Dagunya yang berlipat ini...
Wu Yuxuan makan dengan lahap. Melihat kegemarannya, Su Nanfeng berkata, "Nanti akan kusuruh orang mengirimkan sedikit setiap hari untukmu."
"Makanan malam tidak boleh dimakan setiap malam, nanti gemuk."
Su Nanfeng membalas, "Aku akan temanimu makan, ikut gemuk bersamamu. Jadi tidak perlu khawatir aku akan merendahkanmu."
Ditelanjangi maksud tersembunyinya, pipi Wu Yuxuan memerah. Ia membantah, "Aku tidak takut kau merendahkanku! Lagipula badanku tidak segemuk itu!"
Su Nanfeng tertawa ringan, mengangkat tangan dan mencubit dagu Wu Yuxuan beberapa kali. "Dagu berlipat ini... Ah!"
“...”
Suaranya yang tetap berat seperti biasa sama sekali tidak bernada merendahkan, malah penuh kelembutan. Senyum tipis mengembang di bibirnya.
Sebenarnya Wu Yuxuan tidak lapar, hanya ingin ngemil. Saat tersisa lima-enam kue, ia menyuapkan sisanya ke mulut Su Nanfeng. Hatinya riang melihatnya menghabiskan semuanya.
——Gemuk bersama!
Su Nanfeng mengambil tas dari pangkuannya dan membuangnya ke tempat sampah. Ia mengelap tangan Wu Yuxuan dengan tisu basah yang membuatnya terkejut.
Ia bahkan memperhatikan detail seperti merendam tisu dengan air hangat terlebih dahulu, agar jari-jarinya tidak kedinginan.
Setelah mengeringkan tangan, Su Nanfeng mengangkatnya dan menaruhnya di ranjang. Tiba-tiba dia bertanya, "Apa benar beratku bertambah banyak?"
Sebagai wanita, meski mulut sulit dikendalikan untuk berhenti menyantap makanan lezat, tetap saja memperhatikan berat badan, apalagi di hadapan pria yang dicintai.
Su Nanfeng tidak paham emosi apa yang tersembunyi di balik pertanyaan Wu Yuxuan. Ia hanya menjawab jujur, "Aku masih bisa mengangkatmu."
“...”
Setelah berbaring berdua, lengan panjang Su Nanfeng kembali merangkulnya erat, sementara telapak tangan satunya menempel di perutnya.
Malam musim dingin yang menggigit, sepasang kekasih yang saling mencintai berpelukan. Biarlah angin menderu di luar jendela, takkan mampu menusuk kalbu mereka.
*
Besok bukan akhir pekan, tapi Su Nanfeng bangun kesiangan. Bukan cuma itu, ia juga memeluknya erat tak mau melepas. Andai tak ada rengekan "Aku lapar", mungkin mereka akan tidur hingga tengah hari.
Usai mengurus rapat pemegang saham darurat, Su Nanfeng mulai memiliki lebih banyak waktu luang. Ia berencana menemani Wu Yuxuan di rumah.
Wu Yuxuan sedang asyik menonton sinetron yang hampir tamat. Dengan kepala bersandar di bahu Su Nanfeng, ia ditemani menikmati episode-episode akhir.
Sesekali telepon masuk ke ponsel Su Nanfeng. Ia hanya berbicara singkat beberapa patah kata sebelum menutup sambungan.
Su Nanfeng menoleh dan mendapati Wu Yuxuan sedang menatapnya. "Aku lebih menarik daripada sinetron ini?" katanya sambil tersenyum.
“Ya.”
“Kejujuran itu baik, sebagai contoh untuk anak.”
“...”
Belakangan, Su Nanfeng menerima telepon dari Xiao Hou, percakapannya agak lama. Tidak jelas persis membahas apa, kira-kira tentang pernikahan, undangan, dan semacamnya.
Wu Yuxuan mengira ini tentang persiapan pernikahan mereka. Begitu Su Nanfeng menutup telepon, ia berkata: "Besok aku akan mengajakmu ke pernikahan untuk menghilangkan kebosanan."
Pernikahan yang dihadiri Su Nanfeng pasti berasal dari kalangan kaya atau terpandang. Pasti akan ada tokoh-tokoh penting lain yang diundang. Kalau dia pergi...
"Lebih baik tidak, aku tidak bisa menghadapinya."
Sebenarnya Wu Yuxuan merasa minder. Jangan-jangan di pernikahan orang lain nanti ada yang berbisik-bisik: "Putra Mahkota Keluarga Su mau menikahi orang biasa sebagai istri."
Dia tidak mau diremehkan, apalagi membuat Su Nanfeng dikomentari orang.
