Bab 272 Dok-dok-dok...
Tapi baru saja, mimpi yang selalu didambakan Su Nanfeng akhirnya terwujud. Bagaimana mungkin dia menahan diri? Jakunnya yang seksi bergerak, matanya tak berkedip memandang bagian dimana dia mengulum miliknya. Suaranya sudah serak penuh bujukan, dia berbisik lagi: "Minta padaku!"
"Hikz... hikz... Su Nanfeng... aku mohon..." Wu Yuxuan seperti anak kecil yang tak mendapat permen, bulu matanya sudah basah oleh air mata. "Berikan padaku, kau berikan... Aku mohon, jangan siksa aku lagi. Aku ingin, sangat ingin... Mohon... cepat masuk... Aku mau kau..."
Su Nanfeng merasa aliran panas menyambar di selangkangan. Dia menghisap lidahnya, bergumam samar: "Kecil manis, suamimu akan memberimu..."
Su Nanfeng menggerakkan pantatnya yang kokoh dengan ritme mantap, menusuk dalam-dalam lalu menarik keluar, masuk lagi. Mulut kecilnya berkontraksi hebat.
“Sayang, nyaman?”
“Uh... ah... ah... ah!”
“Hmm?” Su Nanfeng dengan sengaja menghentikan gerakan pinggangnya.
Begitu Su Nanfeng berhenti, Wu Yuxuan kembali merasa tidak nyaman. Dengan wajah memerah, ia menjawab tanpa malu: “Nyaman... lanjutkan...”
Ia menggeser pinggulnya dan mendekat dengan gelisah. Su Nanfeng yang jarang mendapat kesempatan ini langsung memanfaatkannya. Ia mencengkeram pinggangnya: “Panggil suami.”
“Suami... cepat masuk!”
Su Nanfeng tak lagi menahan diri. Ia mengangkat salah satu kaki Wu Yuxuan ke bahunya, sementara kaki satunya terkulai di lengan kekarnya. Dengan dorongan kuat, ia terus menusuk dalam-dalam hingga membuat Wu Yuxuan limbung.
Wu Yuxuan menggeliat tak sabar, mendesaknya untuk lebih cepat dan keras. Su Nanfeng meningkatkan intensitasnya, menusuk hingga ke bagian terdalam rahimnya.
Tubuh Wu Yuxuan mulai bergetar hebat. Vagina-nya mengerut kencang menyedot penisnya. Su Nanfeng mendesah berat, mengangkat tubuhnya ke dinding dengan kedua tangan menopang pantatnya yang terus bergoyang di udara.
Suara basah yang lengket memerahkan telinga. Vagina Wu Yuxuan telah banjir cairan panas yang mengucur deras ke lantai, membentuk genangan yang menggoda.
mencapai klimaks saat jari-jari kakinya meringkuk, kedua lengannya erat memeluk bahunya menikmati kenikmatan di ambang ekstase.
mendekap tubuh lalu berguling-guling ke ranjang. Ia duduk dalam-dalam di atas 'miliknya', sementara di bawahnya menggerakkan pinggangnya ke atas berulang kali. yang duduk di atasnya mengikuti gerakan tubuhnya dengan goyangan ritmis, payudara montoknya bergoyang liar. Kecepatan dorongan pinggangnya jauh melampaui batas kemampuannya, namun merasa belum cukup. Kedua tangannya mencengkeram pinggangnya, mengangkat tubuhnya ke ketinggian tertentu lalu menjatuhkannya kembali, membuat penetrasi semakin dalam.
Setelah beberapa kali gerakan berulang , menjerit keras sambil menengadahkan kepala mengeluarkan erotan. Tubuhnya mengalami kontraksi dan kejang-kejang di atasnya, pun ikut memuncak menyemburkan cairan panas yang membuat terus-menerus gemetar. Dengan lemas, tubuhnya lunglai rebah di atas .
