Bab 271 Kamu sendiri yang menopang
Pikiran Wu Yuxuan masih berkabut, sama sekali tidak memahami maksud perkataan Su Nanfeng tadi.
Su Nanfeng mengambil setelan jasnya di kursi belakang dan mengenakannya pada tubuhnya, segera menutupi semua pemandangan menggoda sang wanita. Saat mengangkatnya, kedua tangannya merapikan ujung jas yang dikenakannya, langsung membungkusnya rapat-rapat. Kecuali dirinya sendiri, tak seorang pun bisa mengetahui betapa mempesonanya wanita itu.
Su Nanfeng tidak memiliki kunci kamar hotel Wu Yuxuan, sehingga ia membawa wanita itu kembali ke kamarnya sendiri. Begitu masuk, ia menurunkannya lalu memojokkannya ke daun pintu. Tanpa pakaian dalam dan hanya terbungkus jas longgarnya, tangan pria itu dengan leluasa meraih payudaranya, menggenggam dan meremas dengan syahwat.
Aktivitas di mobil sebelumnya telah menguras tenaga Wu Yuxuan. Dengan panik ia menahan tangan pria itu, merengek: "Aku lelah, jangan lagi."
Su Nanfeng menggigit lehernya, masih belum puas. "Tak apa, tidurlah. Gerakanku akan perlahan."
“……”
Su Nanfeng merobek jas yang masih melekat di tubuh Wu Yuxuan dan membuangnya sembarangan. Tubuh putih mulusnya yang menggoda terbuka tanpa penghalang. Dua liang lembut kecil yang menawan merekah di hadapannya. Tangannya menyelubungi keduanya, napasnya semakin memburu, desahan tebal dan semburan panas di dada wanita itu.
Napas Wu Yuxuan mulai tidak teratur.
Su Nanfeng dengan satu tangannya meremas putaran putih lembut di salah sisi tubuhnya, sambil menggunakan bibir panasnya untuk mengisap sisi lainnya. Lidahnya terus-menerus menggoda dan menghisap, persis seperti anak kecil yang belum disapih. Seluruh tubuhnya tenggelam di dada wanita itu, menyusu madu keindahannya.
Tubuh Wu Yuxuan lelah, namun di bawah tuntutan Su Nanfeng, raganya akhirnya menyerah. Rasa geli dan gatal segera menyebar. Tanpa henti ia menggesekkan tubuhnya ke tubuh pria itu, mencari penghiburan dalam dekapan sang kekasih.
"Ah..." Erotanan tak tertahankan meluncur dari bibirnya.
Su Nanfeng melilitkan kedua kaki wanita itu di pinggangnya, satu tangan menopang pantatnya sambil menggendongnya seperti anak kecil. Setelah beberapa langkah, ia melemparkan tubuh lembut itu ke hamparan ranjang besar. Tubuh perkasa pria itu segera menindih, bibirnya mencium puncak hidung mungil, lalu merebut bibir merah menggoda. Telapak tangan kasar itu meremas kedua "kepompong manis"-nya sengit, napas beratnya berdesis: "Sayang, aku masih ingin!"
Jari-jari Su Nanfeng menelusuri lekuk tubuh sempurna itu, akhirnya menyelusup masuk ke sumber peach blossom. Saat menyentuh kelembapan yang nyata, senyum nakal mengembang: "Baru sebentar sudah basah lagi?"
Wu Yuxuan menggigit bibir: "Bajingan!"
"Selain binatang i-buas dan bajingan, tak bisakah kau sebutkan julukan lain?"
"Srigala i-tiang!"
"Sayangku, malam ini kita tak usah tidur. Bertempur sampai fajar!"
Tangan Wu Yuxuan bertumpu di bahunya, bersiap untuk mendorongnya pergi. Namun ia sengaja memelintir maksudnya, mengartikan dorongan itu sebagai keinginan yang mendesak. Katanya: "Jangan buru-buru Sayang, aku akan memberimu, segera memberimu."
Su Nanfeng dengan cepat melepas semua pakaiannya. Benda Besar-nya yang tegak segera menemukan tempat tujuan. Kedua tangannya mengangkat kaki gadis itu, menikam dalam-dalam, menarik keluar, menusuk lebih keras, menarik lebih cepat...
Reaksi Wu Yuxuan lebih intens dari biasanya. Mungkin karena malam ini keputusannya untuk bersamanya telah memperdalam rasa cintanya.
Semakin hebat reaksinya, bagian terdalamnya mengeluarkan lebih banyak cairan licin yang basah dan lengket. Saat menarik dan mendorong, Benda Besar-nya terpeleset keluar. Ia menarik tangan gadis itu ke benda-nya, pinggulnya meremas di antara kaki gadis itu, kedua tangan mencengkeram payudaranya yang montok. Dengan sorot mata berkabut, ia berbisik: "Sayang, kau sendiri yang memasukkannya, ya?"
