BAB 279 Tak Mau Apa?
Su Nanfeng masih sangat sibuk. Sebagai calon penerus Keluarga Su, banyak bisnis yang harus dikelolanya. Ia tak mungkin selalu berada di kantor MiYan. Sejak Wu Yuxuan mulai bekerja di perusahaan ini, frekuensi kedatangannya sudah termasuk sering.
Karena Su Nanfeng tak datang, kantornya kosong. Tak beberapa hari kemudian datanglah tim renovasi yang mengaku mendapat pesanan dari Tuan Su untuk merenovasi kantornya. Proyek ini diawasi sepenuhnya oleh Direktur Utama.
Di siang hari Su Nanfeng tidak berada di kantor MiYan, Wu Yuxuan hanya bisa melihatnya di malam hari. Mengikuti pola pikirnya yang hanya memikirkan urusan ranjang, tentu setiap malam ia memuaskannya sampai kenyang. Di telinganya terus bergema kata-kata mesumnya yang membuatnya malu, suaranya menjadi serak karena terus menerang...
Pada hari kantor Su Nanfeng selesai direnovasi, ia langsung datang ke perusahaan MiYan. Setelah tiba, dengan alasan sepele ia memanggil Wu Yuxuan ke kantornya. Pertama ia menciumnya sampai limbung, lalu menyelipkan sesuatu ke dalam tubuh perempuan itu.
Sebelum sempat melihat benda itu dengan jelas, Su Nanfeng sudah mengadakan rapat dengan staf berbagai departemen. Nama Wu Yuxuan tercantum dalam daftar peserta, terpaksa ia menghadiri rapat tersebut.
Namun benda yang tertanam di tubuhnya itu membuatnya gelisah. Setiap gerakan kecil menyebabkan gesekan yang memicu sensasi menggelitik, campuran penderitaan dan kenikmatan yang tak tertahankan.
Rapat berlangsung hampir satu jam lebih. Selama itu, benda di tubuhnya bergetar setiap 10 menit. Getaran halus itu cukup untuk menyapu kesadarannya dalam kenikmatan yang menghanyutkan.
Wu Yuxuan tak sempat melihat jelas benda yang dimasukkan Su Nanfeng ke tubuhnya. Dari sensasi yang dirasakan, bentuknya silindris dengan getaran kencang - bukan mainan dewasa biasa...
Wu Yuxuan menggigit gigi menahan kenikmatan, memaksa menundukkan kepala sekuat tenaga, berusaha menyembunyikan wajahnya di atas buku catatan, khawatir rekan kerja lain menemukan keanehan padanya.
Ironisnya, Su Nanfeng tiba-tiba memanggil nama Wu Yuxuan, memintanya membagikan pendapat.
Tatapan semua rekan kerja di ruang rapat tertuju pada Wu Yuxuan. Dengan buku catatan menutupi wajahnya yang dipenuhi areola merah, dia benar-benar bingung dengan permintaan "bagikan pendapat" dari Su Nanfeng.
Materi rapat sebelumnya sama sekali tidak masuk ke telinga Wu Yuxuan. Pendapat apa yang bisa dia bagikan? Yang dia tahu hanyalah tubuhnya sedang melayang tinggi..karena Su Nanfeng menekan tombol, benda di dalam tubuhnya terus mengaduk-aduk..
Wu Yuxuan mengutuk Su Nanfeng dalam hati. Saat dia hampir tidak bisa bertahan, akhirnya pria itu bersabda: "Rapat ditutup."
Karyawan memang tidak antusias dengan rapat. Begitu Su Nanfeng mengumumkan rapat selesai, semua langsung berlarian. Wu Yuxuan juga ingin lari, tapi kondisi memalukannya tidak memungkinkan - kursinya basah kuyup. Jika dia berani pergi duluan, pasti akan ketahuan oleh rekan kerja yang keluar belakangan. Sungguh memalukan...
Karyawan pada dasarnya sudah pergi, hanya tersisa Su Nanfeng, Direktur Utama, Ketua Kang, Han Lin, dan Wu Yuxuan di ruang rapat. Han Lin yang pernah beberapa kali dirugikan oleh Wu Yuxuan, kali ini melihatnya hanya sebagai karyawan biasa yang masih membandel bertahan di ruang rapat, tak bisa menahan diri untuk menyindir: "Wu Yuxuan, kau bukan bagian manajemen perusahaan, tak berhak terus berada di sini. Kau masih belum pergi?!"
