
Sekalipun ingat, apa yang bisa ia lakukan untuknya? Tidak mungkin mengusir Lin Fei, dia tidak punya hak. Dari awal, dia sudah berada di sisinya sebagai wanita yang tak pantas dilihat. Semua kelembutan yang dia dapatkan darinya sekarang adalah hasil dari keserakahannya sendiri.
Tapi sebenarnya, kelembutan ini bukan miliknya...
Terus terang, dia mencurinya. Apa akhir baik yang bisa didapat pencuri?
Wu Yuxuan masih merengek karena pikiran dalam hatinya, tiba-tiba Su Nanfeng mengencangkan pelukannya. Refleks dia mendorongnya, tapi bukannya berhasil, malah kakinya tersandung sehingga terjatuh menimpanya.
Su Nanfeng menyandarkan tubuhnya, bibir tipisnya terkunci rapat. Tanpa sepatah kata, hanya menatapnya dengan mata hitam yang dingin. Mencium aroma alkohol dari tubuhnya, kepalanya pusing sesaat. Perlahan dia menengadah, dalam gelap cahaya bulan dari jendela menyorot wajahnya yang samar.
Sedekat ini dengannya, napasnya jadi kacau, detak jantung tak terkendali semakin cepat!
Su Nanfeng menarik Wu Yuxuan berputar, mendorongnya ke bawah tubuhnya. Dengan tepat menemukan bibirnya dan menciumnya. Gerakannya begitu lembut sampai dia hampir tak bisa melawan.
Ciuman Su Nanfeng turun ke alisnya, pipinya, dagunya... perlahan merunduk ke lehernya. Gigitan dan kecupan lembutnya membangkitkan setiap sarafnya.
Entah berapa lama waktu berlalu, tiba-tiba terdengar suara napas teratur di telinga. Wu Yuxuan membelalakkan matanya, tak percaya, "Dia tertidur?!"
Laki-laki dewasa sebesar ini sekarang menindih tubuhnya dan tertidur? Dengan pasrah dia menatap langit-langit dalam gelap, menghela napas pelan. Mengingat dirinya yang tadi terbuai dalam ciumannya, sungguh memalukan!
Tapi, bagaimana caranya dia bisa melepaskan diri dari ketergantungan padanya?
Pria besar ini menindih tubuh Wu Yuxuan dalam tidur pulas. Tenaganya terbatas, didorongnya berkali-kali tak juga bergeser. Saat sesak napas tertindih, benar-benar ingin dia tendang pria itu jatuh.
Tapi hanya dalam bayangan. Dia tak tega.
Wu Yuxuan mendorong tubuhnya pelan, memanggil dengan suara lembut beberapa kali. Namun pria itu seolah tak bereaksi sama sekali, masih terlelap dengan napas teratur.
Baiklah, dia menyerah!
Tak bisa dibangunkan, seluruh tubuhnya terkunci oleh tekanan pria ini. Tak tahu pula kapan akhirnya dia tertidur.
……
Ruangan pun sunyi senyap.
Su Nanfeng yang selama ini memejamkan mata, tiba-tiba membuka kelopaknya. Sorot matanya jernih, sama sekali tak ada bekas mabuk. Tangannya merangkul pinggang Wu Yuxuan dengan lembut.
Malam ini memang dia minum anggur, tapi hanya sedikit mabuk. Sengaja pura-pura mabuk hanya ingin menggoda, menguji seberapa dalam perasaan gadis ini padanya.
Tangan Su Nanfeng membelai punggung Wu Yuxuan, mendengar napasnya yang terlelap, "Bisa tidur dalam keadaan seperti ini, benar-benar Si Babi Malas."
Suaranya mengandung sedikit kemesraan.
Su Nanfeng turun dari tubuh Wu Yuxuan dan berbaring di sampingnya, menatap wajahnya yang tertidur, tangan meraih untuk mencubit pipinya.
"Hmm... jangan ganggu..." Wu Yuxuan seperti merasakan sesuatu, tangannya mengibas lemah, lalu berguling dan kembali tertidur.
