Chu Wan kembali mengunjungi Liulichang. Manajer Zhao dari Boguzhai akhirnya membuka suara, mengatakan Museum Shandong tidak ingin mengambil batch tersebut, dan mereka benar-benar tidak ingin menimbunnya lagi, berencana menjual ke publik.
Melihat ini, Chu Wan tentu tertarik. Dia sudah menunggu batch ini sejak lama, langsung menanyakan harganya.
Berdasarkan pengalaman kehidupan sebelumnya, sekitar 100 lebih karya keramik dalam batch ini dihargai 20.000 keping. Dia sudah menyiapkan dana ini khusus untuk kesempatan ini.
Tapi Manajer Zhao tiba-tiba berkata: "Hanya ada satu hal yang sedikit menyulitkan saya."
Chu Wan menatap Manajer Zhao: "Apa masalahnya? Silakan bicara, Manajer Zhao."
Manajer Zhao menghela napas: "Beberapa hari lalu, Rekan Han dari Perusahaan Peninggalan Budaya datang. Setelah melihat barangnya dan mendengar kabar ini, dia juga tertarik."
Chu Wan langsung paham, Rekan Han ini punya latar belakang hubungan tertentu. Jika dia menginginkannya, Manajer Zhao juga tidak bisa mengabaikan gengsinya.
Sebelumnya Nie Nangui sudah mengingatkan, ternyata memang banyak lika-liku tersembunyi di balik ini.
Chu Wan berkata: "Kalau ada yang juga mau membeli, jika harganya lebih tinggi, atau cocok untuknya, aku tidak akan mempertimbangkannya lagi."
Suaranya sudah menjadi datar, ekspresinya juga terlihat tidak bersemangat.
Melihat ini, Manajer Zhao tersenyum: "Tapi setelah kutanya-tanya, Rekan Han mungkin tidak memiliki cukup dana saat ini."
Chu Wan tahu masih ada kelanjutan pembicaraan, tapi ekspresinya tetap datar: "Kalau begitu, kumpulkanlah baik-baik."
Setelah berkata demikian, dia pergi melihat porselen biru-putih era Kaisar Kangxi di konter. Keramik itu cukup bagus, dia mengamatinya dengan asyik.
Manajer Zhao melihat reaksinya, tersenyum: "Rekan Chu, sebenarnya saya menyarankan kalian berdua membuat bisnis patungan, bagi saja koleksi ini. Dengan begitu, Anda dapat bagian Anda, pihaknya yang tidak punya cukup uang tetap bisa mendapatkan sebagian, dan saya juga terhindar dari repot. Jika harus jual ecer, entah berapa banyak tenaga yang harus saya keluarkan."
Chu Wan mendengar ini, menoleh. Manajer Zhao tersenyum lebar.
Chu Wan tetap memeriksa porselen biru-putih era Kangxi itu, berkata dengan setengah hati: "Saya tidak biasa kerja sama dalam bisnis. Sudahlah, nanti malah ribut."
Manajer Zhao: "Kami sudah hitung, total ada 120 buah. Nanti kalian masing-masing 60. Menurut harga yang kami berikan ke Museum Shandong, seluruh batch ini 23 ribu yuan. Nanti kalian masing-masing bayar 11.500 yuan. Kira-kira per buah kurang dari 200 yuan. Ini semua barang pilihan terbaik kami."
Chu Wan mengerutkan kening: "Transaksi seperti ini pasti kacau. Kalau beli patungan, nanti kepemilikannya bagaimana? 120 buah ini tidak mungkin semuanya sama atau berpasangan, ada yang bagus dan jelek. Nanti saat bagi barang pasti sampai berkelahi."
Bagaimanapun, yang datang tanpa diundang pasti bukan hal baik, Chu Wan langsung beranjak pergi.
Manajer Zhao melihat ini, menghela napas, tanpa sepatah kata.
Setelah keluar dari Rumah Antik Bogu, Chu Wan merenungkan hal ini, menyadari pasti ada kecurangan di baliknya—pihak itu takkan mudah melepaskannya.
