Bab 292 Ayam Hutan Liar Ingin Menjadi Phoenix Emas...
Sayangnya, ekspresi kedua Su Nanfeng lebih menakutkan daripada yang pertama—ekspresi pertamanya adalah wajah marah jpg, yang kedua adalah wajah marah gif.
Wu Yuxuan turun dari mobil, mengikuti Su Nanfeng dari belakang tanpa berani bertanya. Tiba-tiba ia berhenti berjalan. Karena tak sempat mengerem, dahinya menabrak punggungnya hingga terasa sakit. Ia mengusap dahinya sambil mendongak, merajuk: "Sakit sekali, kenapa tiba-tiba berhenti?"
Sebenarnya Wu Yuxuan ingin bertanya kenapa tiba-tiba marah, tapi mana berani dia...
Su Nanfeng menggenggam lengan Wu Yuxuan dan melemparkannya ke tembok, kedua lengannya mengurung tubuhnya: "Kenapa menemui Lin Ci?"
Mendengar nama Lin Ci, tubuh Wu Yuxuan bergetar ringan, "Tuan Su, dengar penjelasanku. Hari ini ulang tahun Lin Er Shao, aku..."
Su Nanfeng mengerutkan alis melanjutkan kalimatnya: "Kau pergi merayakan ulang tahunnya?"
"Aku..." Wu Yuxuan hendak menjelaskan, tapi faktanya memang begitu. Akhirnya ia mengakui: "Ya."
Pelipis Su Nanfeng berdenyut-denyut, sorot mata hitamnya yang biasanya tenang kini berkilauan oleh amarah yang menyala-nyala, "Kau tahu aku tak suka kau dekat dengan Lin Ci, tapi kau malah merayakan ulang tahunnya?!"
Sejak lama mengenal Su Nanfeng hingga hubungan mereka berkembang sampai sekarang, baik itu Lin Ci, An Bin, maupun pria manapun yang muncul di sekitar Wu Yuxuan, hampir selalu raut wajahnya dipenuhi cemburu buta. Yuxuan mengakui kecemburuannya mencerminkan perhatian besar padanya, mewakili cintanya. Di lubuk hati, dia merasa manis karena diperhatikan, namun jika cemburu berlebihan dan pengawasan ketat sampai membatasi kebebasannya, dia yang bisa mencintainya sepenuhnya tak rela kehilangan ruang privasinya.
Dia tak mau... "Aku dan Lin Er Shao adalah teman. Hari ini ulang tahunnya, tak ada yang salah dengan kunjunganku. Ini hakku."
"Kau!!"
Pembangkangan Wu Yuxuan memicu amarah Su Nanfeng. Ia mendengus dingin, "Merayakan ulang tahun atau bersiap memberiku tanduk hijau?!"
Wu Yuxuan tak percaya dengan tuduhan tak berdasar itu: "Rupanya di matamu aku perempuan murahan! Baiklah, lebih baik aku pergi dari rumahmu agar tak mengganggu pandanganmu!"
Tubuhnya meluncur keluar dari pelukan Su Nanfeng. Baru melangkah satu dua langkah, Su Nanfeng menyergap dan menarik lengannya kasar, "Buru-buru pergi, mau mencari Lin Ci ya?"
“Wu Yuxuan merasa geram dengan sikap Su Nanfeng. Dia sudah menyerahkan seluruh dirinya padanya, tapi dia masih meragukan perasaannya padanya, bahkan meragukan karakter dirinya. Semakin dipikir semakin marah, dia menggeram: "Su Nanfeng, jangan kau gila!"
Su Nanfeng mengejek dingin: "Aku percaya pada apa yang kulihat dengan mataku sendiri, kau bahkan sudah menari dengannya!"
“Lalu apa? Apa artinya itu.”
“Aku tidak mengizinkan!!”
“Aku bebas menari dengan siapa pun yang kuinginkan, bukan urusanmu!”
Emosi Wu Yuxuan meledak tak terbendung. Pembatasan yang diberikannya terlalu berlebihan - ini dilarang, itu dilarang, tapi dia sendiri boleh melakukan segalanya. Berdasarkan apa?!
Meski menyadari dirinya tidak layak untuk Su Nanfeng yang sempurna, tapi bukankah setelah memilih untuk memulai hubungan dengannya, mereka seharusnya saling menghormati?
Jelas, Su Nanfeng yang terbiasa otoriter dan dominan belum memahami cara saling menghargai perasaan dalam hubungan. Dengan sikap superiornya, dia memandang rendah hubungan mereka. Di hadapannya, dia seperti raja yang mutlak. Tangannya mencengkeram pergelangan tangannya dengan kasar, menyeretnya tanpa ampun menuju kamar tidur di lantai dua.