Su Nanfeng berkata: "Aku di sini. Sebelum berangkat, akan kusuruh Xiao Hou memberi tahu pihak penyelenggara: dilarang memberikanmu minuman. Tidak ada yang berani lancang."
Melihat Wu Yuxuan masih ragu, Su Nanfeng memutuskan memberi "obat keras": "Di pernikahan besok pasti ada gadis-gadis lajang dari kalangan terpandang. Yakin tidak mau ikut?"
"Aku pergi!"
Pria lajang sempurna seperti Su Nanfeng - keluarga kaya, segalanya unggul - selalu bersinar di mana saja. Tentu banyak yang mengincar. Ini pria yang dicintainya, ayah anaknya. Dia harus mempertahankan "kedaulatan" agar wanita lain tidak masuk ke "istana"!
Tangan Su Nanfeng merangkul pinggang belakangnya dan menariknya mendekat ke tubuhnya sendiri, dengan lembut mencengkeram dagunya. Ia menunduk dan menyentuh bibirnya dengan ciuman lembut.
Ringan seperti bulu yang menyentuh, lalu melepaskannya sambil memuji: "Terus pertahankan."
Wajahnya memerah malu, tatapannya bertemu dengan matanya yang menyimpan senyum hangat perlahan merembes keluar.
.....
Gerakan Su Nanfeng sangat cepat. Saat Wu Yuxuan terbangun dari tidur siang, penata gaya sudah menunggu di ruang tamu. Mengetahui penata gaya telah lama menunggu, dia buru-buru meminta maaf: "Maaf, saya tidak tahu Anda datang lebih awal."
"Nyonya besar, jangan berkata begitu. Saya tidak pantas menerimanya."
Wu Yuxuan paham ini pasti perintah Su Nanfeng agar tidak mengganggu tidur siangnya. Diam-diam mengikuti proses penataan rias.
Karena sedang hamil, penampilannya sepenuhnya disesuaikan untuk ibu hamil: tanpa riasan, gaun longgar berbentuk celana, dan sepatu flat yang nyaman.
Berkat postur alaminya yang baik, rambut dikepang santai dengan gaya playful ditambah outfit-nya, meski tak bisa bersaing dengan peserta wanita lain, tetap memancarkan pesan unik.
Su Nanfeng tetap dengan setelan jas klasiknya. Tapi dasar... postur tubuh alaminya yang proporsional membuat setelan biasa pun terlihat luar biasa padanya.
Awalnya semuanya berjalan tertib, namun tiba-tiba penata gaya berkata: "Tuan Su, saya sudah meminta asisten segera mengirimkan celana ukuran lebih besar. Mohon bersabar sebentar."
Wu Yuxuan: "..."
Ia menjadi gemuk karena tak bisa mengendalikan mulutnya...
**
Pernikahan digelar di Royal Hotel, Keluarga Su memiliki sebagian saham di sana.
Xiao Hou mengantarkan undangan pernikahan. Saat Wu Yuxuan hendak menerimanya, Su Nanfeng lebih dulu menyambar. Setelah menyimpannya, ia berkata: "Ayo pergi, tidak baik terlambat."
Wu Yuxuan tak mempersoalkan aksinya "merebut" undangan, lalu menggandeng lengannya menuju lokasi pernikahan.
Menurut penjelasan Su Nanfeng, pengantin hari ini adalah Wu Qianru putri ketiga Keluarga Wu dari barat kota - keluarga besar yang pernah disebut Tang Xiaoyu.
Keberuntungan bisa menikahi putri Keluarga Wu barat kota sudah tak perlu diragukan lagi.
Wu Yuxuan pernah mendengar reputasi Wu Qianru sebagai sosialita terkenal yang lembut, dermawan, dan berperilaku baik. Banyak pelamar namun semuanya ditolak.
Tiba-tiba menikah sekarang, Wu Yuxuan menduga mungkin Wu Qianru hamil di luar nikah sehingga keluarga terpaksa buru-buru menggelar pernikahan. Tapi Su Nanfeng membantahnya.
Tentang hal ini, Wu Yuxuan merasa agak aneh, tapi pada akhirnya ini urusan orang lain. Dia tidak banyak bertanya, hanya sekadar menanyakan siapa yang menikahi Putri Ketiga Keluarga Wu.
Su Nanfeng menjawab datar: "Tidak kenal."
Saat tiba di lokasi pernikahan, Wu Yuxuan melihat foto sepasang pengantin yang dipajang di pintu masuk. Akhirnya dia mengerti mengapa Su Nanfeng tidak memperbolehkannya menyentuh kartu undangan.
Orang yang menikahi Putri Ketiga Keluarga Wu, Wu Qianru, adalah——An Bin!!
