Bab 385 Jenis yang Sama Sekali
Setelah Gu Jingwei selesai berbicara, dia berpaling ke media dan meminta maaf atas nama Wu Yuxuan: "Adikku ini sejak kecil tinggal di desa, belum pernah ke kota besar atau melihat orang sebanyak ini. Mohon maklum kalau dia agak gugup."
Dia menghela napas panjang penuh penyesalan: "Ini semua salahku. Kalau bukan karena Mama mempertimbangkan aku, dia takkan mengirim adik ke teman di desa. Pengorbanan Mama terlalu besar, sampai aku hampir tak sanggup menanggungnya. Aku berhutang pada Mama dan adik, kedepannya akan kubalas semua dan takkan biarkan siapa pun menindas mereka!"
Seorang wartawan berkomentar: "Nona Gu benar-benar bijaksana dan berhati lapang. Sungguh langka menemukan kakak seperti ini sekarang."
Yang lain menyambut: "Benar... benar..."
"Bukan begitu. Meski aku dan adik kedua bukan satu ibu, tapi kami masih satu ayah, mengalir darah yang sama. Aku tak akan merendahkannya hanya karena dia anak haram."
Kalimat Gu Jingwei ini sungguh tajam. Di satu sisi, dia menekankan status Wu Yuxuan sebagai anak haram di depan wartawan media, sambil membangun citra putri tertua Keluarga Gu yang terpelajar dan berbudi luhur.
Seorang wartawan lain segera menyahut: "Nona jangan terlalu menyalahkan diri. Nona sudah melakukan yang terbaik."
Gu Jingwei merendah dengan penuh kesopanan: "Saudara-saudara terlalu memuji. Aku hanya mencontoh para senior. Sejak kecil, Ayah dan Mama selalu mengajariku untuk menghormati yang tua dan menyayangi yang muda. Terutama Mama sekarang - ibu kandungku meninggal muda, beliaulah yang membesarkanku dengan susah payah. Demi memberiku kasih sayang terbaik, beliau rela menitipkan adik kedua kepada temannya. Sungguh aku merasa bersalah pada Mama dan adik kedua, aku terlalu egois."
Matanya yang bening langsung dipenuhi air mata. Melihat ini, Lin Qiuwan ikut terharu: "A Wei, jangan bicara begitu. Ini semua kulakukan dengan ikhlas, tak ada hubungannya denganmu. Aku hanya berharap Jingxuan tidak menyalahkanku sebagai ibu yang tak layak."
Gu Jingwei mengangkat citra ibu tiri Lin Qiuwan sebagai figur penuh kasih, sementara Lin Qiuwan memoles citra Gu Jingwei sebagai anak yang pengertian. Ibu-anak ini saling memuji dengan dialog serasi, membentuk gambaran harmonis yang menyentuh hati hingga membuat siapa pun yang melihatnya terharu.
Wu Yuxuan memandangi dua aktor berbakat ini dalam diam, hatinya dipenuhi cemoohan dingin.
Masih belum selesai, Gu Zhengting tiba-tiba menyela: "Yang paling bersalah adalah aku, telah mengecewakan Qiuwan. Sungguh kau telah bekerja keras, berkorban banyak untuk menopang keluarga ini. Tapi sekarang kita sudah menjemput putri kita pulang, akhirnya keluarga bisa berkumpul lengkap."
Di titik ini, ucapan Gu Zhengting seharusnya mengarah pada akhir bahagia. Wu Yuxuan yang hanya cameo dalam drama ini bisa minggir. Namun Lin Qiuwan tiba-tiba terlihat murung.
Gu Zhengting bertanya khawatir: "Qiuwan, ada apa? Apakah tidak enak badan? Perlu kupanggilkan dokter?"
Lin Qiuwan menggeleng, menekan dada kirinya dengan tangan: "Ini sakit hati, tak bisa disembuhkan."
Gu Jingwei panik: "Mama, katakanlah apa yang mengganggumu. Jangan dipendam sampai merusak tubuhmu."
Lin Qiuwan berucap lirih: "Jingxuan memang sudah pulang, tapi bukankah... bukankah dia akan segera menikah? Aku belum sempat menemani... Dia sudah harus pergi. Sungguh tak tega..."
Kilatan kepuasan melintas di matanya saat diam-diam mengamati Wu Yuxuan.
Hmph! Si lacur kecil! Tunggu saja, kami akan mempermainkanmu seperti monyet!