Tangan Su Nanfeng mengangkat pinggangnya sambil menarik perlahan dua kali, sambil terus menciumnya ia melanjutkan masuk ke dalam tubuhnya. Dia yang sudah lemas bagai cairan musim semi sama sekali tak berdaya melawan, hanya bisa pasrah digoyang-goyangkan. Tak lama dimainkan, benda besar yang masih tertanam di dalamnya kembali tegak berdiri, benda panjang itu memenuhi setiap celah tubuhnya. Sorot matanya yang berkabut memandangnya, sementara ia sudah berdiri sambil menopang pantatnya dengan kedua tangan. Secara naluriah dia mengencangkan kaki mengait pinggangnya, kedua tangan merangkul lehernya.
Su Nanfeng berdiri, berbalik arah, dan berjalan menuju kamar mandi.
Tapi... benda itu masih berada di dalam tubuhnya. Setiap langkah maju yang ia ambil, benda itu menusuk lebih dalam ke tubuhnya. Dia malu campur bingung.
Xiao Susu yang tertanam di tubuhnya semakin membesar, semakin mengeras, semakin tebal, hampir merobek tubuhnya.
"Hmm..." Erotanan tak terbendung meluncur dari mulutnya. Kaki yang sudah lemas tak berdaya kini bahkan tak punya tenaga untuk mengait pinggangnya, seluruh tubuhnya merosot ke bawah.
Su Nanfeng menopang pantatnya ke atas sambil menepuk pantatnya, bergumam keras: "Sayang, eratkan!"
Wu Yuxuan patuh mengencangkan kait kaki di pinggangnya. Dia merangkul erat tubuhnya, gelombang kenikmatan datang sambung-menyambung, akhirnya tiba di kamar mandi.
Su Nanfeng membuka air hangat, aliran air mengalir turun di sepanjang kulit yang halus. Saat ia menurunkan Wu Yuxuan, wanita itu bahkan tak punya tenaga untuk berdiri, hanya bisa bersandar lemah di tubuhnya.
Su Nanfeng memeluknya dari belakang, membuat kedua tangannya menopang di dinding. Ia menekan pinggang belakangnya ke bawah hingga membentuk sudut yang memudahkan penetrasi. Dengan erat memegang bokongnya, ia langsung menusuk ke depan dan terbenam dalam-dalam.
"Ah... Uh... Ah!" Serangkaian erotanan tak tertahankan keluar dari mulut Wu Yuxuan.
Su Nanfeng menghisap lehernya dengan kasar, berbisik serak: "Sayang baik sekali, menggenggamnya erat sekali."
Tangan Wu Yuxuan yang menopang di dinding bergetar. Ia mengerang tertekan, bererotanan: "Tidak bisa... Terlalu dalam..."
Su Nanfeng perlahan menarik keluar Benda Besar-nya. Sebelum wanita itu sempat menarik napas, ia kembali menusuk dengan keras, kali ini lebih dalam dari sebelumnya.
"Sayang, makan lebih banyak."
"Ya... Ah..." Wu Yuxuan menggigit bibir sambil menggeleng, tangan yang menopang di dinding semakin lemas, "Tidak kuat... Terlalu dalam... Mati rasa..."
Tangan Wu Yuxuan yang menopang dinding mulai melorot. Merasakan ini, Su Nanfeng mengencangkan pelukan di pinggangnya. Gerakan dorongannya melambat, namun kekuatannya terus bertambah.
Kamar mandi dipenuhi suara cipratan cairan, matanya berkabut, digiring ke puncak oleh gerakan gagahnya. Genggaman kerasnya menampar bokongnya: "Sayang santai, kau terlalu ketat."
Wu Yuxuan menoleh dengan tatapan sengit, "Berapa lama lagi, aku... aku lelah..."
"Ya, kecil manis, bertahan sebentar, aku cepat selesai!" Su Nanfeng menggenggam pinggangnya erat, pinggulnya bergerak cepat seperti mesin elektrik, berirama rapat dan gesit.
Gerakannya terlalu cepat, Wu Yuxuan tak sanggup menahan. Suaranya parau menjerit: "Jangan... berhenti, terlal... terlal... cepa... cepa...t..."
Kalimat Wu Yuxuan hancur berantakan oleh dorongan Su Nanfeng. Dengan senyum puas, pinggulnya menghunjam lebih keras ke liang lembutnya. Serangannya ganas dan kasar, lehernya mendongak sambil menjerit kencang, tubuhnya gemetar hebat!
Su Nanfeng menghantam dalam-dalam, menguasai seluruhnya...