Lagi pula, yang bisa langsung mengambil alih sejumlah besar barang seperti ini bisa dihitung jari, bahkan kolektor berpengalaman sekalipun tak berani menerima.
Setelah menghitung, nanti Manajer Zhao pasti akan kembali mencarinya.
Kebetulan malam itu, Lu Shouyan menelepon. Chu Wan menggunakan telepon umum untuk menghubunginya kembali. Lu Shouyan yang tahu dia sedang mengawasi kumpulan keramik Bogu itu mulai bertanya.
Chu Wan berkata: "Si licik tua itu, entah ada rencana apa di baliknya. Situasinya terlalu rumit, kita lihat saja drama apa yang akan dimainkannya nanti."
Di ujung telepon, Lu Shouyan terdiam sejenak sebelum berkata: "Jika benar-benar menginginkannya, maukah kita minta bantuan orang lain untuk menyelidiki?"
Chu Wan berkata: "Tidak perlu. Untuk hal seperti ini, tidak sampai harus berhutang budi. Menurutku, Manajer Zhao sebenarnya masih ingin menjual. Dia tidak punya nyali mengambil alih ini, tapi juga berat hati menyerahkan seluruh 'daging' ini padaku."
Manajer Zhao merasa ada keuntungan di sini, tapi takut mengambil risiko. Jadi dia ingin bermitra bisnis denganku.
Di balik kerja sama ini, tentu ada makna lain. Sebagai manajer toko budaya, jika dia membeli sendiri meski melalui perantara, tetap berisiko ketahuan. Makanya dia memakai namaku sebagai kedok agar lebih aman dan tersembunyi.
Tentu saja, bisa juga ada pihak lain yang mengincar barang-barang ini. Itu belum bisa dipastikan.
Bagi Chu Wan, membeli kargo ini ibarat mengambil kacang dari bara api.
Lu Shouyan: "Perlu bantuanku melakukan sesuatu?"
Chu Wan: "Tidak perlu. Mari kita diam dan mengamati perkembangannya. Lihat saja jurus apa yang akan dia tunjukkan."
Lu Shouyan terdiam sejenak di ujung sana, lalu tertawa: "Menurutku orang lain tidak bisa menghajarmu, akhirnya pasti kamu yang menghajar mereka."
Chu Wan terkekeh kecil: "Aku sama sekali tidak berniat menghajar siapa pun, sekarang ini orang lain yang main akal licik denganku!"
Minggu ini hari Minggu, Manajer Zhao tiba-tiba menghubungi Chu Wan. Maksudnya batch keramik ini perlu segera diserahkan untuk mengembalikan dana: "Jika kamu tidak mau, kami akan jual eceran. Kalau eceran, kamu boleh datang memilih satu per satu. Tapi kalau kerja sama, setidaknya kami biarkan kamu pilih dahulu."
Chu Wen menyahut: "Itu tidak pantas. Aku yang pilih, sisa-sisanya diberikan ke pihak lain, tapi uangnya dibagi rata?"
Keuntungan besar yang datang sendiri pasti bukan hal baik, pasti ada jebakan di belakangnya. Chu Wan tidak mau masuk perangkap itu.
Manajer Zhao menghela napas: "Bukan begitu maksudnya. Pihak lain mengusulkan, kamu bagi jadi dua tumpukan masing-masing 60 keping, biarkan mereka memilih. Atau sebaliknya, mereka yang membagi lalu kamu yang memilih. Adil kan? Untuk pembayaran, kalian berdua bayar setengah-setengah."
Chu Wan berpikir sejenak: "Baiklah, mari kita bertemu untuk berdiskusi lebih lanjut."
Manajer Zhao: "Setuju."
Dengan putus asa, Chu Wan tidak menunda dan langsung pergi ke Rumah Antik Bogu. Manajer Zhao juga telah memanggil pembeli.
Begitu melihat pembelinya, Chu Wan tersenyum. Pembeli ituSun Erye.
Sun Erye menyapa Chu Wan: "Chu Wan, kita 'tidak bertarung tak jadi deal'. Mari bekerja sama baik-baik dalam transaksi ini!"