Gu Jingwei menyambung: "Ibu, adik bisa menikah dengan putra keempat keluarga Wu di timur kota itu rezekinya. Ibu tak perlu khawatir berlebihan."
Pada hari pertama Wu Yuxuan kembali, dia tidak sengaja mendengar percakapan Tan Zhu dan Huang Xiaoyu yang menyebutkan Putra Keempat Keluarga Wu. Karena itu dia bertanya khusus pada Nyonya Zhang tentang situasi Wu Sishao, mengira dia orang yang bisa diandalkan. Setelah Nyonya Zhang menjelaskan, barulah tahu ternyata Wu Sishao ini adalah playboy tulen.
Selain hobi berpesta pora, dia juga doyan mencari wanita muda. Target perburuannya mulai dari mahasiswi sampai artis, semuanya pernah jadi mainannya.
Beberapa tahun lalu kabarnya dia menghamili gadis yang baru genap 18 tahun. Orangtua gadis itu sampai menerobos masuk ke keluarga Wu, tapi Wu Sishao ngotot menyangkal. Dia bilang bayi itu bukan darah dagingnya, bahkan mengancam akan membunuh seluruh keluarga gadis itu kalau tetap menuduhnya.
Orangtua Wu Sishao percaya begitu saja. Mereka menunggu sampai kehamilan masuk 11 minggu baru tes DNA. Hasilnya terbukti bayi itu memang anak Wu Sishao.
Akhirnya keluarga Wu mengeluarkan banyak uang untuk menutupi kasus ini. Tapi bukannya jera, Wu Sishao malah semakin menjadi-jadi.
Saat mengetahui fakta-fakta ini, Wu Yuxuan terus bertanya-tanya: Kalau Tan Zhu sudah tahu semua ini, mengapa masih tidak mau melepaskan Wu Sishao?
Setelah melihat perlakuan Lin Qiuwan terhadap ibu-anak Huang Xiaoyu, barulah dia paham. Wu Sishao memang lumpur, tapi bukankah Keluarga Gu juga lumpur? Tan Zhu memilih Wu Sishao untuk keluar dari kubangan lumpur dalam Keluarga Gu, meski yang menerimanya hanya lumpur dangkal Wu Sishao.
Dengan pemikiran ini, Wu Yuxuan justru mulai iri pada Tan Zhu. Setidaknya Tan Zhu masih punya jalan keluar, sementara dirinya?
Perlahan-lahan terperosok ke dalam lumpur yang semakin dalam...
Dalam trio simfonik Gu Zhengting, Lin Qiuwan, dan Gu Jingwei, mereka sukses mengubah acara reuni keluarga menjadi pertunjukan akting kelas Aktor dan Aktris Terbaik. Dengan Nenek sebagai sandera di tangan mereka, Wu Yuxuan hanya bisa menjadi boneka tali yang mengikuti alur drama mereka.
Dua jam lebih kemudian, acara reuni berakhir. Meski resmi sebagai Nona Kedua Keluarga Gu, Wu Yuxuan tetap mendapat cemoah pedas dari para wartawan. "Tumbuh di desa, aura dan wawasannya jauh kalah dari Nona Pertama Keluarga Gu..." dan sebagainya.
Keramaian itu tak menyentuhnya. Sendirian ia berjalan-jalan di taman keluarga Gu. Seberat apapun hidup, di perutnya masih ada janin kecil yang harus dijaga dengan olahraga teratur.
Tak disangka, di taman ia bertemu Tan Zhu. Wu Yuxuan mendekat sengaja batuk kecil.
Tan Zhu menoleh, melihat sosok itu lalu cepat-cepat mengusap air mata di sudut matanya.
Gerak-geriknya tertangkap oleh Wu Yuxuan.
Wu Yuxuan memanggil: "Sanmei."
"Siapa yang jadi adik kamu!" Suara Tan Zhu bergetar marah, amarah menggelegak di dadanya.
Wu Yuxuan berkata: "Perjodohanku dengan Tuan Keempat Wu bukan kemauanku. Semua diatur mereka."
"Hmph! Kau jangan terlalu sombong, aku sudah tahu kau sama seperti mereka, semua jenis yang sama. Mulut bilang bukan keinginanmu sendiri, tapi di hati paling dalam pasti ingin menikah ke Keluarga Wu. Sekarang kau datang kemari bicara ini, mau pamer?!"
