Setelah kembali ke hotel, Chu Wan meminta cairan pembersih ke petugas kebersihan hotel. Setelah merendamnya, dia menyikat perlahan dengan sikat gigi berbulu lembut sampai akhirnya berhasil membersihkan semua noda minyak yang menempel.
Usai dibersihkan, Chu Wan mengeringkannya dengan tisu. Piring keramik Dinasti Qing ini akhirnya menampakkan wajah aslinya.
Ini adalah piring keramik era Kaisar Qianlong dengan bahan bodi keramik halus dan warna pastel. Perpaduan pola sulur khas Tiongkok dan gambar wanita bangsawan Prancis berpakaian mewah menciptakan keindahan lintas zaman.
Lu Shouyan yang sedang menggendong Mengjin sambil bermain tiba-tiba mengangkat pandangan: “Penampilannya sama sekali berbeda dengan sebelumnya!” Terdapat kejutan dalam nada bicaranya.
Mengjin melihatnya, matanya langsung berbinar-binar, bersemangat mengayunkan cakar-cakar kecilnya sambil berteriak riang ke arah piring keramik itu: "Cantik, cantik!"
Lu Shouyan menggenggam cakar kecilnya: "Dia memang mirip kamu, langsung kehilangan nyawa begitu lihat barang ini."
Chu Wan segera berlari mendekat, mengangkat piring itu ke hadapan anak perempuannya: "Cantik tidak? Suka tidak?"
Lu Shouyam mengamati gaya Chu Wan yang terlihat seperti sedang menggoda anjing kecil, alisnya sedikit terangkat, jelas menunjukkan ketidaksetujuan.
Chu Wan menjawab dengan alasan yang sah: "Harus mengembangkan selera estetika sejak kecil!"
Sambil merendahkan suaranya dengan lembut, dia menghibur: "Mengjin lihat ini, pola dan warnanya, cantik kan?"
Mengjin mengayunkan tangan kecilnya, hampir ngiler melihat piring keramik: "Cantik!"
Chu Wan pun mengajarinya: "Beberapa karakter ini bernama Dinasti Qing Yongzheng Zhi——"
Siapa sangka sedang berbicara, tangan kecil Mengjin menyentuh piring itu, Chu Wan tidak kuat memegang, piring itu pun terjatuh dari tangannya.
Chu Wan sedikit kaget, Xiao Mengjin jelas juga tak menyangka, tertegun.
Si besar dan kecil sama-sama tak sempat bereaksi, siapa sangka tepat saat piring itu hampir jatuh ke tanah, Lu Shouyan dengan sigap berhasil menangkapnya dengan mantap.
Chu Wan buru-buru mengambil piring itu untuk diperiksa, setelah dicek ternyata tidak ada kerusakan, barulah dia lega.
Lu Shouyan menggendong putrinya: "Kamu harus lebih hati-hati."
Chu Wan: "......"
Dia ingin bilang ini bukan salahnya, itu karena Mengjin tak sengaja menyentuhnya.
Tapi melihat putrinya yang lembut, dengan wajah bodoh.
Ucapan menyalahkan sang putri tiba-tiba terhenti di mulutnya...
Hari itu, profesor Yan Jin memimpin beberapa anggota arkeologi bawah air tiba di kota kecil ini, Lu Shouyan menjemput mereka dengan mobil.
Mereka sengaja datang untuk berdiskusi tentang perakitan peralatan selam.
Profesor Yan Jin begitu antusias melihat Chu Wan, menggenggam tangannya berkata: "Rekan Chu, terima kasih, kali ini sungguh terima kasih, atas nama bidang arkeologi bawah air negeri kami, saya ucapkan terima kasih!"
Sebenarnya Chu Wan hanya menghabiskan ratusan ribu dolar AS, padahal dia punya 5 juta dolar. Ini cuma sebagian kecil dari devisa yang dia miliki sekarang. Tak disangka Profesor Yan Jin bisa berkata seperti itu padanya.
Intinya kini dalam negeri benar-benar kekurangan uang, kekurangan devisa. Ingin berkembang, beli bahan impor, tapi tak ada dana.
Semua terhambat di masalah uang. Kalau ada uang, banyak kesulitan bisa diselesaikan dengan mudah.
Ini semakin meyakinkan Chu Wan bahwa strateginya merauk keuntungan di Amerika itu benar. Bidang harta antik memang cepat menghasilkan uang. Hasil keuntungannya tinggal diinvestasikan ke dalam negeri, itu sudah jadi jasa-jasa besar.
Dan masih banyak hal yang harus dia lakukan di masa depan.
Setelah berbincang sebentar, Profesor Yan Jin hendak mengajak tim ke pabrik peralatan selam. Lu Shouyan tiba-tiba berkata: "Profesor Yan, biar saya ikut mengantar. Saya sudah lama memantau perkembangan di sana, situasinya cukup saya kuasai."
