Bab 375 Bisakah Aku Sama Seperti Si Bodoh Itu?
"Wu Qianhan baru saja mengobrol dengan sekumpulan pria seusianya. Sebenarnya di lubuk hatinya, ia memandang rendah para pria norak itu. Dia paham betul niat tersembunyi mereka yang hanya ingin berhubungan ranjang... Namun justru semakin mereka mendekatinya dengan maksud tertentu, semakin dia tidak menolak. Upaya pendekatan mereka memuaskan rasa superioritasnya. Dia menyukai perasaan menjadi pusat perhatian, dan lebih menikmati tatapan lapar para pria brengsek yang seperti serigala dan harimau itu."
"Ayo sini, Han. Ayah ingin memperkenalkanmu dengan seorang teman, sekaligus atasanmu."
Tatapan Wu Qianhan mengikuti gerakan tangan Wu Laoqi ke atas. Tanpa sengaja ia melihat wajah Su Nanfeng yang selalu menghantui pikirannya. Matanya langsung berbinar, pipinya memerah oleh kecanggungan seorang gadis, terlalu gembira hingga tak bisa berkata-kata.
Wu Laoqi paling memahami anak perempuannya. Melihat raut malu sang putri, ia langsung paham bahwa anaknya tertarik pada Su Nanfeng. Meski keluarga Wu terlihat terhormat, ia paling tahu kondisi internal yang sebenarnya. Kapal keluarga Wu harus segera mencari jalan keluar sebelum tertinggal zaman. Tapi akar keluarga Wu terlalu dalam, banyak anggota keluarga yang kolot dan bergerombol. Bukan kekuatan satu orang bisa mengubahnya. Jika tak bisa mengubah status quo, setidaknya ia bisa mencari jalan lain sendiri.
"Jika anak bisa menjalin hubungan dengan Su Nanfeng, memanfaatkan pengaruh Keluarga Su, tentu akan sangat menguntungkan sekaligus menyelesaikan masalah perjodohannya. Satu tembakan dua sasaran, bagus-bagus-bagus!"
Wu Laoqi mulai menyusun rencana. Ia memutuskan untuk menguji dulu, "Ngomong-ngomong, Xiao Han sebaya dengan Nanfeng. Kalian yang seusia pasti lebih cocok ngobrol. Kalau ada waktu luang, sering-seringlah berinteraksi untuk mempererat hubungan."
"Oh?"
Mendengar ini, alis Su Nanfeng berkerenyit. Bagaimana mungkin ia tak paham maksud terselubung Wu Laoqi? Tapi karena belum diutarakan terang-terangan, ia pun tak bisa menolak langsung. "Betul, seharusnya lebih sering bertemu. Tapi akhir-akhir ini sibuk sekali, apalagi istriku sedang hamil. Bagaimana kalau lain kali saya yang berkunjung?"
Alasan "istri" yang dikemukakan Su Nanfeng membuat Wu Laoqi tersinggung. Bagaimanapun anaknya adalah Nona Kedua Keluarga Wu. Jika dipaksakan lagi, bukankah itu merendahkan martabat anaknya? Dengan cepat ia mengambil langkah mundur, "Baiklah, kita sepakat seperti itu."
Usai bicara, Wu Laoqi menyambar pergelangan tangan Wu Qianhan untuk pergi. Gadis itu meronta-ronta, baru melepaskan diri setelah belokan. "Ayah, kenapa menarik-narik? Aku tidak mau pergi!"
"Tidak mau pergi terus mau ngapain? Mempermalukan diri sendiri?"
"Mempermalukan diri bagaimana? Bukankah ketertarikan antara pria dan wanita itu hal wajar?"
“Kau ini!” Wu Laoqi geram: “Maksud Su Nanfeng sudah jelas. Dia menyuruh kita jangan banyak berharap.”
Wu Qianhan menunjukkan wajah tidak rela: “Aku tidak mau! Pokoknya aku harus menikah dengan Su Nanfeng.”
“Dia sudah punya istri dan anak, jangan kau ikut campur.”
“Cih! Itu si Wu Yuxuan? Apa istimewanya dia? Jangan katakan sekarang mereka belum menikah, kalaupun sudah menikah pun tak apa! Barang yang aku inginkan, belum pernah gagal kudapat!” Bibir Wu Qianhan menyungging senyum penuh keyakinan. Ia sudah memutuskan, pria Su Nanfeng ini harus direbut. Apa yang dia inginkan pasti jadi miliknya, jika tak bisa dapat, orang lain pun tak boleh memilikinya!!
