"Bab 381 Keluarga Gu"
Jarum detik berputar tik-tok, sampai pada waktu yang ditentukan Gu Zhengting.
Tepat waktu sekali, ponsel Wu Yuxuan kembali menerima MMS dari Gu Zhengting. Kali ini foto nenek yang dilihatnya menunjukkan luka di kepala!
"Gu Zhengting, kau brengsek!"
Tangan Wu Yuxuan yang mencengkeram ponsel terus bergetar. Air mata yang menggenang di matanya jatuk tik... tok di layar ponsel, menutupi wajah nenek.
Dia mengangkat lengan, mengusap-usap layar dengan lengan baju tanpa henti. Tapi bagaimanapun diusapnya, tetap tak bisa melihat jelas.
"Nek... Nenek... Tunggu aku..."
Seketika telepon Gu Zhengting masuk. Wu Yuxuan segera mengangkat sambil terisak: "Gu Zhengting, setan! Setan! Jangan sakiti nenekku, jangan..."
Menghadapi Wu Yuxuan yang histeris ini, nada Gu Zhengting tetap dingin tanpa empati: "Sudah kubilang, kau takkan bisa melawanku!"
Air mata Wu Yuxuan jatuh tak henti seperti untaian mutiara yang putus. Hatinya sesak hingga sulit bernapas. Tapi di depan setan ini, dia tak boleh menangis keras. Bibirnya menggigit kuat punggung tangan sendiri, menahan semua isakan.
Gu Zhengting berkata: "Asal kau pulang ke Keluarga Gu dan tetap jadi Nona Kedua, nenekmu akan aman. Kalau membangkang... Tak bisa kujamin foto berikutnya bukan mayat nenekmu."
Tut... tut... tut...
Gu Zhengting telah mematikan telepon. Wu Yuxuan merasa tak berdaya dan frustasi. Dia ingin membunuh ayah yang kejam itu, tapi nenek berada di tangan pria itu. Tidak ada jalan lain baginya.
Wu Yuxuan mencoba menelepon Su Nanfeng, namun sinyal masih di luar jangkauan...
Tanpa pilihan lain, dia harus menuruti perintah Gu Zhengting. Tidak ada jalan keluar kedua.
Wu Yuxuan membuka tirai jendela. Sekitar 200 meter dari gerbang rumah, terparkir sebuah mobil yang dikirim Gu Zhengting untuk menjemputnya.
Dia sadar: Begitu masuk ke mobil itu, segalanya akan berakhir. Mungkin "Wu Yuxuan" akan hilang selamanya, atau dia akan kehilangan Su Nanfeng untuk selama-lamanya.
Dia tidak tega...
Tapi situasi memaksanya memilih ini. Tidak mungkin meninggalkan neneknya. Tangannya mengelus perut, bertanya-tanya apakah janin dalam kandungan bisa merasakan kepanikan dan ketidakberdayaan sang calon ibu.
Sebelum masuk mobil, Wu Yuxuan mengirim SMS ke Gu Zhengting: Dia bersedia menerima semua syarat, asalkan bayinya dibiarkan hidup. Jika tidak, dia tidak segan menghancurkan segalanya.
Akhirnya, Gu Zhengting menyetujui.
Saat ini, Wu Yuxuan sedang duduk di mobil yang menuju villa Keluarga Gu. Setelah lebih dari sepuluh tahun tidak melewati jalan pulang ini, semakin dekat mobil itu dengan villa keluarga Gu, hatinya dipenuhi perasaan rumit yang sulit ditahan.
Ketika ibu Wu Yuxuan, Gu Qinglian, mengalami kecelakaan mobil, ia masih sangat kecil. Karena itu ingatannya tentang sang ibu hampir nol, sebagian besar informasi tentang ibu diketahui dari cerita Nenek.
Sedangkan ingatannya tentang Kakek lebih banyak, namun sebagian besar terkait obat-obatan. Menurut Nenek, karena tidak bisa menerima kenyataan kematian ibu, Kakek jatuh sakit, lumpuh di ranjang selama bertahun-tahun, dan akhirnya meninggal setelah tak tertolong.
Setelah Kakek meninggal, Nenek sebagai seorang wanita sulit menanggung beban keluarga Gu yang besar. Maka ia menjalankan wasiat Kakek dengan menjadikan menantu laki-lakinya sebagai anak, memberikan marga Gu, yaitu Gu Zhengting.
Meski Gu Zhengting menjadi anak Keluarga Gu, namun bukan keturunan darah. Saat mengambil alih Grup Gu, banyak suara penentang di Dewan Direksi. Nenek-lah yang bersikukuh mendukungnya naik jabatan. Beruntung ia berprestasi, dalam beberapa tahun saja berhasil menekan semua suara penentang.
