Bab 306 Guo Chen Adalah Penipu
Sejujurnya, Wu Yuxuan cukup takut pada Su Nanjing, terutama dengan sebutan "kakak ipar" ini, tidak tahu bagaimana harus merespons...
Wu Yuxuan menarik napas dalam-dalam diam-diam, menggeser tombol menerima panggilan. Begitu ponsel menempel di telinga, tangisan Su Nanjing langsung terdengar, "Kakak ipar, apa yang harus kulakukan, apa yang harus kulakukan, ..."
Hanya dengan mendengar rengekan Su Nanjing, Wu Yuxuan sudah bisa membayangkan betapa tak berdayanya gadis itu saat ini. Dadanya berdebar kencang, segera bertanya, "Nanjing, ada apa denganmu?!"
Su Nanjing kembali menangis histeris, tangisannya penuh keputusasaan yang sama sekali tidak sesuai dengan status mulianya sebagai Nona kedua Keluarga Su, lebih mirip anak kecil yang ditelantarkan seluruh dunia.
——Persis seperti saat Wu Yuxuan diusir dari Keluarga Gu oleh Gu Zhengting dulu.
Hati Wu Yuxuan terus tertarik oleh isak tangis Su Nanjing. Karena terus-menerus bertanya tapi tidak mendapat jawaban, akhirnya dia terpaksa bertanya, "Nanjing, kamu di mana? Aku akan menemuimu."
Su Nanjing menjawab dengan suara tersedu-sedu yang tak jelas, memberitahu bahwa dia berada di kamar 1705 Hotel XX. Setelah mendapat alamat pasti, Wu Yuxuan langsung bangun, membersihkan diri seadanya, lalu menyewa taksi.
Sampai di depan kamar 1705, Wu Yuxuan menekan bel pintu. Setelah menunggu cukup lama, pintu akhirnya terbuka. Sebelum sempat memahami situasi, Su Nanjing sudah menerkam ke pelukannya, kedua tangan erat memeluk leher sambil menangis tersedu-seda. Rintihan kata-katanya yang tak jelas itu sama sekali tidak bisa dipahaminya.
Su Nanjing menangis terlalu lama, hingga suaranya serak total. Setelah lebih dari satu jam, emosinya yang tak terkendali akhirnya sedikit mereda. Wu Yuxuan akhirnya mendapat kesempatan untuk menanyakan apa yang sebenarnya terjadi.
Su Nanjing menggenggam erat tangan Wu Yuxuan, seolah jika dilepaskan, orang di hadapannya akan menghilang. Seluruh dunia hanya menyisakannya sendirian menghadapi kesepian dan ketakutan tak bertepi. Tangannya bergetar, menahan rasa sakit dan penghinaan yang menghancurkan hati, ia menceritakan apa yang terjadi pada dirinya. "Guo Chen... Guo Chen... Dia, benar-benar penipu!!"
Saat nama "Guo Chen" keluar dari mulut Su Nanjing, hal itu menyentuh luka hatinya. Seolah seluruh jantungnya dicabik-cabik lalu dilempar ke jurang nan dalam.
Saat ini, selain penyesalan tak ada emosi lain dalam dirinya. Dulunya ia mengira Guo Chen adalah kebahagiaan seumur hidupnya. Ia mencintai pria ini dengan dalam - baik perkataannya, perbuatannya, maupun ciuman penuh kasihnya. Bahkan cara dia menyiksanya dengan berbagai cara di ranjang, semua tentangnya membuatnya terbuai. Dengan sukacita ia menerima keindahan dan kenikmatan dicintai, bahkan sudah berniat menikahinya. Meski Ayah dan Kakak tidak setuju, ia rela melawan keluarga demi dia.
——Tapi mengapa, Guo Chen ternyata penipu cinta!
Dengan alasan mencintainya, sengaja mendekatinya dan menariknya perlahan ke dalam jurang nafsu hingga tenggelam bersama. Semalam mereka masih bercinta di ranjang ini, saling memuaskan dengan segala cara. Pagi ini ketika terbangun, pria itu telah menghilang. Teleponnya mati tak bisa dihubungi. Uang di kartunya dan uang tunai di tasnya habis dibawa kabur.
Su Nanjing menceritakan kejadian ini secara detail. Setiap kata yang terucap seperti pisau tajam yang menancap di hatinya, sakitnya membuatnya sulit bernapas. Ia terperangkap dalam luka pengkhianatan yang tak bisa dilepaskan.
Di akhir cerita, kepalanya bersandar di bahu Wu Yuxuan. Air mata yang deras menggenangi pakaian di bahu Wu Yuxuan.
