321？
Tangan menekan tulang , menggunakan tenaga untuk melakukan gerakan naik-turun . Kecepatan yang awalnya lambat berubah menjadi cepat, gelombang menerpa kepalanya. Dia tak punya sisa pikiran untuk mempedulikan apapun lagi, saat ini hanya ada satu keinginan di benaknya.
Dia !
mempercepat ritme kecilnya yang terangkat. Setiap kali naik hampir keluar sepenuhnya, saat turun masuk sampai ke paling dalam. Benda miliknya seluruh bagian terdalamnya, erangan keluar dari mulut yang terkadang begitu sampai dia tak peduli lagi .
Perlahan menemukan triknya. Setiap gerakan naik-turun kini bisa menemukan puncak. Suaranya serak karena menjerit, otot terus berkedut, kenikmatan menerjang otaknya sementara mulutnya masih merintih: "Terlalu dalam... bagus..."
tak kuat menopang hingga terjatuh ke depan. Dia tengkurap di seperti katak. Saat tenaganya habis, baru mau menggerakkan -nya. Kedua tangan menggenggam kecilnya, terus dihempaskan ke atas dengan cepat. Dicabut sepenuhnya lalu dimasukkan lagi sampai dasar, bergerak seperti dipasang motor. Setiap hempasan membuat tubuhnya terdorong maju, tapi seketika ditarik kembali.
Tubuh Wu Yuxuan yang awalnya sangat sensitif menjadi semakin memuncak pada detik ini, dia menjerit: "Terlalu cepat... tak tahan... en ah... Aku mau mati... mau rusak..."
Su Nanfeng terus menerjang dengan kasar, "Kecil manis tetap ketat seperti ini!."
Ia mempertahankan posisi ini sambil menerjangnya beberapa saat, merasakan diri benar-benar takkan bertahan lama. Ia lalu duduk sambil memutar tubuhnya, membuat kedua kaki wanita itu melilit pinggangnya, menggunakan postur tradisional pria-wanita berhadapan yang membuka tubuhnya selebar mungkin.
Kemudian, masuk...
Su Nanfeng sambil mencengkeram pinggang Wu Yuxuan, mendorong lebih dalam, terengah-engah karena lapisan-lapisan cengkeramannya, "Siluman kecil, aku hampir sampai!"
Wu Yuxuan sudah lama tak tahan dengan tusukan-tusukan Su Nanfeng yang tak henti. Mendengar kata-katanya yang hampir klimaks, diam-diam ia lega. Tapi cara pria dan wanita mencari kenikmatan memang berbeda - pria di detik terakhir, wanita di seluruh proses.
Tapi baik pria maupun wanita, durasi kenikmatan akhirnya ditentukan oleh ketahanan pria. Begitu pria itu melepas, kenikmatan yang diinginkan wanita pun terputus. Karenanya di hatinya kini ada kontradiksi: ingin ia cepat mengakhiri siksaan tak berujung ini, tapi juga ingin kenikmatan tersiksa ini bertahan lebih lama.
Di antara dua hal ini, apapun pilihan Wu Yuxuan, akhirnya ia akan menghadapi momen Su Nanfeng mencapai puncaknya, hingga sumber kenikmatannya berhenti.
"Dia tidak bisa memilih untuk memperpanjang kenikmatan ini, tapi bisa memilih apakah menikmati kesenangan mematikan ini dengan baik. Dia ingin mencapai kesatuan fisik dan batin dengannya. Perlahan namun jelas, dia berbisik: 'Lebih keras, boleh tidak?'"
"Ah!"
Begitu kata Wu Yuxuan selesai, Su Nanfeng segera menggerakkan pinggulnya dengan ritme keras. Suara pak-pak-pak bergema, bunyi cairan yang sudah tak bisa lagi dijelaskan sekadar "cipak-cipak".
Kegencangan Wu Yuxuan membuat penetrasi Su Nanfeng agak sulit, namun ia tetap mendorong dalam-dalam ke tubuhnya, membuat tubuh wanita itu mekar seperti bunga persik di bawah badannya.
"Siluman kecil, santai sedikit. Kau menggigitku terlalu kencang, aku tidak bisa bergerak...!" desah Su Nanfeng.