Gu Zhengting secara resmi memegang kekuasaan, namun hanya sebagai Direktur Utama. Yang dia inginkan adalah posisi Ketua Dewan Direksi dan saham Keluarga Gu di Grup Gu. Untuk mendapatkan ini, dia mengabaikan penentangan Chen Xianglan dan dengan tegas membawa selirnya yang dirawat di luar serta putri mereka Lin Yin kembali ke Keluarga Gu.
Saat Chen Xianglan mengetahui hal ini, dia sangat marah. Namun Gu Zhengting sudah memiliki kekuatan yang mapan. Dia menggunakan ketidaksetiaan Gu Qinglian dalam pernikahan sebagai ancaman: Jika Chen tidak menyerahkan posisi Ketua Dewan Direksi dan saham Grup Gu, dia akan membongkar rahasia bahwa Gu Jingwei bukan putri kandungnya. Aib ini akan mempermalukan Keluarga Gu dan berpotensi mengguncang harga saham, menghancurkan jerih payah beberapa generasi keluarga.
Untuk mempertahankan warisan Keluarga Gu, Chen Xianglan terpaksa memohon Wu Yuxuan untuk melepaskan identitas "Gu Jingwei".
Kemudian, Lin Qiuwan secara paksa mengusir Chen Xianglan dan Gu Jingwei yang asli dari Keluarga Gu, menggantikannya dengan Lin Yin!
Saat Gu Zhengting melakukan "permainan kucing mengelabui putra mahkota" ini, Wu Yuxuan baru berusia 15-16 tahun. Tubuhnya belum berkembang sempurna, wajahnya juga belum terbentuk sepenuhnya. Untuk menutupi kebohongan, dia mengatur "Gu Jingwei" untuk belajar ke luar negeri. Alasan studi ini juga digunakan untuk membuat "Gu Jingwei" menandatangani serangkaian dokumen yang menyerahkan pengelolaan Grup Gu kepada Gu Zhengting.
Dengan demikian, Gu Zhengting mendapatkan legitimasi kekuasaannya.
Mobil telah memasuki jalur khusus menuju rumah peristirahatan Keluarga Gu. Dari kejauhan, Wu Yuxuan melihat seorang wanita tua yang sedang melihat sekeliling di depan pintu rumah. Ada sesuatu yang terasa familiar dari wanita tua itu, tapi ia tak langsung mengenali siapa dia.
Begitu mobil berhenti, wanita tua itu buru-buru mendekat dan membuka pintu belakang. Tatkala bertatapan dengan Wu Yuxuan, wajahnya merekah bak bunga mekar, "Nona besar, kau akhirnya pulang!!"
Wajah lembut wanita tua itu perlahan menyatu dengan ingatan samar Wu Yuxuan. Dengan ragu ia bertanya, "Apa kau Nenek Zhang?"
"Iya, iya! Nona besar, ini aku..." Suara Nenek Zhang semakin bergetar. Matanya berkaca-kaca memandangi Wu Yuxuan, "Sudah lebih dari sepuluh tahun, tak kusangka nona masih ingat."
Wu Yuxuan turun dari mobil. Begitu kakinya menyentuh tanah, ia langsung merangkul Nenek Zhang sambil menangis seperti masa kecil dulu.
Benar-benar Nenek Zhang!
Awalnya Wu Yuxuan mengira akan menghadapi Keluarga Gu sendirian. Keberadaan Nenek Zhang yang masih bekerja di sini memberinya secercah harapan dan rasa aman.
Nenek Zhang adalah pelayan tua Keluarga Gu yang telah merawat Wu Yuxuan sejak ia kecil. Saat ia dan neneknya diusir oleh Lin Qiuwan di tengah hujan lebat, Nenek Zhang-lah yang diam-diam menyusul untuk memberikan payung.
Mak Zhang juga berkata, "Nyonya Tua, Nona Besar, saya menunggu kalian pulang ke rumah."
Penantian ini berlangsung lebih dari sepuluh tahun, namun untungnya langit tidak mengkhianati orang yang bertekad, akhirnya berhasil menunggu.
Harapan selama belasan tahun akhirnya terpenuhi pada momen ini. Mak Zhang tak bisa menyembunyikan kegembiraannya, tangan keriputnya terus menggenggam tangan Wu Yuxuan, "Nona Besar, syukurlah kau sudah kembali, sudah kembali. Di luar dingin, ayo ikut Mak Zhang masuk, Mak Zhang sudah menyiapkan makanan enak untukmu."