Wu Yuxuan hampir menangis, diam-diam mengarahkan tatapan minta tolong ke Su Nanfeng. Ia tentu paham maksud di balik tatapan itu, senyum nakal kesuksesan mengembang di bibirnya. Dengan natural ia mengangkat tangan, menyentuh hidungnya dengan dua jari.
Orang lain mungkin tak paham, tapi bagaimana mungkin Wu Yuxuan tidak mengerti maksudnya? Bukankah hanya dua kali?
Berani mengambil risiko...!!
Wu Yuxuan mengernyitkan alis, memberi isyarat: Aku setuju, aku setuju...
Niat jahat Su Nanfeng terbayar sudah. Dengan sigap ia membantu Wu Yuxuan, berkata datar: "Tak ada urusan lain. Kalian bisa kembali ke pekerjaan masing-masing."
Dengan perintah Tuan Su, mana mungkin Han Lin berani terus menggertak Wu Yuxuan? Bagaimanapun masih banyak waktu untuk menyiksanya!
Han Lin berpikir dirinya setidaknya seorang supervisor, sementara Wu Yuxuan hanya karyawan kecil. Bukankah mudah bagi atasan untuk menghancurkan bawahan?
Tak disangka, begitu ide itu terlintas, Su Nanfeng tiba-tiba menunjuk Wu Yuxuan: "Yang lain keluar dulu. Kau tetap di sini. Aku ingin penjelasan tentang pengunduran diri dari kompetisi."
“Han Lin diam-diam sangat senang, dengan kehadiran Tuan Su, mana mungkin Wu Yuxuan bisa melawan?!”
Berbeda dengan permusuhan Han Lin dan sikap Ketua Kang yang tidak mau ikut campur, justru Direktur Utama yang sambil keluar ruang rapat menepuk lembut bahu Wu Yuxuan dan menghiburnya, "Berjuanglah sendiri!"
Seluruh ruang rapat hanya menyisakan Su Nanfeng dan Wu Yuxuan berdua. Bukankah ini saatnya dia harus berjuang sendiri?
QAQ...
Di balik tatapan Su Nanfeng tersimpan senyum jahat. Ia berdiri dan melangkah mendekati Wu Yuxuan, sorot matanya penuh keyakinan bak pemburu yang telah mengincar mangsa.
"Kecil manis!"
Suara Su Nanfeng yang datar justru terasa mengancam di telinga Wu Yuxuan. Jantungnya berdegup kencang tiba-tiba, "T-Tuan Su..."
Suasana ruang rapat yang mencekam membuat Wu Yuxuan tak tahan berlama-lama. Ia buru-buru berdiri dan berlari ke pintu, namun baru beberapa langkah kakinya terpelanting. Tubuhnya bergetar di lantai.
Su Nanfeng menyusul dengan beberapa langkah panjang. Berjongkok di belakangnya, ia merangkul pinggang ramping Wu Yuxuan dan mengangkatnya. Tubuh lemasnya bersandar di dadanya. Suara rendahnya bergema, "Kecil manis, segitu takutnya sama aku?"
Su Nanfeng baru saja berbicara, aura jahatnya langsung menyergap. Wu Yuxuan tak berdaya melawan. Di tengah rapat, ia dengan sengaja menekan tombol remote, membuat seluruh tubuhnya mati rasa. Kulitnya yang terbuka memerah karena rangsangan. Napas maskulinnya yang memabukkan kini semakin dekat. Dengan kepala tertunduk, ia berbisik protes: "Tuan Su... tak mau..."
"Tak mau apa?" Su Nanfeng menyeringai melihat wajah merah padam Wu Yuxuan. Telapak tangannya dengan lancang meluncur dari pinggangnya ke bawah, bahkan menyingsingkan rok kantor pendeknya. Jari-jarinya menekan celana ketatnya, mengelus paha mulus melalui kain tipis.
Tubuh Wu Yuxuan bergetar. Dengan panik ia berbisik: "Tuan Su... ini di ruang rapat, jangan..."
Napas panas Su Nanfeng menyembur di telinganya, membuat kedua kakinya lunglai. Telapak tangan besar itu dengan mahir menyusup ke area terlarang. Wu Yuxuan segera mengatupkan paha, jantung berdebar tak karuan menahan gerakan invasifnya.
