Hormon Berjalan ke-335
Kilau putih terang menyambar di depan mata Wu Yuxuan. Perasaan itu membuatnya limbung, ia menggigit bahu Su Nanfeng sambil memejamkan mata menikmati momen puncak yang tak terlukiskan ini.
Kenikmatan yang membuatnya putus asa itu membuat tubuhnya bergetar hebat, tak kunjung berhenti.
Saat Su Nanfeng melakukan beberapa tusukan keras terakhir, suara dengusan berat keluar dari mulutnya. Ia mendorongnya hingga ke titik terdalam...
Setelah puncak kenikmatan Wu Yuxuan berlalu, Su Nanfeng akhirnya menarik diri dari tubuhnya. Wanita itu telah kehabisan tenaga, tergelepar seperti lumpur di ranjang, hanya bisa terengah-engah.
Su Nanfeng memandangi wanita kecil yang baru saja mekar sempurna di hadapannya. Puas, tubuh kekarnya merebah di sampingnya. Pelukan lembutnya menyertai ciuman penuh kelembutan di dahi dan alisnya... Dengan cermat ia membersihkan keringat serta air mata yang mengalir akibat keganasan sang kekasih. Matanya memancarkan kesetiaan.
Namun ciuman sederhananya ini saja sudah membuat tubuh Wu Yuxuan yang sensitif tak tertahankan. Bagi sang istri, suaminya bagaikan "hormon berjalan". Setiap ciuman, sentuhan, bahkan hembusan nafasnya saat bicara - semuanya terus-menerus membangkitkan nafsunya, memaksanya tenggelam dalam irama sang kekasih.
Dan tadi, padahal dia sudah mencapai puncak beberapa kali di bawah tarikannya, tubuhnya lelah karena terlalu banyak kejang dan kedutan, tapi sekarang dia kembali menggigil seluruh badan karena ciuman lembutnya. Dia membalikkan badan, dan dalam keheranannya, dia menciumnya dengan mulut kecil yang sudah memerah akibat hisapannya.
Su Nanfeng menerima semangat lugu dan belum berpengalaman dari Wu Yuxuan, perlahan mulai merespons inisiatifnya, lalu segera menguasai posisi superior. Lidah panjangnya melilit lidah mungilnya, terus menghisap cairan manis dari mulutnya.
Setelah cukup lama, Wu Yuxuan terengah-engah melepaskannya, "Kau hanya bisa menindasku."
Setelah teriakan pertama, suara Wu Yuxuan sudah menjadi serak, tapi rasa malu dan warna gelora perasaan yang memenuhi nada suaranya tak bisa diabaikan. Melihat itu matanya berkedip gelap, bertanya dengan genit: "Kau suka kalau aku menindasmu, ya?"
Wu Yuxuan takut Su Nanfeng melihat areola merahnya, terus-menerus mengubur kepala ke dadanya. Dengan suara rendah ia tertawa mengeluarkannya, menjulurkan ujung lidah menyapu hidungnya yang lembap dan hangat. Dengan suara serak, bertanya: "Mau tidak aku menindasmu sekali lagi, ya?"
Wu Yuxuan malu-malu: "Bisakah kau juga membiarkanku menindasmu sekali..."
Mendengar itu, senyum Su Nanfeng semakin lebar. Ia meraih pinggang belakang Wu Yuxuan dan mengangkatnya ke atas tubuhnya, "Seperti permintaanmu!"
Kaki Wu Yuxuan mengangkang di tubuh Su Nanfeng, tubuhnya bergoyang naik turun dalam kemabukan asmara. Sensasi nikmat itu menyebar ke seluruh sel-sel tubuhnya, sementara ia memegang pinggangnya, mendorong ke atas setiap kali sang wanita merosot turun, penetrasi yang dalam setiap kali.
Sorot mata Su Nanfeng lembut namun penuh nafsu. Ia menatap wanita yang sedang menungganginya, begitu menggoda. Lubang intim wanita itu terasa panas bagai lahar, mulut kecilnya mengeluarkan erotanan.
Mungkin karena sudah mengalami pertama kali, kedua kalinya Wu Yuxuan datang lebih cepat, namun juga lebih memuaskan.