Wu Yuxuan langsung memeluk Su Nanjing erat setelah mendengar ceritanya. Tak disangkanya Guo Chen berani melakukan hal keji ini - tak takutkah ia pada kekuatan Keluarga Su?!
Menghadapi musibah yang menimpa Su Nanjing, Wu Yuxuan panik. Dalam kepanikan, ia teringat pada Su Nanfeng. Baru saja menyebut nama itu, Su Nanjing segera mencegahnya sambil memohon: "Kakak ipar, kumohon... Jangan beri tahu kakakku. Kalau tidak... Kalau tidak..."
Sungai air mata Su Nanjing menenggelamkan ucapannya. Namun Wu Yuxuan paham implikasinya - bila Su Nanfeng tahu adik kesayangannya ternyata...
Wu Yuxuan menepuk-nepuk punggung Su Nanjing dengan lembut, berusaha memberikan penghiburan sepenuhnya: "Nanjing, semuanya akan baik-baik saja, jangan kau pikirkan macam-macam."
Hiburan semacam ini terasa hambar dan tak berguna, mustahil mengobati luka hati Su Nanjing. Terlebih Keluarga Su selalu mengajarkan etika dan harga diri, tapi dia justru bermain api dengan seorang pria di ranjang... Mengingat keberaniannya yang keterlaluan, dia benar-benar tak punya nyali untuk terus hidup.
Sebenarnya Wu Yuxuan belum pernah menghadapi masalah sebesar ini. Tanpa pengalaman memadai, dia hanya bisa berusaha menenangkan Su Nanjing sebisanya.
Setelah lama berusaha akhirnya Su Nanjing sedikit tenang, tiba-tiba pintu hotel dibanting dengan kasar. Seorang pria masuk tergopoh-gopoh, kedua tangannya mencengkeram bahu Su Nanjing: "Kakak, kau terluka di mana?!"
Wu Yuxuan dan Su Nanjing sama-sara terkejut oleh kejadian tak terduga ini.
Wu Yuxuan lebih dulu sadar. Melihat pria di depan mata yang mirip tiga persen dengan Su Nanfeng, tapi karena masih muda tak ada kematangan sang kakak. Justru aura kemudaannya memberi kesan "fresh meat". Dari teriakan "kakak" tadi, dia sudah menebak identitasnya.
——Adik tiri seayah Su Nanfeng, Su Nanjie.
Su Nanjing menatap Su Nanjie dengan bingung, "Bagaimana kau bisa datang?"
“Sial! Kakakku ditindas oleh bajingan itu, mana mungkin aku tidak datang?! Kakak, tenang saja, aku pasti akan menangkap si brengsek itu, aku akan menghabisi dia!”
Su Nanjing mendengar perkataan Su Nanjie, hatinya panik, tapi berusaha menyembunyikan kegelisahannya, dia berkata: "A Jie, jangan asal ngomong, aku baik-baik saja."
Su Nanjie kebingungan: "Lho, Kakak, kamu bilang Guo Chen..."
"A Jie!" Su Nanjing buru-buru memotong ucapan Su Nanjie, "Dengar dari siapa kau?!"
"Kakak, kenapa kau?" Ekspresi Su Nanjie berubah dari bingung menjadi khawatir, ia takut kakaknya tidak kuat menahan sakit hati akibat ditipu, ia menghibur: "Kakak, jangan takut, siapa yang berani menyentuhmu sedikitpun, akan kubuat dia tebus dengan nyawa!"
"A Jie, siapa yang memberitahumu tentang Guo Chen?!"
Su Nanjie menjawab: "Kakak yang kirim SMS..."
Untuk membuktikan kebenaran ucapannya, Su Nanjie mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkannya ke Su Nanjing. Dengan jelas terlihat di ponsel adiknya SMS yang sudah dibaca, isinya menjelaskan secara rinci penipuan harta dan pelecehan seksual oleh Guo Chen, dengan pengirim yang tercantum memang dari nomornya.
Masalahnya, dia sama sekali tidak mengirim SMS ke Su Nanjie. Dari awal dia hanya berencana menceritakan masalah dengan Guo Chen pada Wu Yuxuan, tidak ada orang kedua.
Su Nanjing buru-buru mencari ponselnya, membuka fitur SMS. Dia melihat memang mengirim SMS ke Su Nanjie - SMS yang sudah diatur jadwal pengirimannya sebelumnya...
Su Nanjie segera bergegas ke lokasi setelah menerima SMS dari kakak perempuannya. Kakaknya yang merupakan Nona kedua Keluarga Su yang mulia ini ternyata dinodai oleh pria terkutuk itu, bagaimana mungkin dia akan membiarkan Guo Chen begitu saja?