Profesor Yan Jin: "Tak perlu, tak perlu merepotkanmu. Kau sibuk dengan urusanmu sendiri saja."
Lu Shouyan menjawab: "Kebetulan saya juga ada urusan dengan bos pabrik itu."
Chu Wan tahu maksud Lu Shouyan, dia ingin mengujicoba galangan kapal di sebelah itu, mempelajari perkembangannya, tapi malu untuk proaktif mendatangi sendiri. Ini merupakan kesempatan baginya.
Dengan putus asa berkata: "Profesor Yan, biarkan dia mengantarkan Anda. Kebetulan dia akan pergi melihat-lihat sebentar."
Profesor Yan Jin akhirnya menyetujui dengan ragu: "Maaf sudah mengganggu waktu kalian lagi."
Lu Shouyan tentu tidak merasa terganggu.
Seharian penuh, Chu Wan tinggal di hotel menemani anak. Baru saat senja mereka kembali. Tampak Profesor Yan sangat gembira setelah melihat peralatan yang memuaskan. Dia kembali menyampaikan ucapan terima kasih kepada Chu Wan.
Malamnya para hadirin makan bersama. Profesor Yan ingin mentraktir, tapi akhirnya Lu Shouyan yang bersikukuh membayar.
Dia menjelaskan: "Belakangan ini dia menghasilkan banyak uang di luar negeri. Kalau bukan dia yang menyerahkan traktiran, lalu siapa?"
Begitu dia berkata, semua orang tertawa. Profesor Yan Jin terus-menerus memuji kemampuan Chu Wan: "Kini kita berorientasi pasar, terjun ke dunia bisnis bisa menghasilkan uang baru bisa berkembang. Dulu saya tidak sadar, menganggap bicara uang itu vulgar, tidak pernah peduli dengan uang. Sekarang akhirnya paham!"
Chu Wan: "Profesor Yan, kalau ada kebutuhan apapun, silakan bicara. Yang bisa saya lakukan akan berusaha saya penuhi. Kita akan melakukan arkeologi bawah air, selain itu tidak perlu banyak bicara, peralatan harus memadai."
Perkataan ini membuat Profesor Yan tersentuh: "Sejujurnya, anggota tim kita melakukan ini benar-benar mempertaruhkan nyawa. Dengan adanya batch peralatan ini, memang jauh lebih baik sekarang."
Chu Wan juga membahas masalah kapal pengerukan. Namun saat ini tim arkeologi masih menyewa kapal, jarak untuk memiliki kapal sendiri masih sangat jauh. Membeli kapal secara gegabah, masalah prosedur dan kepemilikan saja sulit diatasi. Sepertinya hal ini untuk sementara tidak bisa terburu-buru.
Setelah makan, Lu Shouyan dan Chu Wan kembali ke kamar hotel. Chu Wan bertanya: "Kulihat perasaanmu sedang baik, ada perkembangan apa?"
Lu Shouyan memandangnya dengan sorot mata penuh senyum: "Hari ini aku secara tidak langsung mempelajari perjanjian pembongkaran kapal yang mereka tandatangani dengan Australia. Hasilnya di luar dugaan."
Secara konvensional, perjanjian antara pemilik kapal dan perusahaan pembongkar harus mengatur secara detail: batas waktu pembongkaran, kepatuhan terhadap standar lingkungan negara setempat, serta larangan mempertahankan struktur utuh kapal atau memodifikasinya kembali setelah dibongkar.
Ini merupakan pembatasan dari perusahaan kapal untuk melindungi imbalan mereka sendiri, membuat mustahil memperoleh informasi berharga dari baja bekas yang telah dibongkar melalui kontrak-kontrak semacam itu.
Lu Shouyan menjelaskan pada Chu Wan sambil tersenyum: "Yang mengejutkanku, karena galangan pembongkar ini ditugaskan oleh perusahaan Australia, terdapat lubang kerugian dalam perjanjian mereka - tidak ada klausul larangan penjualan kembali."
Chu Wan: "Maksudnya...?"
：“Kini, kapal induk ini sudah menjadi milik perusahaan pembongkaran kapal ini. Mereka bisa menggunakan alasan ketidakmampuan sendiri untuk mencari perusahaan pembongkaran lain.”
：“...Artinya, mereka bisa menjualnya ke perusahaan pembongkaran Tiongkok?”
mengangguk, berkata: "Pembongkaran kapal bukan pekerjaan bagus. Mereka rela memberikan pekerjaan intensif tenaga kerja rendah ini ke pihak lain. Kini memang ada beberapa perusahaan pembongkaran dalam negeri yang bisnisnya bagus."
Bahan insulasi asbes yang banyak digunakan di kapal biasa, serta senyawa timbal dalam cat, merkuri dan arsenik - semua ini akan berdampak pada kesehatan setelah bertahun-tahun.