Benda Besar Su Nanfeng terus berdenyut-denyut di telapak tangan putih mulus Wu Yuxuan, penuh vitalitas dan kehidupan. Rasa malu bercampur getaran kenikmatan aneh di hatinya.
Napas Wu Yuxuan tersengal-sengal. Matanya berkabut memandang benda besar di tangannya. Ia merasakan kakinya semakin basah, kerinduannya semakin membara. Hanya tusukan dalam-dalam yang menggila dari benda itu yang bisa memuaskan candunya.
Ditambah lagi saat ini kedua tangan ajaib Su Nanfeng terus menggosok-gosok tubuhnya tanpa henti, membawa lebih banyak pengalaman indah, membangkitkan api dalam dirinya. Seluruh tubuhnya terasa mati rasa dan semakin hampa, semakin ingin.
Melihat hal itu, Su Nanfeng berbisik di telinganya: "Sayang, jangan malu, kalau mau ya minta saja. Milik suamimu hanya untuk mulut kecilmu."
“……”
Wu Yuxuan benar-benar tidak mengerti, mengapa Putra Mahkota Keluarga Su yang begitu terhormat ini, bisa mengucapkan kata-kata mesum semudah membalik telapak tangan. Kedengarannya sangat menggairahkan.
Ucapan Su Nanfeng benar-benar memancing seluruh nafsu Wu Yuxuan. Akhirnya dia memutuskan untuk tak peduli lagi - bukankah ini sekadar permintaan bercinta?
Lagipula... dia juga menginginkannya!
Setelah memutuskan, Wu Yuxuan menggeser pinggulnya mendekati pinggangnya. Kedua kaki panjangnya terbuka tanpa sadar. Tangannya membimbing Benda Besar yang tegak itu mendekati sumber peach blossom-nya. Matanya yang terbuka terus berusaha mengarahkan, menyaksikan bagaimana ia perlahan mencaploknya. Hanya dengan melihat ini, sumber peach blossom-nya sudah banjir. Cairan panas mengalir deras.
Sebelumnya Wu Yuxuan bukan tidak pernah aktif, tapi keaktifan seperti ini benar-benar pertama kalinya. Awalnya masih ada rasa malu dalam hatinya, tapi dia menemukan gerakan seperti ini sangat menyenangkan. Setelah merasakan sedikit kenikmatan, akhirnya rasa malunya sepenuhnya tertutupi oleh kegembiraan. Dia melepaskan sikap sopan yang semestinya dimiliki wanita, matanya hanya tertuju pada benda hitam dan mengerikan yang panas membara miliknya.
Setelah memasukkan benda itu, Wu Yuxuan merangkul pinggangnya dengan kedua tangan. Tapi justru di saat ini dia berhenti bergerak, membuatnya gemas. Dengan panik dia menatapnya sambil menggigit bibir, berkata dengan suara memelas: "Kak Feng..."
Sebenarnya Su Nanfeng sudah tidak tahan sejak lama. Tapi wajahnya saat tangan mungilnya memainkan "saudaranya" terlalu mempesona. Dia tidak tegas memalingkan pandangan dari pemandangan indah ini. Dia terus menahan diri, berusaha mengendalikan diri sekuat tenaga, hanya ingin membiarkannya bermain sampai puas, menikmati kebahagiaan tertinggi bersama.
Su Nanfeng jelas memahami keinginan Wu Yuxuan. Senyum mengembang di sudut bibirnya sambil pura-pura tidak tahu, bertanya: "Apa?"
"Aku... aku..."
"Ya?"
Ekspresi Su Nanfeng terus berpura-pura bodoh tanpa menunjukkan apa-apa. Tapi gerakan tangannya yang memijat Puncak Merah Muda-nya tidak berhenti. Namun kekosongan dalam dirinya terlalu besar. Gerakan kecilnya ini tidak hanya tidak bisa memuaskan dahaga hatinya, malah memperkuat nafsu dalam tubuhnya.
Wu Yuxuan hampir gila, kini sudah berkembang sampai tahap ini, dia hanya ingin mendapat kebahagiaan, merintih: "Feng Ge, kumohon gerakkan pinggangmu, aku... aku mau..."
Bruuk!——
Su Nanfeng merasa kilat listrik menyambar di kepalanya. Sejak hubungan intim pertama dengannya, dia kecanduan tubuhnya. Dari semata mengejar kenikmatan jasmani hingga hatinya perlahan tertambat, yang dia inginkan hanyalah dia yang meminta dengan suka rela. Untuk ini sudah lama dia berusaha tapi tak pernah berhasil.
