Pertemuan ke-364 dengan Keluarga!
Chen Xianglan membelai kepala Wu Yuxuan dengan penuh kasih, "Ini salah nenek. Kalau bukan karena aku, kau takkan terlibat dengan orang-orang Keluarga Su."
Mendengar itu, Wu Yuxuan memandang Chen Xianglan dengan terkejut, "Nenek, kau tahu?"
Chen Xianglan mengakui dengan jujur, bahwa dia memang sudah tahu tentang rencana pernikahan cucu perempuannya dengan putra sulung Keluarga Su. Dia juga mengetahui bahwa dulu cucunya pernah berhubungan dengan pria itu demi mengumpulkan biaya operasinya... Dengan berpura-pura bodoh, dia sengaja tidak membongkar kebenaran ini karena tak ingin mengekang perasaan sang cucu, biarkan saja segala sesuatu mengalir secara alami.
Lagipula, yang sebenarnya memiliki ikatan pernikahan dengan Su Nanfeng memang cucunya sendiri. Jika kedua anak muda ini bisa saling tertarik, mungkin mereka bisa melanjutkan hubungan sebelumnya. Namun pada titik ini, dia menyadari bahwa pemikirannya keliru.
——Dia terlalu menyederhanakan masalah ini sebagai urusan percintaan biasa antara dua anak muda, tanpa memperhitungkan konflik laten di balik Keluarga Su dan Keluarga Gu.
Chen Xianglan sangat memahami bahwa jalan cinta cucunya dengan Su Nanfeng akan penuh rintangan. Tapi bagaimanapun juga, jalan selalu tercipta oleh langkah manusia. Selama mereka bisa saling mendukung dalam suka dan duka, dia yakin cinta sejati kedua anak muda ini akhirnya akan berbuah. Mempertimbangkan kondisi kesehatannya yang semakin menurun—mungkin hanya tersisa beberapa tahun lagi—jika sebelum menutup mata dia bisa melihat cucunya menemukan pria yang bertanggung jawab untuk membangun keluarga, setidaknya dia bisa menghadap sang patriark dan putrinya di alam baka dengan tenang.
Mengenai status "Gu Jingwei" yang disandang sang cucu, dibandingkan dengan kebahagiaan dan kedamaian hidup, semua itu hanyalah hal duniawi semata. Jika Gu Zhengting dan Lin Qiuwan memang menginginkannya, biarlah mereka mengambilnya.
Karena itulah dia terus menasihati cucunya untuk tidak kembali ke Keluarga Gu, menjauhi segala intrik dan persaingan tak sehat di sana.
**
Kini sudah seminggu berlalu sejak kejadian itu.
Selama seminggu ini, kehidupan Wu Yuxuan tetap seperti biasa. Yang mencolok adalah perutnya yang terlihat membesar dengan kecepatan mata telanjang. Dia tahu ini karena Sayang dalam perutnya sedang berusaha keras menyerap nutrisi untuk tumbuh.
Ini pertama kalinya Wu Yuxuan menjadi Mama. Meski tak punya pengalaman, berkat bimbingan Bu Li dan Nyonya Chen di sampingnya, setidaknya dia tidak panik dalam bertindak.
“Suatu hari, Wu Yuxuan mengobrol bersama Bu Li dan Nyonya Chen, membahas mengenai urusan anak. Bu Li berkata: 'Nyonya muda, di kampung halaman kita, hampir setiap mama akan menyiapkan beberapa sweter dan rompi kecil untuk bayi yang belum lahir. Tidak tahu apakah nyonya muda berminat belajar? Aku bisa mengajari nyonya membuat beberapa pola hiasan yang menarik.'”
“Baik, baik, baik!!!”
Wu Yuxuan menjawab Bu Li, mencari hari yang cerah untuk pergi ke pasar memilih sweter. Di hari kepulangan, dia langsung mulai mengerjakan. Di bawah kesabaran Bu Li mengajari, sweter rompi kecil yang dia rajut mulai terbentuk model awalnya.
Awalnya Su Nanfeng bilang barang ini sebaiknya langsung dibeli, terutama karena tak ingin dia terlalu lelah. Tapi dia berkata ini adalah tekad hatinya untuk sang Sayang, sesuatu yang tak bisa diukur dengan uang.
Kemudian, ia juga bisa mulai belajar.
Namun meski Su Nanfeng mudah menghadapi urusan lain, dalam merajut sweter ia benar-benar kalang kabut—terutama saat harus membuat pola hiasan, selalu saja ada kesalahan.
Su Nanfeng tahu Wu Yuxuan sedang hamil. Ia telah menunda semua pekerjaannya di perusahaan, memintanya fokus merawat kandungan di rumah. Tapi semakin lama di rumah, semakin mudah dia merasa sesak.
Oleh karena itu——
Hari ini, Su Nanfeng mencari hal menarik untuk Wu Yuxuan.
