Bab 315 Mainkan Variasi Baru
Entah karena dorongan Su Nanfeng terlalu kasar atau stimulus yang berlebihan pada Wu Yuxuan, dalam hentakan itu perempuan itu tersadar. Pandangan kaburnya melihat pria itu masih terus bergerak, inginnya mencekik lelaki itu...
Melihat Wu Yuxuan terbangun, Su Nanfeng berkata: "Kalau sudah sadar, mari kita lanjutkan pertempuran..."
Tubuhnya dengan kasar diputar menghadap bawah, membuat lututnya menekuk di ranjang sebelum serangan baru datang dari belakang.
Ah...
Su Nanfeng memaksa Wu Yuxuan mengangkat pantat mungilnya menyambut penguasaan dan perampokan dominannya.
Tak hanya menggenjot dari belakang, ia juga memperlihatkan rekaman Video yang baru saja diambil di depan Wu Yuxuan. Gadis itu melihat adegan mesum dalam rekaman itu, rasa malu dan rangsangan justru membuat tubuhnya mengeluarkan lebih banyak cairan licin yang mempermudah tusukan-tusukannya...
"Aaaaah!..."
Tubuh Wu Yuxuan bergetar hebat. Tusukan yang menyentuh titik paling dalam membuatnya histeris. Puncak kenikmatan tiba, seluruh tubuhnya kejang-kejang.
Su Nanfeng tahu gadis itu hampir klimaks. Dengan senyum getir, ia menusuk-nusuk dengan keras dan cepat. Teriakan "Aaaaah!" Wu Yuxuan bergema sambil menggerakkan pantatnya menikmati setiap tusukan beringas itu. Kenikmatan yang meluap membuat suaranya merdu dan tubuhnya gemetar.
"Tidak... Ah!..."
Gelombang kenikmatan liar dan ganas kembali menerjang Wu Yuxuan. Tangannya mencengkeram sprei berkerut, sadar dirinya hampir mencapai puncak langit tempat kembang api indah di atas langit menyala-nyala. Ia berharap Su Nanfeng mempertahankan kecepatan dorongan ini.
Tidak... Bukan itu. Ia ingin pria itu mempercepat ritmenya, terus dan terus... mempercepat, membawa lebih banyak lagi kenikmatan...
"Aaaa!" Su Nanfeng terus menggerakkan pinggulnya tanpa henti di dalam tubuhnya, menggunakan Benda Besar sekeras batu untuk membelah lapisan daging gatal berlipat-lipat. Ia merasakan kontraksi hebat dari bagian terdalamnya yang semakin menyulitkan gerakannya, seolah adik kecil Su hampir terdorong keluar sepenuhnya.
Wu Yuxuan hampir mencapai puncak, demikian pula Su Nanfeng. Untuk merasakan kenikmatan mematikan itu, ia terus menggeretakkan gigi dan berusaha masuk lebih dalam. Kedua tangannya memegang erat pantat kecilnya lalu mendorong sekuat tenaga, membuat benda panjangnya terhunjam sempurna di mulut rahimnya.
"Ya!"
"Ya!"
Keduanya yang saling terkait erat mengeluarkan erangan bersamaan. Setelah puas menikmati keindahannya, akhirnya ia memenuhi seluruh rongga tubuhnya.
Setelah gelombang kenikmatan yang panjang, napas Wu Yuxuan mulai tenang. Ia memiringkan kepala dan melihat Su Nanfeng yang sedang beristirahat, lalu perlahan melepaskan tangannya.
Baru sedikit terlepas, lengan besi Su Nanfeng kembali mengurungnya. Kepalanya menindih bahu Wu Yuxuan, membuat tubuh lemasnya semakin tertindih beban berat...
Dengan susah payah Wu Yuxuan mendorong kepala itu. "Kau minggir! Jangan menindihku, tulangku hampir remuk."
Begitu didorongnya, Su Nanfeng langsung mengerang kesakitan, suara meraung seperti babi disembelih terdengar: "Jangan bergerak, pinggangku sakit, kelelahan menggunakan pinggang..."
Wajah Wu Yuxuan langsung memerah padam, teringat gaya dorongan kerasnya tadi yang hampir mematahkan pinggangnya. Hampir mati dia menahan kekuatan itu. Saat menanggung gempurannya, pikirannya malah bertanya kenapa pria di atasnya seperkasa ini. Rupanya... Dengan marah dia membentak: "Siapa yang suruh kau tak tahu malu begini!"