Melihat situasi ini, Chu Wan mulai menyadari: Sun Erye tentu tidak bertindak sendiri. Pasti ada konspirasi dengan Manajer Zhao, mungkin juga pihak lain terlibat.
Mereka menganggap kumpulan keramik ini kurang berguna. Ingin dapat yang bagus tapi tak mau bayar mahal, jadi menjadikannya tameng.
Tapi dalam hal ini, "siasat licikmu" kuimbangi dengan "trik jituku". Mari kita lihat nanti.
Setelah diperkenalkan Manajer Zhao, ia segera pergi, membiarkan Chu Wan dan Sun Erye berdiskusi.
Chu Wan lalu bernegosiasi dengan Sun Erye. Kesepakatannya: kedua pihak menandatangani kontrak, masing-masing membayar 11.500 yuan, bagi 60 keramik per orang. Mengenai cara memilih, Sun Erye mengusulkan Chu Wan langsung memilih saja.
Sun Erye menengadahkan wajah, memandangi Chu Wan sambil menggoyang-goyangkan kakinya: "Aku juga malas mempermasalahkan ini, bagaimanapun kita kan sudah lama kenal! Kalau bicara soal barang-barang di toko budaya ini, pasti semuanya berkualitas tinggi, tak perlu dipilih-pilih, pejamkan mata ambil pun tetap bagus. Aku juga tidak pelit soal uang, 11.500 yuan kusiapkan di sini. Kau pilih saja, yang tersisa jadi milikku!"
Chu Wen mendengar, tersenyum: "Tuan Er, bukankah ini kurang adil? Nanti Tuan bisa rugi besar."
Sun Erye: "Kalau begitu kau yang pilih. Setelah kau pilih, jika aku rasa tidak masalah, kita sepakati begitu. Seandainya aku merasa ada masalah, baru aku pilih lagi. Terus terang, kau boleh pilih tapi aku berhak menentang. Bagaimana?"
Chu Wan mendengar: "Bukankah ini terlalu merepotkan?"
Sun Erye menghela napas: "Sebenarnya, kita sudah saling kenal lama. Jangan ada yang berniat menipu, mari bekerja sama dengan serius, benar kan? Kalau saya yang memilih, hati ini dag-dig-dug, tak punya kemampuan observasi. Saya pikir, kamu saja yang pilih. Asal jangan keterlaluan, saya akan terima. Kita ikuti pilihanmu."
Ucapannya ternyata terdengar cukup tulus.
Chu Wan: "Jika setelah saya memilih, Tuan Er merasa tidak cocok, apakah Tuan Er akan memilih sendiri?"
Sun Erye: "Benar! Jadi dengan kesepakatan ini, saya yakin kamu pasti punya pertimbangan. Kita semua paham, bukan?"
Chu Wan: "Baik, kalau begitu saya mulai memilih."
Sun Erye: "Ya! Pilih saja, langsung pilih!"
Saat itu juga, Chu Wan dibawa ke Gudang dalam toko budaya. Terdapat dua lemari besar berisi keramik kiln resmi Ming-Qing yang semuanya barang asli.
Ada yang tahun pembuatan lebih muda dan ukurannya kecil, seperti piring bunga bergambar naga warna-warni Dinasti Qing Yongzheng, atau mangkuk kaki tinggi merah ritual Dinasti Qing Qianlong. Langsung terlihat harganya tidak akan tinggi. Bahkan kalau ditunggu belasan tahun, paling-paling cuma mencapai 20-30 ribu Renminbi.
Tapi beberapa benar-benar barang bagus. Chu Wan bahkan melihat cuci berkaki tiga dengan motif doucai sulur bunga morning glory dari era Zhengde Dinasti Ming. Dekorasinya menggunakan gambar Qinghua dengan tiga warna merah, hijau, dan kuning untuk teknik mengisi warna. Barang ini dia ingat sangat jelas, sekitar tahun 1996 harganya mencapai lebih dari 6,5 juta dolar Hong Kong di lelang Hong Kong. Saat lelang itu, dia juga di tempat itu.
