Gerakan ke-313...
Su Nanfeng membuka kedua tangan Wu Yuxuan, pinggulnya maju lagi menusuk masuk setengah. Kepenuhan mendadak membuatnya bergoyang, ia menggunakan kesempatan ini untuk memasukkan seluruh bagiannya ke dalam tubuh perempuan itu.
Saat benda panjangnya benar-benar memenuhi dirinya, seluruh tubuhnya gemetar hebat. Kedua tangannya mencengkeram erat bahunya, mendesah susah di dekat telinganya...
Setiap ekspresi, gerakan, dan suaranya merupakan godaan mematikan bagi Su Nanfeng. Teriakan menggoda seperti ini bagai kehancuran mutlak baginya. Ia memegang pantat kecilnya, menggerakkan pinggangnya maju-mundur memberikan "kasih sayang" yang tak terucapkan.
Wu Yuxuan membuka mulutnya lebar sambil menjerit-jerit, napasnya tersengal-sengal. Ia merintih dengan mata berkaca-kaca, "Aku tak mau lagi, tak berani lagi. Hentikan ini, lepaskan aku..."
"Sudah terlambat!"
Wu Yuxuan menggeliat susah ingin kabur, tapi bagaimana pun ia menghindar tak bisa melepaskan batu keras panas yang terkubur dalam tubuhnya.
Su Nanfeng menjatuhkan tubuhnya ke belakang, sambil menarik tangan wanita itu saat terjatuh.
Awalnya posisi Wu Yuxuan memang duduk bertumpuk di pangkuannya. Dengan gerakan jatuhnya, posisi mereka berbalik menjadi dia di atas dan pria itu di bawah.
Wu Yuxuan baru menyadari, dirinya benar-benar terjebak dalam tipu muslihat Su Nanfeng!
Su Nanfeng berbaring nyaman di ranjang lembut, tersenyum menggoda: "Bukannya mau menyiksaku? Ayo, aku biarkan kau menyiksa!"
Lagi-lagi harus membuatnya bergerak...
Wu Yuxuan memohon: "Su Nanfeng, tidak bisa, aku tak tahan..." Meratap.
"Cepat gerak, gerak sedikit pasti enak, coba saja..."
"Ya... Tuan Su."
Karena sebelumnya Wu Yuxuan telah kehabisan tenaga, ia tak sanggup menopang pinggangnya lagi. Posisi duduk 45 derajat membuat kedua Salju Berkilau-nya menggantung di wajahnya, memudahkan ia menggerogoti: "Kecil manis... berikan padaku..."
Tubuh Wu Yuxuan terpaku di telapak tangannya. Gerakan tubuhnya yang garang menusuk liang lembut membuat alur pantatnya terbakar oleh gesekan kasar. Panas yang menyatu hampir membakar tubuhnya. Aliran hangat mengalir deras dari dalam, membasahi paha keduanya. Matanya berkaca-kaca bak angin semi, pipinya memerah tak kunjung pudar.
"Ya..."
Bagian paling sensitif mereka saling menggosok. Gatal tak tertahankan di tubuh Wu Yuxuan membuatnya meronta-ronta memutar pinggang, haus akan sesuatu yang bisa menggaruk rasa gatal itu.
Wu Yuxuan menggeliat, tiba-tiba merasa gatal di tubuhnya berkurang. Sensasi ini membuatnya sangat nyaman, tak kuasa ia terus menggeliat-geliat. Namun semakin digerakkan, gatal itu justru merambat dari kedalaman tubuhnya. Keinginan untuk ditusuk keras olehnya tumbuh liar di dasar hati. Ia merasa malu sampai ingin mati karena pikiran ini, tapi betapapun berusaha, tak bisa mengusir bayangan itu dari kepalanya. Dengan bulu mata tertunduk, ia memandang pria di bawahnya dengan wajah penuh kepasrahan.
Wu Yuxuan tak bersuara, tapi Su Nanfeng yang tajam membaca nafsu dalam kilau redup matanya. Ia menggerakkan pinggul, mahkota kemaluannya menggesek-gesek lubang basahnya yang terus mengalir. Yu Xuan mengangkat pantat kecilnya menyambut gerakan itu, tubuhnya naik turun...
