Bab 378 Bertemu seperti musuh
Bahkan terpisah gelombang suara, Wu Yuxuan tetap bisa merasakan niat jahat dari ujung telepon. Suara ayahnya dingin dan hampa, seolah berasal dari sumber roh jahat yang jauh. Jari-jarinya mencengkeram ponsel hingga memucat: "Gu Zhengting, apa yang kau inginkan?"
Gu Zhengting berkata dengan dingin: "Wu Yuxuan, aku sudah memberimu kesempatan, kau yang tak mau menerima muka. Kalau begitu, jangan salahkan aku!"
Begitu ucapannya selesai, Wu Yuxuan mendengar jerit kesakitan nenek dari ponsel. Ia mendengar erangan neneknya yang menderita, hatinya seperti tertusuk tajam, rasa sakit yang mematikan hampir membuatnya sesak. Nenek yang menyayanginya sedang menerima siksaan tak manusiawi.
Wu Yuxuan nyaris berteriak: "Gu Zhengting, kau tak tahu malu! Urus saja denganku, jangan sakiti nenekku!!"
"Tak kusangka putri kesayanganku begitu berbakti. Kalau kau ingin jadi anak berbakti, kutunggu di Apartemen XX dalam satu jam. Hanya kau sendiri! Jika berani lapor polisi atau beri tahu Su Nanfeng, kau bisa siapkan kain kafan untuk nenekmu! Hmph!!"
"Halo! Halo~! Gu Zhengting!!"
Yang menjawabnya hanyalah suara tut... tut... tut...
Wu Yuxuan tidak bisa duduk diam sedetik pun. Dia mengganti sepatu haknya dengan sepatu flat dan berlari kecil keluar dari area vila. Karena panik dan berlari terlalu cepat, perut bagian bawahnya terasa sakit samar. Khawatir janinnya bermasalah, dia bersandar pada tiang lampu jalan beberapa saat sebelum melanjutkan perjalanan.
Setelah susah payah keluar dari kawasan vila, dia menghentikan taksi dan langsung menuju Apartemen XX yang disebut Gu Zhengting. Apartemen ini disewa oleh Grup Gu untuk disewakan kembali ke orang lain, baik untuk hunian maupun kantor. Tempat ini sangat ramai dan campur aduk.
Yang paling penting, keamanan apartemen menjadi tanggung jawab Grup Gu. Gu Zhengting sengaja membawa Nenek ke sini untuk menghindari rekaman CCTV.
Tapi saat ini Wu Yuxuan tidak punya energi untuk memikirkan hal lain. Pikirannya hanya tertuju pada keselamatan Nenek. Dia harus menemui Nenek secepat mungkin.
Lift naik perlahan-lahan. Jantung Wu Yuxuan berdebar kencang.
Ding!
Akhirnya tiba di lantai yang disebut Gu Zhengting. Dia hampir terjengkang keluar dari lift. Saat berbelok di sudut, langsung dihadang bodyguard berbaju jas hitam. Setelah melihat sekeliling, barulah dia sadar seluruh lantai ini sudah dikosongkan dan dijaga banyak bodyguard yang disewa Gu Zhengting.
Wu Yuxuan mendorong lengan bodyguard yang menghalanginya: "Aku mau bertemu Gu Zhengting!"
Bodyguard itu melaporkan situasi melalui headset. Setelah mendapat persetujuan Gu Zhengting, barulah dia memberi jalan.
Wu Yuxuan menyusuri koridor hingga ke ujung, lalu mendorong pintu dan masuk. Begitu melangkah, wajah Gu Zhengting yang kejam dan menyeramkan langsung terpampang di hadapannya. Tanpa takut, dia menatap langsung ke arahnya, "Nenekku mana!"
Lin Qiuwan yang duduk di sebelah Gu Zhengting melihat ekspresi Wu Yuxuan yang seolah berhak menginterogasi, langsung meledak marah. Dia bangkit dari sofa, menunjuk hidung Wu Yuxuan sambil membentak, "Wu Yuxuan, kau merebut tunangan anakku, kau rubah tak tahu malu! Berani-beraninya bicara seperti itu pada ayahmu, apa kau masih manusia?!"
Menghadapi tuduhan tanpa dasar dari Lin Qiuwan, Wu Yuxuan malas menjelaskan panjang lebar. Dia kembali mendesak Gu Zhengting, "Apa yang kau lakukan pada nenekku? Nenekku di mana!!"
Gu Zhengting yang sebelumnya diam akhirnya bicara dengan nada tenang, "A Wei, bagaimanapun kita pernah jadi ayah dan anak. Tak perlu selalu bermusuhan setiap ketemu. Kita bisa rukun, bukan?"