Sekilas dia melihat vas plum Qinghua bertiga buah dari era Qianlong Dinasti Qing. Meskipun tahun pembuatannya lebih muda, ini jelas merupakan produk kiln kekaisaran yang berkualitas tinggi.
Perlu diketahui, Dinasti Qing sangat terobsesi dengan keramik Dinasti Ming. Kiln kekaisaran bahkan mengerahkan segala upaya untuk meniru dengan teliti. Guci plum ini jelas merupakan replika yang dibuat atas perintah kiln kekaisaran di era Kaisar Qianlong. Menggunakan guci plum Qinghua dari Kiln Xuan sebagai acuan, garisnya halus dan jelas, buah-buahan terlihat montok, dedaunan yang menjalar tampak penuh vitalitas. Dedikasi yang terkandung di dalamnya jelas berbeda dengan keramik biasa.
Harga lelang barang ini di pertengahan 1990-an seharusnya bisa mencapai 7-8 juta dolar Hong Kong.
Chu Wan mengamati sekeliling, matanya tertuju pada sebuah objek. Setelah diperiksa dengan saksama, ternyata itu adalah gu ritual berhias batu gua dan bunga bergaya Qinghua dari era Tianqi Dinasti Ming! Yang mengejutkan, ini adalah karya Mi Wanzhong!
Perlu diketahui, Mi Wanzhong adalah kaligrafer ternama akhir Dinasti Ming. Dikenal sebagai "master selama 40 tahun" dengan karya tulis tersebar ke seluruh penjuru dunia. Barang-barang buatannya pasti akan menjadi primadona di dunia lelang. Perkiraan harga lelangnya bisa melampaui 10 juta dolar Hong Kong.
Setelah menyapu pandangan besar Chu Wan ke atas 100 lebih keramik, dengan cepat dia mengklasifikasikannya menjadi tiga kategori kasar.
Kategori pertama adalah yang harganya akan mencapai 3-4 juta yuan ke atas di masa depan—ini adalah barang-barang premium terbaik. Kategori kedua bernilai ratusan ribu hingga 1-2 juta yuan—kondisi fisiknya masih cukup baik. Kategori ketiga seharga puluhan ribu hingga ratusan ribu yuan, jenis ini mudah ditemui di mana-mana, bisa dibeli semaunya, di zaman sekarang tidak dihargai.
Sebenarnya apapun jenisnya, jika disimpan akan berlipat ganda secara alami. Tapi jika sekarang menginvestasikan 200 yuan untuk membeli keramik, belasan tahun kemudian hanya dijual 20 ribu yuan—dari sudut investasi, ini jelas rugi. Uang yang sama jika diinvestasikan ke bidang lain, nilainya juga akan naik dengan cepat.
Tidak usah jauh-jauh, beli Moutai atau properti, bukankah bisa berlipat puluhan kali?
Jadi setelah mengklasifikasi kasar 120 benda ini dalam hati, Chu Wan memperkirakan: Kategori pertama mencakup sekitar 60% total nilai, kategori kedua 30%, sedangkan kategori ketiga yang jumlahnya paling banyak hanya 10%.
Dia juga tak berani bilang pasti tak ada yang terlewat, bagaimanapun jumlahnya terlalu banyak, beberapa tidak berani diperiksa terlalu detail.
Jika dia berhasil memperoleh kategori pertama, dia tinggal mengambil beberapa dari kategori kedua dan ketiga, tidak sampai rugi.
Tentu saja, dengan syarat bisa mendapatkannya.
Jelas Sun Erye dan Manajer Zhao ini juga punya rencana serupa, sama-sama tak mau dirugikan.
Chu Wan berpikir sejenak, lalu berkata: "Sendirian saya tidak sanggup mengangkut. Begini, besok kita tandatangani kontrak dan bayar, sekalian saya akan minta teman membantu membagi keramik."
Keduanya tentu setuju. Maka Chu Wan pulang dulu, langsung menelepon Yi Tiesheng.