Mulut kecil Yu Xuan menyedotnya kuat-kuat, membuat pria itu terengah menarik nafas. Tak tahan lagi, ia mendorong ke atas dengan kekuatan penuh, menyelusupkan seluruh dirinya ke dalam sang gadis.
Kepenuhan yang tiba-tiba meredakan api membara di tubuh Wu Yuxuan. Tapi gatal di kedalaman masih belum reda. Satu tangannya menekan dada pria itu, satunya lagi menggigit jari kelingking di mulutnya. Pinggangnya bergoyang-goyang tak karuan.
Su Nanfeng tidak bisa membedakan apakah Wu Yuxuan sengaja atau tidak, namun apapun itu, ekspresi dan gerakannya saat ini berhasil menggoda hatinya. Matanya yang hitam terlihat suram.
Wu Yuxuan hampir gila lagi. Gerakannya sengaja dibuat untuk memancingnya, tapi mengapa ia masih diam? Dengan panik ia mendesak, "Gerak... geraklah..."
Dengan mata setengah terpejam, ia memandang Su Nanfeng penuh harap. Pikirannya sudah tak bisa menampung pikiran lain, hanya ingin pria di bawahnya segera menggerakkan pinggang dengan kuat, mengisi dan menguasainya sepenuhnya.
Mendengar rintihan Wu Yuxuan, kendali diri Su Nanfeng runtuh. "Kecil manis, untukmu, semuanya untukmu!"
Ia mengerahkan tenaga pinggang, mengayunkan tubuh perkasa. Pantat berototnya mendorong bagian kemaluan untuk terus menerus menghantam ke atas. Suara tepukan "pak-pak" dan decak basah "jiek-jiek" kembali memenuhi kamar tidur. Belum beberapa kali dorongan, gadis kecil di bawahnya sudah merintih erangan, mulutnya bergumam tak jelas. Saat didengarkan, ternyata ucapan tak sadarnya: "Enak... banget─"
Su Nanfeng semakin bersemangat. "Senyaman itu, siluman kecil?"
"Ah!"
Kekuatan Su Nanfeng semakin bertambah berat, begitu kuat dan bengis hingga hampir melontarkan tubuhnya. Kedua tangannya menggenggam pantat mungilnya, telapak besar tanpa ampun meninggalkan jejak jari-jari jelas di pantat lembut nan kenyal itu, sambil mendorong tubuhnya semakin dalam ke raga perempuan itu.
"Aaaaah..."
Tubuh mungil Wu Yuxuan yang lembek bagai air terus menggigil. Ia menanggung besi panas perkasa miliknya, dipenuhi hingga tak tersisa celah oleh benda panjang itu. Gelombang kenikmatan tak terbendung meletup dari kedalaman tubuhnya, kejang-kejang tak terkendali menyedot benda besar itu dengan ritme keluar-masuk.
"Oh! Terlalu ketat..."
Keperkasaan membara Su Nanfeng terus menerus mengganas. Wu Yuxuan menopang tubuhnya di sisi tubuh pria itu, dada terayun-ayun oleh hantaman. Seluruh wajah kecilnya memerah bak ombak birahi, memicu amarah nafsu dalam diri pria itu. Benda panjang yang tertancap dalam bagai busur penuh itu semakin menusuk ke inti. Ia puas melihat wanita kecil merekah bak kuncup ranum di hadapannya, bertanya dengan sorot mata jahat: "Kecil manis, katakan, sangat kau sukakan?"
"Su...aaaah! Suka..."
Gerakan liar Su Nanfeng seperti memberikan obat perangsang dalam tubuh Wu Yuxuan. Dia memutar pinggangnya dengan gila-gilaan, menikmati kenikmatan yang dibawa gesekan tubuhnya dengannya.
Su Nanfeng merasakan inisiatifnya, mata merah kegirangan. Pinggulnya bergerak cepat memenuhi kerinduannya, dorongan keras bertubi-tubi membuatnya histeris berteriak: "Aaaa... cepat... lebih cepat lagi aaaa..."
"Ya..."
