Bab 376 Ingin Menjadi Wanitaku?
Mata Su Nanfeng memancarkan kilatan dingin. Pertemuan di ballroom tadi sudah membuatnya merasakan kecemburuan dalam tatapannya terhadap wanita kecilnya. Kini dia main drama lagi. Tampaknya perlu membersihkan beberapa wanita yang berkhayal, membunuh satu untuk menakuti seratus, memberi peringatan pada mereka yang masih ingin merebut pasangan. Pria milik wanita kecilnya tak boleh diincar!
Su Nanfeng berjalan ke arah Wu Qianhan. Tatapannya menyapu sekilas tubuhnya tanpa rasa rindu. Ia melepas kancing setelan jas, lalu duduk di ujung sofa.
Meski jarak duduknya agak jauh dari Wu Qianhan, bagi wanita ini sudah cukup. Dia melihat secercah harapan, hati berdesir gembira. Pria ini benar-benar luar biasa tampan. Jika bisa merebutnya, dialah yang paling sukses menikah di antara saudari-saudari Keluarga Wu. Nanti akan dilihatnya, siapa lagi di keluarga Wu yang berani meremehkannya!
Pernikahan adalah kelahiran kedua bagi wanita. Hingga kini dia masih bingung mengapa adik ketiganya memilih An Bin. Tak beruangga tak berkuasa, lagipula tak beda dengan pria brengsek hidung belang itu. Takkan dilupakannya, saat adiknya membawa An Bin ke Keluarga Wu dulu, mata pria brengsek itu tak lepas dari tubuhnya.
"Senyum manis tergantung di sudut bibir Wu Qianhan. Ia menuangkan segelas anggur merah, lalu berjalan dengan pinggang rampingnya menuju sisi Su Nanfeng. Saat menyerahkan gelas dan membungkuk, ia sengaja mengendurkan payudara putihnya di depan matanya. Dalam bayangannya, jika ia tak bisa menahan diri dan langsung menerkamnya di bawah tubuhnya... Di tengah pesta pernikahan ini, dia mengabaikan calon istrinya yang sebentar lagi menikah demi bercinta dengannya di sini, sungguh sangat menggairahkan."
Begitu memikirkannya, gemetar hasrat menggelora dalam hati Wu Qianhan. Tubuhnya bahkan mulai menunjukkan reaksi kecil, ia sudah tak sabar lagi.
Wu Qianhan menyerahkan gelas ke tangan Su Nanfeng, "Tuan Su, izinkan saya menghormati Anda dengan segelas."
"Alasannya."
Sss~~~
Wu Qianhan bergetar ketakutan. Tak disangka Su Nanfeng bisa sedingin ini. Tapi semakin dingin permukaannya, semakin berapi-api dalam hatinya. Pria seperti inilah yang dicarinya.
Sikap acuh tak acuh Su Nanfeng memicu Keinginan menaklukkan-nya hingga puncak! Ia harus menundukkan pria di depan matanya ini!
Wu Qianhan menjawab: "Untuk menyambut kemenangan Tuan Su dalam tender lahan sisi barat kota. Bukankah pencapaian besar ini patut dirayakan?"
"Patut."
Tangan Su Nanfeng terangkat, saat jarinya hendak menyentuh gelas, tangan Wu Qianhan tiba-tiba melepas. Gelas di tangannya jatuh ke lantai dan pecah berdentum, anggur merah di dalamnya membasahi celana di pangkuannya.
"Maaf maaf, saya ceroboh." Wu Qianhan terus meminta maaf. Ia buru-buru mengambil tisu dari meja dan langsung mengusap-usap celananya.
Melihat Su Nanfeng tak menghalangi, Wu Qianhan memberanikan diri memperluas area usapan ke atas. Saat hampir menyentuh bagian sensitifnya, telapak tangan besar pria itu menekan tangan perempuan yang hendak 'berhasil'.
Dengan tatapan penuh ketakutan, ia berkata: "Tuan Su, saya hanya ingin membersihkan celana Anda, tak ada maksud lain."
Sorot mata Su Nanfeng menajam, menatap Wu Qianhan tak berkedip. Perempuan yang sengaja berdandan menggoda ini tentu punya agenda tersembunyi.
Telapak tangannya melepas pergelangan tangan Wu Qianhan. Jari-jarinya merayap naik menyusuri lengan putih bak teratai. Setiap sentuhannya menimbulkan gelombang getar yang membuat tubuh perempuan itu semakin bereaksi.