"Aku cuma mau nenekku. Cepat kembalikan nenek padaku!"
Wu Yuxuan sejak masuk pintu, matanya terus memindai sekeliling, telinganya menyimak dengan cermat, berharap bisa menemukan jejak nenek di apartemen ini. Tapi sayangnya tak ada penemuan, dia tidak bisa melihat nenek, tidak bisa memastikan apakah nenek aman. Hatinya tidak tertarik untuk membangun hubungan ayah-anak dengan sosok yang disebut ayah ini. Sosoknya menyusuri setiap sudut apartemen, memotret setiap bagian kamar apartemen, tetap tak menemukan nenek.
Hatinya dipenuhi perasaan tidak enak yang sangat kuat, khawatir nenek akan mengalami musibah. Dengan panik dia berteriak: "Gu Zhengting, kau sembunyikan nenekku di mana? Di mana?!!"
Di kedalaman hati Wu Yuxuan, kegelisahan yang luar biasa menguasai, dari dalam hatinya tiba-tiba muncul keinginan untuk merobek Gu Zhengting.
Berbeda dengan kegelisahan Wu Yuxuan, Gu Zhengting justru duduk dengan tenang: "Jangan terburu-buru, masih banyak yang perlu kita bicarakan sebagai ayah dan anak."
Wu Yuxuan sangat paham, bukankah ketenangan Gu Zhengting ini karena dia mencengkeram urat nadinya? Dia tidak punya waktu untuk basa-basi: "Gu Zhengting, orang yang jujur tidak perlu bicara berbelit-belit. Apa syaratmu untuk membebaskan nenekku?!"
Sorot mata Gu Zhengting memancarkan kilat penuh kebengisan, benar-benar anak perempuan berbakat yang dibesarkan Keluarga Gu. Gaya menangani masalah yang tegas dan tanpa ragu ini sangat mirip dengan almarhumah ibunya. Namun terkadang sikap terlalu keras dan tidak bisa menyesuaikan diri justru akan melukai diri sendiri, persis seperti dulu. Jika saat itu Gu Qinglian tidak bersikeras bercerai dengannya, mungkinkah ia sampai melakukan hal seperti itu...
Sebelum menikah dengan Gu Qinglian, Gu Zhengting pernah tidur di bawah jembatan layang karena kemiskinan, bersaing dengan pengemis untuk makanan, bahkan sampai makan tikus mati demi bertahan hidup. Ia menjalani hidup tanpa harga diri hanya untuk membuktikan bahwa dirinya pantas berdiri tegak sebagai manusia seutuhnya.
Dia, Gu Zhengting, adalah keberadaan yang luar biasa!
Mungkin langit mendengar tekadnya, sehingga mempertemukannya dengan Gu Qinglian. Pertemuan pertama dengannya benar-benar seperti bunga teratai yang suci. Ia pernah sungguh-sungguh mencurahkan perasaan padanya, namun perlahan berubah. Sebagai menantu lelaki yang tinggal di keluarga istri, ia kerap mendengar cibiran seperti "hidup dari wanita" dari mulut orang lain. Ego prianya memberontak - mengapa harus menggantungkan hidup pada wanita? Terlebih ketika suatu hari ia mengetahui bahwa anak perempuan yang lahir dari pernikahan mereka ternyata tidak sedarah dengannya...
Cintanya pada Gu Qinglian telah lenyap sepenuhnya, berangsur berubah menjadi kebencian!
Ia membenci Gu Qinglian, membenci Gu Feng, membenci semua yang pernah memberinya pandangan dingin.
Kemudian, muncul ide berani dalam pikirannya. Jika dia bisa mengendalikan Keluarga Gu sepenuhnya, seperti apa pencapaian yang akan diraihnya?
Untuk mencapai tujuannya, selama bertahun-tahun dia menanggung penghinaan. Akhirnya mimpi menjadi kenyataan - menjadi pemilik sah Keluarga Gu dan mengusir anak perempuan yang menjadi aib hidupnya!
Keluarga Gu adalah miliknya, semuanya miliknya! Dia takkan membiarkan harta miliknya direbut. Dia akan memperkuat Grup Gu melalui "Gu Jingwei" dan hubungan pertunangannya dengan Keluarga Su.
Tapi tak disangka, putrinya yang diusir itu kembali bersama Su Nanfeng. Panik, dia harus menghentikan situasi ini!
Satu-satunya cara memaksa Wu Yuxuan adalah menculik Chen Xianglan.
Penguasa sejati harus berhati baja!