“Su Nanfeng, kau memang neurotik apa? Lepaskan aku!”
Wu Yuxuan berusaha melepaskan diri namun tak bisa melepaskan cengkeraman Su Nanfeng. Ia terpaksa dibawa masuk ke kamar tidur. Dengan satu hentakan kuat dari tangannya, tubuhnya telah terhempas keras di ranjang. Dengan wajah kesakitan, ia mengusap pergelangan tangan yang mulai memerah sembari melihat Su Nanfeng yang marah mengobrak-abrik laci paling bawah di meja samping tempat tidur.
Tak lama kemudian, Su Nanfeng melemparkan beberapa majalah yang ditemukannya di dekat tangan Wu Yuxuan. Dengan suara rendah yang menahan amarah yang hampir meledak, ia berkata: "Kau lihat sendiri!."
Wu Yuxuan yang bingung mengambil majalah-majalah tersebut dan mulai membalik halamannya satu per satu. Semakin lama ia melihat, wajahnya semakin tegang. Matanya membelalak tak percaya ketika melihat foto-foto yang diterbitkan di setiap majalah itu ternyata...
Su Nanfeng menyaksikan perubahan ekspresi Wu Yuxuan dengan cemooh: "Bagaimana perasaanmu? Wartawan paparazzi ada di mana-mana. Kau pikir urusanmu dengan Lin Ci bisa lolos dari pengawasan mereka? Tapi ingat, lalat takkan hinggap di telur yang tak retak. Jika kau bisa menjaga tingkah lakumu, perlu khawatir difoto sembarangan?"
Di setiap majalah yang dilihat Wu Yuxuan, foto-foto dirinya dengan Lin Ci telah direkam dan dipublikasikan. Artikel-artikelnya memuat berbagai fitnah keji terhadapnya, menyebutnya perempuan tak tahu malu, ayam hutan ingin menjadi phoenix emas...
Majalah-majalah ini sebenarnya sudah dicetak dan siap diedarkan, namun berhasil dicegat oleh orang-orang yang dikirim Su Nanfeng. Andai tidak demikian, bisa jadi dia dan Lin Ci sudah lama menjadi pusat badai kontroversi.
"Tapi——meski benar-benar akan ditulis oleh wartawan media, Wu Yuxuan yakin hubungannya dengan Lin Ci bersih dan tak bernoda. Justru sebaliknya... "Apa maksudmu sebenarnya menunjukkan barang-barang ini padaku?"
Wu Yuxuan tiba-tiba bingung harus memandang Su Nanfeng dari sudut mana. Majalah di tangannya ini terbit sebelum mereka ke Beijing. Jika dia sudah yakin ada sesuatu antara dirinya dengan Lin Ci, mengapa masih menerima pengakuan cintanya? Jika tidak peduli, mengapa baru sekarang menunjukkan majalah ini?
"Su Nanfeng menderu dingin: "Kalau bukan karena melihat dengan mataku sendiri malam ini, aku benar-benar akan percaya padamu."
Bayangan Wu Yuxuan berdansa dengan Lin Ci membuat Su Nanfeng murka. Urat di pelipisnya menegang. Lelaki yang selalu bisa mengendalikan emosi ini sudah berkali-kali kehilangan kendali di hadapannya, tapi belum pernah sehebat amarah yang menggelegak sekarang.
——Su Nanfeng telah mencurahkan seluruh cintanya pada Wu Yuxuan, tapi yang didapat justru keintimannya dengan pria lain. Maskulinitas posesifnya bergolak tak terkendali.
Tidak! Tidak boleh! Sama sekali tidak boleh!!
Gadis baiknya tak boleh terkontaminasi bau pria mana pun. Gadis baiknya hanya boleh menjadi miliknya, selamanya hanya miliknya.
Hasrat posesif Su Nanfeng meledak tak terbendung. Bibirnya yang arogan tiba-tiba menyambar Wu Yuxuan, menggosok dengan intens seolah ingin menghapus sisa-sisa aura pria lain di tubuhnya, menancapkan stigma khusus miliknya di setiap inchi kulit.
Tindakan tiba-tianya membuat Wu Yuxuan terbuai sesaat, hingga lidah panjangnya yang licin menyusup memaksa membuka gigi mutiaranya. Tubuhnya bergulat melepaskan diri, tapi ia dengan arogan terus menyerap manisnya mulut mawarnya. Ia menghisap lidah mungilnya dengan cepat dan terburu-buru, membuat ujung lidahnya kesemutan.
