Bab 356 Kecil manis, coba gerak lagi!
Wu Yuxuan masih belum pulih dari keterkejutannya atas kedatangan mendadak Gu Zhengting. Pikirannya masih penuh dengan bayangan itu, sehingga tak mendengar suara mobil Su Nanfeng maupun langkah kakinya.
Hingga tubuh hangatnya menyentuh dari belakang. Kedua tangannya merangkul tubuhnya dalam dekapan, "Memikirkan apa sampai begitu larut? Memikirkanku?"
Su Nanfeng lebih tinggi sekitar satu kepala dari Wu Yuxuan. Dagunya tepat berada di atas kepala gadis itu. Saat berbicara, dagunya bergerak-gerak menggesek lembut ubun-ubunnya, menimbulkan geli yang merambat sampai ke jantungnya. Jari mungilnya memelintir kain di dada pria itu, dengan sengaja menggoda, "Tentu saja merindukanmu."
Nafas Su Nanfeng mulai tersengal. Jarinya melayang-layang di sekitar dagu Wu Yuxuan. Sentuhan ringan ini membuat kulit gadis itu merinding.
Kemudian, dagunya tiba-tiba terasa kencang. Su Nanfeng sudah mengangkat dagunya dengan tegas, memaksanya bertatapan. Dalam tatapannya yang berapi-api bagai nyala api, tak sampai setengah menit, dia sudah kalah total dalam pertarungan pandang ini, ingin lari ketakutan.
Sayangnya tangan besarnya menahan bahunya tak bergerak. Suaranya bergema di telinganya sementara napas panasnya menyembur di pipinya, nada sedikit nakal: "Yang tidak manis, harus dihukum."
Wu Yuxuan terkejut oleh Su Nanfeng. Bibir merahnya bergerak lemah mencoba menolak, tapi tak bersuara.
Ekspresi ketakutan wanita kecil ini membuat Su Nanfeng mendadak gembira. Dia sedikit menahan keserakahan, melepaskan dagunya dengan sikap menyebalkan: "Hanya menakut-nakuti saja."
Wu Yuxuan menatap. Tak melihat candaan di wajah Su Nanfeng, diam-diam menghela napas.
Kali ini, dia luar biasa lembut. Kelembutannya membuatnya semakin menawan. Dia hanyut dalam kelembutannya yang memabukkan.
……
Seperti biasa, Su Nanfeng menuntun tangan Wu Yuxuan ke kamar tidur. Terbaring di ranjang sambil memandang ponsel, pikirannya tertarik pada kedatangan Gu Zhengting hari ini.
Mengapa harus menjemputnya kembali ke Keluarga Gu...
Hingga Su Nanfeng selesai mandi dan keluar, Wu Yuxuan masih belum paham alasan sebenarnya. Setelah mengeringkan rambutnya dengan pengering, ia pun berbaring di ranjang.
Mungkin karena baru mandi, ia terlihat sangat segar. Tangannya menyita ponselnya: "Radiasi ponsel berbahaya untuk janin. Jika kau ingin membaca, akan kubacakan."
Setelah bekerja seharian, Su Nanfeng baru bisa beristirahat di rumah. Wu Yuxuan tak ingin menyusahkannya: "Sudah, tidur saja."
"Tepat seperti keinginanku!" Su Nanfeng meletakkan ponsel Wu Yuxuan di meja samping ranjang. Tubuh kekarnya mendekat, membuatnya seperti kucing penurut yang meringkuk di pangkuannya. Jarinya menunjuk dada pria itu: "Tuan Su, tidur seperti ini nyaman?"
"Ya."
Wu Yuxuan mencoba melepaskan diri dari pelukan besinya. Saat tubuhnya menggeliat beberapa kali, suara peringatan bergema: "Kecil manis, coba gerak lagi!"
Ia merasakan bahaya yang mengintai di pahanya. Tak berani bergerak sampai nafsu pria itu mereda. "Tuan Su, kau..."
"Tak apa."