Wu Yuxuan menarik napas dalam beberapa kali. Merasakan perubahan di bagian terdalamnya, Su Nanfeng meraih pinggangnya lalu menusuk berirama, memastikan setiap dorongan dalamnya menyatu sempurna dengannya.
Rintihan Wu Yuxuan memenuhi ruangan. Keduanya larut dalam gelora nafsu, bagian yang menyatu rapat tanpa celah. Keringat akibat gerakan intens menetes di tubuh putihnya yang mulus. Tubuhnya bergoyang mengikuti irama dorongan kerasnya.
Dia pun memutar pinggang menyambut gerakan itu, mencari kepuasan dan kenikmatan terakhir.
Akhirnya, Su Nanfeng tidak bisa menahan diri hingga detik terakhir. Namun kali ini ia mengubah kebiasaannya, tepat sebelum mencapai klimaks ia menarik diri dari tubuhnya. Dengan satu tangan melepas sepatu hak tinggi merah di kakinya, lalu menyemprotkan seluruh panasnya ke dalam sepatu tersebut.
Wu Yuxuan terlihat bingung dengan bibir merahnya yang sedikit terbuka. Matanya yang memohon memandangnya, penuh kekecewaan dan ketidakpuasan. Biasanya setiap kali ia selalu menekan dalam-dalam, membuatnya menerima setiap tetesnya. Tapi kali ini di momen paling krusial...
Dia tidak bisa merasakan momen sempurna terakhir Su Nanfeng. Gatal di bagian terdalamnya sama sekali belum terobati. Dengan lemah ia merengek: "Su Nanfeng, jangan begini...!"
Su Nanfeng yang sudah mulai sadar dari titik klimaksnya, melihat kemarahan di wajah Wu Yuxuan. Ia sadar telah melakukan kesalahan. Barusan ia hanya mementingkan kenikmatannya sendiri, sama sekali melupakan perasaan gadis itu.
Dengan sikap menyesal yang tulus ia berkata: "Sayang, aku salah!"
Tapi penyesalan seberapa pun tulusnya takkan menyembuhkan gatal tak tertahankan Wu Yuxuan. Gadis itu mendorongnya hingga terjatuh, lalu merangkulnya seperti kucing kecil. Tangan mungilnya menggenggam "adik kecil Su" yang sudah lembek, terus mengelus berharap bisa membuatnya bangkit kembali.
“Tapi Su Nanfeng terus-menerus menginginkan Wu Yuxuan berkali-kali, 'saudara kecil'-nya sudah lama kehilangan keperkasaan. Ingin berdiri lagi mungkin sulit, tak peduli bagaimana dia menyiksa 'adik kecil Su', tetap tak ada reaksi. Dia panik: "Bagaimana? Apa yang harus aku lakukan?"
Tangan Su Nanfeng mengait tengkuk Wu Yuxuan, menarik kepalanya mendekat. Seketika dia memasukkan 'saudara' yang sudah lemas itu ke dalam mulut kecilnya. Dia sudah paham maksudnya, mengerahkan seluruh tenaga dan teknik, menggulungnya dengan lidah.
Perlahan, dia merasakan 'adik kecil Su' yang menusuk mulutnya mulai menunjukkan tanda keperkasaan. Hatinya bersukacita, terus berusaha membelainya.
Setelah sepuluh menit, Su Nanfeng kembali bangkit. Setelah menarik diri dari mulutnya, dia membuka kedua kakinya dan menyuapkan kembali ke 'mulut kecil' itu. Dia menarik perlahan, kemudian menusuk keras dalam-dalam.
"Hngh!"
Wu Yuxuan menjerit. Kenikmatan yang terputus tadi kembali. Seluruh jiwanya terikat pada gerakan kasar Su Nanfeng. Gerakan cepatnya yang parau memuaskan dahaganya. "Siluman kecil, bukankah kau menginginkanku? Semua yang kau mau akan kuberi, semuanya!!"
Wu Yuxuan memandang pinggang Su Nanfeng yang terus bergoyang. Ingin lebih dekat, dia mencengkeram bahunya erat-erat.