Ternyata Yi Tiesheng baru kembali dari Tianjin. Ayahnya berencana ke Tianjin, dia membantu mencari informasi harga di sana.
Mendengar Chu Wan perlu bantuan, Yi Tiesheng langsung datang ke kota. Menginap di rumah tradisional malam itu, besoknya menemani Chu Wan ke bank dulu, lalu bergegas ke toko budaya. Bersama Sun Erye mengisi formulir, menggunakan kartu keluarga untuk pendaftaran, akhirnya membeli seluruh kumpulan keramik itu.
Akhirnya berhasil dibeli, beberapa orang pergi ke gudang toko budaya untuk memindahkan barang-barang ini ke gudang sebelah. Setelah itu, Sun Erye menyalakan sebatang rokok sambil mengernyitkan mata: "Chu Wan, silakan pilih."
Bau asap yang menyengat memenuhi udara. Chu Wan menatapnya sejenak lalu berkata: "Kalau begitu kami mulai memilih."
Sun Erye: "Pilih saja! Ambil yang bagus-bagus, sisanya untukku. Selama tidak terlalu jauh bedanya, soal selisih tahun pembuatan sedikit lebih tua atau muda tidak masalah. Lagi pula ini puluhan item, utang seperti ini kita juga tidak bisa hitung sampai habis, setuju kan?"
Chu Wan mengangguk: "Perkataan yang adil."
Memilih keramik memang pekerjaan melelahkan. Untuk 120 item peninggalan budaya, sekalipun Chu Wan ahli, tidak bisa menjamin tidak ada yang terlewat dengan sekali selidik. Memilih satu item butuh 1 menit cepat, 2-3 menit lambat. Dengan dua orang bekerja, rata-rata memakan waktu lebih dari satu jam.
Sun Erye duduk bersila sambil merokok di samping, sesekali melirik dan berkata sambil tertawa: "Chu Wan, kalian lanjutkan, saya mau jalan-jalan sebentar."
Chu Wan mengangguk: "Setuju."
Dengan putus asa, keduanya mulai memilih di situ. Chu Wan berpesan pada Yi Tiesheng: "Pilih sesuai yang kubilang semalam."
Yi Tiesheng mengerutkan alis, tapi tidak berkata apa-apa. Ia melakukan seperti kata Chu Wan.
Keduanya terus memilih dengan kepala tertunduk. Di tengah proses, Manajer Zhao dan Sun Erye datang memeriksa. Semua berdiskusi tentang pengangkutan nanti, Manajer Zhao mengatakan bisa menyiapkan gerobak keledai.
Setelah mereka pergi, Chu Wan dan Yi Tiesheng memilih lagi selama lebih dari satu jam. Akhirnya selesai memisahkan, Chu Wan pun sangat kelelahan.
Pada saat ini Sun Erye datang. Tentu saja ia tidak keberatan, masing-masing mengambil miliknya. Semua orang memisahkan keramiknya. Sun Erye memanggil keponakannya untuk datang membantu mengemas masing-masing barang.
Yi Tiesheng ahli dalam mengemas, memasukkan semua keramik ini ke dalam kotak kayu besar dengan rapat, kemudian memaku kotak tersebut hingga benar-benar kokoh.
Untuk membukanya, diperlukan usaha intensif - papan kayu pasti akan rusak.
Setelah pemakuan selesai, Yi Tiesheng memasang segel bertuliskan namanya.
Sun Erye meniru cara ini, juga memaku barang-barangnya dan memasang segel.
Saat Yi Tiesheng pergi mencari gerobak, Sun Erye terkekeh: "Susah cari gerobak di sini, wisatawan terlalu banyak."
Keponakan Sun Erye: "Saya kenal tukang gerobak! Nanti dia ajak saudaranya. Kita butuh orang untuk mengangkat juga!"
Chu Wan mengucapkan terima kasih.
Keponakan Sun Erye segera memanggil beberapa tukang gerobak. Mereka berebutan membantu mengangkat ke gerobak, lalu mengikat muatan dengan tali.