Ekspresi misterius Su Nanfeng membuat Wu Yuxuan penasaran, sebelum naik mobil ia terus mendesak menanyakan tujuan mereka, namun tak peduli bagaimana ia bertanya, Su Nanfeng hanya tersenyum tanpa menjawab.
Hingga mobil telah menjauh cukup jauh dari vila, Su Nanfeng baru berkata: "Hari ini aku akan membawamu pulang bertemu Ayah."
"Ah?" Wu Yuxuan menunjukkan ekspresi kosong.
Tangan Su Nanfeng memainkan rambutnya, berkata dengan tenang: "Istri jelek tetap harus bertemu mertua. Karena kita akan menikah, kau harus menemui Ayah."
Reaksi Wu Yuxuan keras: "Mengunjungi orang tua tidak kau beri tahu sebelumnya?!"
Ia duduk di mobil, rasa penasaran tiba-tiba berubah gelisah. Jari-jarinya mencengkeram ujung baju erat, hati berdebar tak karuan.
Sejak awal Su Ming dan Tang Xiaoyu sudah tidak menyukainya. Kini tanpa persiapan ia langsung diseret Su Nanfeng ke mobil, mengunjungi orang tua? Pikir semudah mengunjungi teman biasa?
Wu Yuxuan gelisah, pandangannya tak lepas dari kaca spion. Ia merapikan baju dan rambut lewat kaca spion, jantung berdebar kencang.
Su Nanfeng di sampingnya justru tertawa melihat kegugupannya. Ia menggenggam tangan kecil Wu Yuxuan yang dingin, menghibur: "Jangan gugup, santai saja. Ada aku di sini."
Wu Yuxuan melirik Su Nanfeng, merengut sambil mengecam perbuatannya dengan tidak puas: "Kau harus memberitahuku sebelumnya agar aku bisa mempersiapkan diri. Jika posisimu tertukar, dipaksa menemui orang tua tanpa alasan jelas, pasti juga akan gugup."
"Kejutan" yang dibuat Su Nanfeng ini benar-benar membuatnya tanpa persiapan mental sama sekali. Semakin dipikirkan semakin panik, tangannya menarik-narik baju pria itu, memohon dengan memelas: "Bisakah kita tidak pergi? Setidaknya jangan hari ini, besok atau lusa, kapan saja boleh."
Su Nanfeng menggelengkan kepala, menjawab: "Aku sudah tahu tabiatmu. Kalau tidak begini, sampai tahun depan pun kau takkan mau menemui orang tuaku!"
Jangan ungkit kesulitan orang lain!
Bukan berarti Wu Yuxuan enggan menemui keluarga Su Nanfeng, melainkan ingat sikap Tang Xiaoyu sebelumnya masih membuatnya trauma, khawatir tak bisa menahan diri.
Lagipula, baik di mata Tang Xiaoyu maupun Su Ming, dia bukan calon yang pantas untuk Su Nanfeng. Keluarga Su membutuhkan menantu perempuan yang sepadan sebagai penerus rumah tangga mereka.
——Orang ini adalah Gu Jingwei.
Mobil telah memasuki kompleks rumah keluarga Su. Semakin mendekat, detak jantung Wu Yuxuan semakin kencang, seolah hendak melompat keluar dari dada.
Akhirnya Wu Yuxuan tak tahan, "Tidak, tidak bisa! Lebih baik lain kali. Aku sama sekali belum mempersiapkan apa-apa, juga tidak membawa hadiah."
Su Nanfeng bersikeras tak mengizinkannya mundur: "Mereka sudah punya segalanya."
“Sopan santun tetaplah penting, meski mereka tidak kekurangan, kita sebagai generasi muda harus tetap membawanya.”
Tangan Su Nanfeng meraih ke arah perut Wu Yuxuan yang sedikit membuncit, mengusapnya. "Inilah yang paling disukai ayahku, dengan adanya dia sudah cukup."
Beberapa tahun terakhir, ayahnya tak henti mendesaknya untuk menikahi Gu Jingwei, selalu mengeluh tentang keinginan punya cucu. Kini meski calon istrinya bukan putri Keluarga Gu, tapi dengan membawa pulang seorang cucu, ia yakin ayahnya tak akan menentang pernikahan ini.
Adapun Tang Xiaoyu... dia bukan ibu kandungnya, keberatan atau tidaknya perempuan itu tak akan ia hiraukan.
Sepanjang perjalanan, Wu Yuxuan mengarang berbagai alasan agar Su Nanfeng mengubah jadwal, namun semua ditolak mentah-mentah. Sikapnya jelas: pertemuan dengan orang tua HARI INI HARUS TERLAKSANA!!
Mobil memasuki halaman rumah Keluarga Su dan berhenti di tengah pekarangan. Wu Yuxuan menatap pintu depan yang sudah di depan mata, menarik napas dalam-dalam.
Bukankah ini cuma bertemu orang tua?
Bagaimanapun juga hanya satu kali sakit.
Mati pun tak apa!!