Wu Qianhan membiarkan gerakan Su Nanfeng. Bibirnya tergigit lembut, aliran air musim semi di antara pahanya telah penuh, ingin segera menceburkan diri ke pelukan pria itu.
Jari-jari Su Nanfeng akhirnya berhenti di dagu Wu Qianhan. Dengan satu cengkeraman, ia mengangkat wajah gadis itu hingga pandangan mereka bertemu.
Wu Qianhan dalam hati bersorak gembira, berhasil! Dia benar-benar berhasil!!
Tanpa menunggu lebih lama, dia menutup matanya dan menyodorkan bibir merahnya. Memang benar, mana ada pria yang tidak tergoda pesona? Su Nanfeng pun tak bisa menolak rayuannya.
Wu Qianhan tetap mempertahankan pose meminta ciuman dengan mata terpejam. Namun detik demi detik berlalu dalam antisipasinya, tindakan lanjutan dari pria itu tak kunjung datang.
Lehernya pegal karena terlalu lama mempertahankan postur yang sama. Diam-diam dia bertanya-tanya, jangan-jangan Su Nanfeng lebih suka wanita yang mengambil inisiatif?
Masuk akal juga. Su Nanfeng yang selalu berada di langit tinggi itu sudah terbiasa memandang rendah dunia, termasuk terhadap wanita.
Tapi selama bisa mendapatkan Su Nanfeng, tak masalah jika dia yang harus aktif!
Wu Qianhan kembali menyorongkan bibir merahnya ke depan, tapi kali ini pun tidak berhasil mencium bibir Su Nanfeng.
Matanya membuka lebar. Di mana orangnya?
Pandangan Wu Qianhan menurun, melihat Su Nanfeng sedang membungkuk membetulkan ujung celananya.
Permata lembut di depan mata malah dibiarkan, sibuk membenahi ujung celana?!
Sudut bibir Wu Qianhan berkedut.
Sudah sampai di sini, mundur berarti sia-sia. Wu Qianhan pantang menyerah. Dalam kamus hidupnya tidak ada kata 'gagal'!
Wu Qianhan menyunggingkan senyum kemanjaan di sudut bibirnya, "Nanfeng..."
Jari-jari rampingnya meraba keberanian Su Nanfeng, dia tak percaya tak bisa menaklukkan seorang pria!
Menghadapi godaan jemarinya, Su Nanfeng pun tak menolak. Diam membekunya di matanya dianggap sebagai persetujuan diam-diam. Terdorong semangat, jemarinya merayap perlahan di tubuhnya hingga mencapai dada. Tangan mungilnya menarik-narik dasinya, bahkan lebih nekat menyelusupkan tangan ke dalam bajunya.
Sorot mata hitam pekat Su Nanfeng berkilau dingin. Tiba-tiba ia menjepit dagunya, berbisik menggema: "Ingin jadi wanitaku?"
Wu Qianhan sudah bergaul dengan banyak pria. Fresh meat lebih muda darinya bertebaran, semua tunduk di bawah roknya. Tapi manusia selalu menginginkan yang tak terjangkau. Terlebih sikap acuh tak acuh pria ini memicu naluri penaklukannya. Parasnya yang beraura pria dewasa bagai magnet menyedotnya. Ia sudah terbuai dalam pesonanya.
Wu Qianhan memerah, "Ingin..."
Tiba-tiba, Su Nanfeng secara refleks menambah kekuatan di tangannya, mencengkeram dagu wanita itu hingga terasa sakit. Wanita itu memanfaatkan momentum untuk mengeluarkan erangan menggoda "Ah..." yang lembut hingga menusuk tulang, cukup membuat siapa pun yang mendengarnya limbung. Dengan berpura-pura tersinggung ia berkata: "Tuan Su, kau menyakitiku."
Pesona iblis bercampur keperkasaan liar, dalam hal menarik pria ala gou gong 1, Wu Qianhan yakin dirinya ahli. Sambil berbicara, ia mengangkat tangan ke atas kepala wanita itu dan menarik jepit rambut yang mengikat rambutnya. Segumpal rambut panjang nan lembut tergerai jatuh, menambah pesona keindahannya.
Ia merapikan seluruh rambut yang berantakan di depan dada ke belakang bahu, lalu mengulurkan tangan untuk menarik pakaian pria itu.