“Meski begitu, Wu Yuxuan masih bisa mendengar upaya keras menahan diri dalam nada suara Su Nanfeng. Tiba-tiba ia merasa pria ini agak lucu saat ini. Dulu, pria brengsek itu benar-benar mencari-cari cara untuk menyiksanya, tidak akan berhenti sampai membuatnya setengah mati. Kini dia berubah dari tipe 'hedonis' menjadi 'asketik', perubahan ekstrim yang masih belum sepenuhnya ia biasakan.”
Wu Yuxuan mengelus wajah Su Nanfeng dengan penuh kasihan sebagai penghiburan: “Sudah bersusah payah, Tuan Su.”
“Panggil suami!”
“...”
Wu Yuxuan patuh: “Sudah bersusah payah, suami.”
Su Nanfeng sangat puas, mencium lembut dahinya. Senyum di sudut bibirnya tak kunjung pudar, “Suami tidak capek, ini kewajibanku.”
“...”
Wu Yuxuan heran melihat betapa manisnya mulut Su Nanfeng sekarang.
Baru saja memuji dalam hati, nada bicaranya berubah, “Kalau sudah tahu suami susah menahan diri, kau harus jadi anak baik. Jangan asal menyentuhku, konsekuensinya berat.”
“...”
Salahku dong?
Sejujurnya, Wu Yuxuan merasa kasihan melihat Su Nanfeng berusaha keras menahan diri. Tangannya yang mungil menyelinap keluar dari lengan besinya, merayap turun sepanjang perutnya. Saat hampir menyentuh sumber nafsunya, tangan besar pria itu menghentikannya. “Baru saja kukatakan jangan bergerak sembarangan. Tidak patuh?” suaranya serak terdengar.
Wu Yuxuan merajuk: “Aku hanya ingin membantumu.”
Su Nanfeng melepaskan tangan Wu Yuxuan, "Tak perlu, aku bisa menahan."
“...”
Lalu bagaimana dengan yang dulu-dulu?
Aneh juga, sejak kapan pria ini jadi begitu disiplin sendiri?
Baru saja Wu Yuxuan bertanya-tanya, kalimat berikutnya Su Nanfeng langsung memberi jawaban.
Ia berkata: "Kau hamil, jangan sembarangan."
Wu Yuxuan bahagia bukan main, tapi... tak tahan bertanya: "Karena anak?"
Sebenarnya pertanyaan ini tak hanya dari Wu Yuxuan. Pasti banyak wanita pernah bertanya - saat hamil, pasangan tiba-tiba sangat perhatian. Apakah ini karena diri mereka atau anak?
Seperti Wu Yuxuan saat ini, ingin sekali mendengar jawaban spesifik dari mulut Su Nanfeng. Mencari bukti cintanya, membuktikan posisinya di hati pria itu.
Tapi Su Nanfeng menjawab: "Tak sepenuhnya. Juga karena kau."
Benar-benar calon penerus Keluarga Su. Jawabannya sempurna dan tak terbantahkan.
Su Nanfeng melanjutkan: "Yu Xuan, kau tahu sudah berapa lama ku tunggu anak ini?"
Wajah Wu Yuxuan dipenuhi ketidakpercayaan. Ia menunggu kehamilanku?
Tentu ia tak tahu. Seperti tak sadar meski selalu minum obat usai berhubungan intim, tetap hamil. Sebab obat yang diminumnya sama sekali bukan kontrasepsi...
"Meski tidak sepenuhnya mengerti, tapi mendengar kata-kata tulus dari Su Nanfeng, matanya dipenuhi air mata. Dia tak berani berkedip, khawatir air mata itu akan deras mengalir tiba-tiba."
"Aku sudah tiga puluh tahun, saatnya menjadi ayah. Ingin punya anak sendiri, laki-laki atau perempuan tak masalah. Memeluknya, menciumnya, melihatnya tumbuh besar, mengajarkan semua yang bisa kuberi, memberikan seluruh cintaku padanya."