Yi Tiesheng mengerutkan alis, hendak mendekat, tapi dihentikan oleh Chu Wan: "Sudah sibuk setengah hari, aku punya kue lapis di sini. Makanlah dulu, minum air."
Yi Tiesheng hendak bicara, dari sebelah Sun Erye menatap sambil menghisap rokok, berkata dengan nada sinis: "Kalian tetap harus awasi, kan? Banyak barang ini. Meski aku di sini, kalian tetap tidak tenang."
Chu Wan segera menanggapi: "Tuan Er bercanda. Kita semua rekan bisnis, tidak perlu saling curiga. Lagipula semua sudah dipaku dan diberi segel, tidak mungkin ada masalah."
Sun Erye: "Benar! Paku besar sudah tertancap kuat, barang-barang aman terkunci!"
Sun Erye pergi ke sudut belakang gudang untuk merokok. Chu Wan dan Yi Tiesheng makan kue lapis di tempat sepi. Yi Tiesheng berbisik: "Menurutku Sun Erye ini tidak bisa dipercaya. Haruskah kita lebih waspada? Barang kita diangkut oleh kenalan keponakannya. Jangan sampai mereka main curang."
Chu Wan: "Aku tadi menyuruhmu memilih apa ya?"
Yi Tiesheng: "Suruh pilih yang era Kangxi Dinasti Qing."
Barang era Kangxi Dinasti Qing memang ada yang bagus dan ada yang biasa-biasa saja.
Chu Wan: "Benar. Yang kamu pilih semuanya era Kangxi, ada juga beberapa keramik biru-putih Dinasti Ming. Tapi target kita seharusnya bukan ini."
Yi Tiesheng: "Kamu sudah menyisihkan yang bagus-bagus duluan?"
Chu Wan: "Yang kupilih malah yang tidak bernilai. Contohnya teko bergambar manusia biru-putih era Chongzhen Ming. Walau termasuk Dinasti Ming, tapi tahun-tahun Chongzhen itu kiln kekaisaran sudah rusak, pakai bahan domestik. Barang itu ya begitu-begitu saja, tidak istimewa."
Yi Tiesheng semakin mengerutkan alis: "Maksudmu?"
Chu Wan berkata: "Tiesheng, menurutku kita harus berjudi kali ini."
Yi Tiesheng menyipitkan mata: "Berjudi?"
Chu Wan: "Kau memilih beberapa dari Dinasti Qing era Kangxi-Qianlong, sejujurnya tidak bernilai. Yang kupilih ini semuanya dari Dinasti Ming, ada beberapa porselen biru-putih yang cukup bisa diterima, lainnya biasa saja."
Yi Tiesheng tiba-tiba menyadari: "Kau ingin menukar dengan pihak lawan?"
Chu Wan: "Bukan kami yang menukar dengan mereka, melainkan mereka yang akan menukar dengan kami."
Yi Tiesheng: "Mereka——"
Chu Wan mengangguk: "Sebenarnya ini hal sederhana, mereka memaksa meribetkannya. Saat aku memilih, mereka tidak terima lalu membatalkan. Ini sebenarnya memberi ruang strategi Konfusius padaku."
Yi Tiesheng: "Benar, ini terlihat adil, tapi sebenarnya paling menguntungkanmu."
Bagaimanapun, orang yang memilih hanya perlu sedikit trik kotor untuk menguntungkan diri sendiri, pihak lain takkan menyadarinya, dan tak sampai membatalkan keputusan.
Chu Wan: "Sun Erye ini orangnya sangat lihai. Dia memaksa jadi mitra bisnis denganku, siapa yang tahu apa rencananya? Makanya sekarang kita harus berjudi, kasih mereka waktu dan kesempatan."
Yi Tiesheng juga orang pintar. Setelah berpikir sejenak, ia langsung paham: "Kau sengaja memanggilku ke sini untuk memilih barang tak bernilai dan berusia muda. Sementara kau sendiri memilih barang Dinasti Ming. Ini sebenarnya kedok. Mereka pasti mengira barang pilihanmu adalah koleksi termahal di antara semuanya. Nanti..."
Ia merenung sejenak: "Mereka bisa menukar dengan kita."