“Xiao Han, ingat statusmu sebagai Nona Kedua Keluarga Wu! Aku tak izinkan kau melakukan hal memalukan! Paman-paman lain juga tak akan membiarkanmu!”
Wu Qianhan tak mau dengar nasihat ayahnya: “Ayah, urusanku jangan ikut campur. Aku tahu batas.”
Ia tetap bersikeras mengikuti kemauannya sendiri.
Wu Laoqi melihat ekspresi putrinya, tahu akan terjadi masalah: “Xiao Han, walau Keluarga Wu keluarga besar, tapi kekuatan tak sebanding Keluarga Su. Jangan cari masalah! Apa kau ingin bernasib sama seperti Ma Jiajia itu?”
“Aku mana sama si bodoh itu?! Sudah, ayah cerewet sekali. Tak mau bicara lagi.”
Wu Qianhan langsung melangkah pergi, tak peduli teriakan Wu Laoqi di belakangnya.
***
“Sudah terlalu banyak orang yang ditemui, Su Nanfeng khawatir Wu Yuxuan kelelahan, lalu mencari sudut sepi yang tidak ada orang untuk membuatnya duduk beristirahat, 'Mau makan apa, aku akan ambilkan untukmu.'”
“Makanan manis!”
“...”
Su Nanfeng mengantisipasi kemungkinan ada orang yang tidak berkepentingan mengganggu Wu Yuxuan saat ia pergi mengambil makanan penutup, secara khusus menelepon memanggil Xiao Hou masuk untuk berjaga. Jika ada orang yang datang memberikan toast atau membuat masalah, harus segera diusir.
Setelah semua persiapan selesai, Su Nanfeng baru pergi dengan tenang.
Setelah mencari informasi, Su Nanfeng memastikan area hidangan penutup berada di zona 2. Saat ia mengambil piring dan hendak pergi, tiba-tiba muncul seorang pelayan yang menyampaikan pesan bahwa Tuan Wu Ketujuh ingin bertemu.
Mendengar itu, alis Su Nanfeng berkedut halus. Bukankah perkataannya sebelumnya sudah cukup jelas?
Ia menolak langsung: "Tidak ada waktu."
Pelayan itu menghalangi jalan Su Nanfeng: "Tuan Su, Tuan Wu Ketujuh mengatakan ini mengenai urusan tanah di sisi barat kota."
Tujuan kedatangan Su Nanfeng kali ini memang untuk urusan tanah sisi barat kota. Jika Wu Laoqi bisa membantunya, tidak ada salahnya untuk bertemu, "Tunjukkan jalan."
Pelayan itu membawa Su Nanfeng ke ruang istirahat khusus tamu undangan, "Tuan Su, Tuan Wu Ketujuh sedang menunggu di dalam."
Pelayan membukakan pintu ruang istirahat dengan gerakan mengundang yang sopan. Begitu langkah Su Nanfeng masuk, pelayan segera menutup pintu. Tanpa sepengetahuan orang di dalam, pelayan mengunci pintu dari luar dan menggantung papan peringatan bertuliskan "Jangan Ganggu".
Su Nanfeng memanggil "Paman Ketujuh", namun tidak mendapat respons. Ia melangkah ke ruang dalam dan melihat yang duduk di sofa bukanlah Wu Laoqi, melainkan Nona Kedua Keluarga Wu, Wu Qianhan.
Saat ini Wu Qianhan mengenakan gaun pesta yang mengikat pinggang, memperlihatkan lekuk tubuhnya secara sempurna. Pinggang rampingnya yang seakan bisa digenggam membuat siapa pun iba. Karena pemanas ruangan dinyalakan penuh, ia melepas syal yang semula disampirkan di bahu. Desain kerah V-dalam pada gaunnya membuka hingga ke pusar, sementara gaun pendek tanpa lengan itu hanya sampai paha, menampilkan keunggulan kaki panjangnya yang disilangkan dengan sempurna.
Tubuhnya condong sedikit ke depan, membuat lengkungan setengah lingkaran yang ia banggakan terpapar sepenuhnya di depan mata Su Nanfeng. Dengan tubuh seksi seperti ini, ia yakin bisa menaklukkan pria di hadapannya. Tinggal menunggu untuk dinikmati sekali bersamanya, lalu naik menjadi nyonya besar Keluarga Su dengan mulus.
Bibir merah Wu Qianhan tersungging separuh. Ia menepuk-nepuk tempat duduk di sebelahnya sambil berkata dengan kemanjaan: "Tuan Su, silakan duduk."