Usai bercinta, Su Nanfeng mengangkat tubuh lemasnya ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Namun saat membersihkan, ia menindihnya di wastafel dan melakukan sekali lagi, benar-benar menghabiskan seluruh tenaganya.
Keesokan harinya saat terbangun, Wu Yuxuan meraba sisi ranjang yang sudah kehilangan kehangatan Su Nanfeng. Meski tahu ia sedang sibuk, kekosongan hati ini sulit diterima.
Setelah absen masuk kerja, begitu tiba di perusahaan, Wu Yuxuan langsung mendengar desas-desus tentang Lin Fei dan Su Nanfeng di antara karyawan. Kabar itu didukung oleh bukti nyata: 999 tangkai mawar misterius yang muncul di kantor Lin Fei.
Para karyawan berkata, mawar-mawar ini adalah hadiah Su Nanfeng untuk Lin Fei, sungguh romantis. Ucapan itu sampai ke telinga Wu Yuxuan. Ia berusaha meyakinkan diri untuk tidak ambil pusing. "Dia pernah bilang, selama bukan keluar dari mulutnya langsung, jangan percaya semua omongan."
Benar! Jangan percaya.
Wu Yuxuan memaksa diri fokus total pada pekerjaan. Dengan "mencari-cari kesibukan", ia berusaha membuat diri sibuk agar tak memikirkan kabar burung tentang Su Nanfeng dan Lin Fei.
Tak disangka kesibukannya malah berlarut-larut. Saat ia sadar kembali, seluruh karyawan di perusahaan sudah pulang. Buru-buru ia membereskan barang-barang.
Lagipula Su Nanfeng sedang dinas luar kota. Wu Yuxuan tak pergi ke vilanya, langsung kembali ke Shuiyun Jian. Setelah mandi dan makan, ia malah tertidur di kamar nenek.
Sang nenek tertawa geli menyebutnya "anak kecil yang tak mau besar".
Keesokan harinya, Wu Yuxuan menyerahkan desain gaun pengantin yang dikerjakannya mati-matian ke studio mitra. Tinggal menungga pakaian jadi diproduksi, karyanya sendiri bisa dipajang di toko MiYin Wedding untuk disewakan atau dijual...
Semuanya berjalan ke arah yang baik.
Di kantor, ia kembali mendengar kabar tentang Su Nanfeng dan Lin Fei. Katanya Lin Fei hari ini kembali menerima 999 tangkai mawar...
Menjelang jam pulang, telepon Su Nanfeng menyambanginya.
Dihitung-hitung, Su Nanfeng sudah dua hari dinas luar. Baru sekarang ingat menelepon, pria brengsek itu!
Sambil mengumpat begitu, hatinya justru berbunga-bunga. Dia mengangkat teleponnya, belum sempat bercengkrama lewat sambungan, pria itu langsung menyuruhnya turun.
Wu Yuxuan tak tahu apa yang direncanakan Su Nanfeng. Ia hanya bisa menuruti perintahnya. Sesampainya di bawah gedung kantor, perempuan itu masuk ke mobil yang terparkir di pinggir jalan.
Sekitar setengah jam lebih kemudian, Wu Yuxuan telah duduk di pesawat menuju kota tempat Su Nanfeng dinas.
Alasan Su Nanfeng memintanya datang sederhana: Ia merindukannya...
Perempuan itu pun demikian. Tanpa pikir panjang, ia langsung mengikuti orang yang dikirimnya saat mobil penjemput tiba.
Kota dinas Su Nanfeng bernama Binkou. Awalnya Wu Yuxuan mengira ini daerah terpencil. Namun pemandangan yang menyambut seketika menghapus prasangkanya.
Binkou punya area penghasil oksigen raksasa. Kolaborasi pemerintah dan swasta mengubah kawasan hijau ini jadi tempat rekreasi elit. Su Nanfeng datang meninjau kelayakan investasi untuk Grup Su.
Hotel tempatnya menginap bagian dari proyek eco-resort. Berbeda dengan beton perkotaan, villa kayu bergaya homestay ini menawarkan kedamaian yang menyucikan jiwa.