Chu Wan: "Mereka tidak paham, ragu-ragu memberi harga, tapi ingin menguasai barang-barang tersebut. Mereka ingin memanfaatkan kita bekerja tanpa bayaran. Sekarang beberapa peti besar sudah kami paku. Mereka tak bisa gegap gempita membukanya. Jika peti kayu rusak setelah dibuka, kami akan langsung tahu. Seandainya ketahuan dan terjadi keributan, itu bukti nyata. Muka siapa yang akan cantik nanti?"
Lagipula, Sun Erye sendiri masih ragu memastikan keaslian, apalagi keponakannya dan para tukang gerobak itu. Membuka dan memilih sendiri pun mereka tak tahu caranya. Hanya bisa pakai cara ini untuk menyelesaikan semuanya sekaligus.
Yi Tiesheng tersadar: "Selama kita makan sebentar, mereka hanya bisa beraksi diam-diam di luar penglihatan kita. Mungkin mereka akan mengelupas segel."
Di bidang ini, membuka segel sebenarnya ada banyak cara. Bisa dengan menempelkan benda panas, atau menggunakan pengering rambut untuk melunakkan lem kanji. Begitu lemnya melunak, segel bisa langsung dikelupas.
Chu Wan mengangguk: "Benar. Mereka mungkin akan menukar segel kita. Nanti saat kita bawa pulang ke rumah dan menelan ludah sendiri, tidak ada bukti. Kita pun tak bisa mengomel setelah transaksi."
Yi Tiesheng: "Jadi sejak awal kamu sudah merencanakan Ide ini."
Chu Wan: "Barang-barang langka berkualitas tinggi yang kusukai - belasan item istimewa - semuanya ada di peti mereka. Pokoknya kita berjudi sekali. Kalau menang, untung besar. Kalau kalah, transaksi ini juga tidak terlalu rugi, hanya memberi mereka keuntungan cuma-cuma."
Pilihan keramik biru-putih Dinasti Ming-ku bisa jadi kamuflase, membuat mereka mengira aku benar-benar memilih yang bagus. Yi Tiesheng datang membantu, pilihannya biasa saja karena kurang ahli. Lagipula, mereka belum tentu bisa membedakan.
Dengan begini, pihak lawan pasti percaya aku benar-benar memilih yang bagus, dan mulai berharap lebih, akhirnya diam-diam menukar segel denganku.
Sedangkan di dalam kotak mereka, ada belasan barang terbaik kiln resmi kategori pertama yang menurutku nilainya akan mencapai di atas 5 juta di masa depan, sekitar 30-an barang kategori dua, dan sedikit yang biasa-biasa saja.
Sementara di kotakku, hanya ada 20 barang kategori dua, sisanya adalah barang kategori tiga yang tidak bernilai.
Jika mengacu harga belasan tahun kemudian, nilai di kotakku hanya sekitar seperlimanya, sedangkan kotak mereka bernilai empat perlima penuh.
Ini soal berani menyakiti diri sendiri, dan lebih kejam ke orang lain. Dengan rasio nilai 1:4, tinggal lihat barang bagus jatuh ke tangan siapa. Jika mereka patuh aturan, aku yang rugi. Jika mereka ingin menukar, aku untung besar.
Yi Tiesheng setelah paham, mengernyitkan alisnya sambil mengawasi Chu Wan lama-lama, lalu menghela napas: "Wan-wan, kau memang hebat!"
Taruhan ini agak keterlaluan!
：“Sebenarnya tidak terlalu buruk... Intinya kita lihat karakter dasar manusiawi. Porselen biru-putih yang kupilih itu, dari tampak luar memang sangat bagus. Mereka seharusnya tidak bisa melihat tipuannya.”
menarik napas dalam：“Setelah penjelasanmu, hatiku jadi deg-degan. Aku mulai merasa khawatir.”
：“Tidak apa-apa. Taruhan sudah dilakukan. Ayo kita pergi lihat.”
Dia menengok jam tangannya - delapan belas menit waktu yang diberikan seharusnya cukup.