Suara terkekeh jahat Su Nanfeng bergema di telinga Wu Yuxuan, "Salahkan saja kau yang terlalu mempesona, benar-benar siluman kecil."
Mulut manisnya mulai lagi!
Wu Yuxuan tak mau terjebak, dengan mulut dan hati tidak sejalan menamparnya perlahan, "Jangan main-main denganku, aku tak tertipu."
Su Nanfeng menyangga tubuhnya dengan siku, tatapannya membara seperti api menyala-nyala ke arah Wu Yuxuan: "Aku tahu, yang kau suka makan adalah... sosis."
Sambil bicara, dia mendekatkan tubuhnya. Wu Yuxuan langsung kaku tak berani bergerak, karena pangkuannya sedang menekan senjata besar yang membuatnya panik, terisak: "Bukannya katamu pinggangmu sakit?"
Sorot mata Su Nanfeng sudah dipenuhi nafsu membara, "Kau yang bisa menggerakkan..."
Wu Yuxuan memutar matanya: "Pinggangku tidak sakit?!"
Bukan... Bukannya seharusnya fokusnya... jangan datang lagi?、？
Wu Yuxuan menemukan dirinya kerasukan, Su Nanfeng si tak tahu malu yang menjijikkan tanpa batas moral dan tak pernah puas ini telah membentuknya menjadi orang yang sejenis dengannya.
Dia、、、、juga mulai menapaki jalan tak pernah puas.
Hampir bersamaan dengan teriakan rendah Wu Yuxuan, Su Nanfeng merangkak ke atas tubuhnya menindihnya, "Kalau kau sakit pinggang, biar aku yang bergerak..."
Ya Tuhan, selamatkanlah dia!
Kedua tangan Wu Yuxuan mendorong bahu Su Nanfeng berusaha menjatuhkannya dari tubuhnya, entah karena berat badannya yang berlebihan atau permintaannya yang terlalu kasar tadi, dia tak bisa mendorongnya, marah: "Su Nanfeng, kau terlalu berat, turunlah, cepat."
Senyum nakal tersungging di sudut mulut Su Nanfeng, dengan gesit mengangkat tubuhnya meninggalkan ranjang, menggigit lembut biji telinganya, berbisik menggoda: "Kecil manis, kita coba gaya baru."
"Ja、jangan、..."
Su Nanfeng menggendong Wu Yuxuan terus berjalan, tak tahu kemana akan dibawanya, dalam ketakutan dan kebingungan, hati kecilnya mulai muncul rasa penasaran dan harapan.
Su Nanfeng menggendong Wu Yuxuan masuk ke ruang kerjanya, karena jarang bekerja di rumah, ini pertama kali Yu Xuan masuk ke sana, dekorasi sederhana namun sangat bersih, dia menaruhnya di kursi putar kerjanya lalu berbalik membuka lemari mencari sesuatu.
Wu Yuxuan tak tahu apa yang sedang dicarinya, dengan tatapan penasaran melirik sebentar. Tampak di tangannya sudah memegang banyak barang -
Sepatu hak tinggi merah tipis, kalung dog collar, penutup mulut, borgol, kaos kaki panjang putih kekuningan, bustier putih polos...
Melihat ini Wu Yuxuan tertegun. Ia mendongak memandang Su Nanfeng, baru tersadar setelah lama apa maksud pria itu. Yang penting... Kapan dia punya barang-barang ini? Dirinya sama sekali tidak tahu!
Su Nanfeng kembali menghampiri Wu Yuxuan. Satu per satu barang di tangannya dipasangkannya ke tubuh perempuan itu.
Seketika, sosok jelita terpampang di hadapan Su Nanfeng. Wu Yuxuan merasa malu, tangannya mencoba menolak. Tangan pria itu dengan sigap memborgol kedua pergelangannya di belakang punggung, lalu memasangkan penutup mulut dan kalung dog collar.
Setelah semuanya siap, Su Nanfeng meletakkan kedua kaki perempuan itu di sofa. Ia duduk di sampingnya, membimbing kaki mungil itu untuk menggesek perlahan ke "saudaranya". Tekstur kaos kaki tipis yang berbenang halus memberi sensasi berpasir. Gerakan kaki kecil yang menggesek-gesek itu memberinya kenikmatan tak terkira. "Sayang, lebih cepat..." rintihnya tak kuasa menahan hasrat.