Tidak hanya itu, proses pembongkaran kapal sendiri melelahkan dan rumit. Masalah tali pengaman, ledakan gas, hingga baja yang berguling deras - semua ini bisa merenggut nyawa pekerja kapan saja.
Selain itu, masalah terpenting adalah pencemaran lingkungan. Negara maju memberi syarat sangat tinggi pada standar lingkungan kerja pembongkaran kapal, menyebabkan biaya modal pembongkaran menjadi terlalu mahal.
Namun di beberapa negara berkembang, sama sekali tidak ada standar lingkungan dan keselamatan yang komprehensif dan terstruktur. Industri pembongkaran kapal berkembang seperti api yang berkobar.
Lu Shouyan berkata: "Beberapa tahun lalu, negara kita merilis kebijakan terkait ini, memberikan serangkaian dukungan kebijakan kepada perusahaan pembongkaran kapal. Selain pembebasan bea masuk, juga mengalokasikan devisa tetap setiap tahun sebagai dana pengembangan sirkulasi. Jadi beberapa tahun terakhir, industri pembongkaran kapal Tiongkok berkembang sangat pesat."
Chu Wan segera paham: "Sekarang kamu bisa membantunya menyelesaikan masalah ini dengan memperkenalkan galangan kapal Tiongkok. Meski jaraknya agak jauh dan tujuannya terlalu terlihat, tapi jika bisa menyelesaikan masalah ini, dia pasti setuju. Dia juga malas memikirkan alasannya, yang penting tidak melanggar hukum. Kapal Australia dilempar ke mereka, atas dasar apa mereka tidak boleh menjualnya?"
Lu Shouyan menjawab: "Setuju."
Chu Wan berpikir sejenak: "Namun, militer Australia juga bukan vegetarian. Ketika mereka menyerahkan kapal induk ini ke galangan kapal tua itu, perlengkapan berharga di atasnya seharusnya sudah dibongkar kan? Tidak ada lagi yang bisa dimanfaatkan di sana?"
Lu Shouyan menyembunyikan senyumnya, berkata: "Saya sudah berdiskusi dengan para ahli terkait di dalam negeri. Sekalipun semua perlengkapan sudah dibongkar, hanya menyisakan cangkang besi, tapi bagi kami ini tetap berguna. Setidaknya bisa memberi pemahaman visual tentang kapal induk kepada unit perencanaan konstruksi kami, memahami desain kerangkanya."
Chu Wan mendengarkan dalam diam sejenak, baru bersuara: "Kalau begitu sepertinya memang bermanfaat. Mari kita usahakan untuk merealisasikan bisnis ini."
Lu Shouyan: "Lagi pula, berdasarkan kabar yang kudengar dan perkiraan waktu pembongkaran Australia, sekalipun mereka membongkar semua peralatan di atas, tapi alas perlengkapan seperti katapel uap di atasnya tidak mungkin dibongkar. Kecuali mereka sendiri yang membongkar kapalnya terlebih dahulu, pasti akan meninggalkan jejak. Semua ini adalah petunjuk penting bagi kita."
Chu Wan: "Bagaimana kabar Hammie di sebelah itu?"
Lu Shouyan: “Dia masih ada. Kudengar, kali ini dia menggelontorkan modal besar untuk merenovasi kapalnya. Bisa dibilang tak terkalahkan. Inilah kekuatan uang.”
Chu Wan: “Dia tidak mengganggu kami, kan?”
Lu Shouyan: “Tentu saja dia akan mengganggu. Tapi mari kita lihat saja. Lagipula dia tidak bisa menariknya kembali ke Australia, dia juga tidak mungkin langsung menelan kapal induk ini di tempat. Sesuatu sebesar ini, pasti ada yang harus mengurus kekacauannya.”
Lu Shouyan membantu profesor Yan Jin menjalani prosedur impor, memperoleh izin impor dan lainnya, peralatan selam telah berhasil diambil.
Setelah mereka mengemas dan mengembalikan barang-barang peralatan selam tersebut, profesor Yan Jin dan Chu Wan melakukan diskusi mendalam, menyampaikan kondisi Kini.
Chu Wan juga bercerita tentang Hammie dan kapalnya. Kapal tersebut telah mengalami renovasi khusus, instrumen serta peralatan selam di atasnya dipesan secara khusus menggunakan teknologi tercanggih di dunia, tentu saja tidak bisa dibandingkan dengan peralatan selam pihak Tiongkok.
Untuk situasi ini, Profesor Yan Jin juga tak bisa berkata banyak: "Mereka sendiri adalah perusahaan pengerukan profesional, negara maju pula. Kita sementara ini memang belum bisa menyaingi mereka. Sekarang kita hanya bisa berjuang mati-matian. Pekerjaan yang orang lain selesaikan dalam sehari, kita harus rela bekerja dua sampai tiga hari. Tim kita memang tak punya kelebihan lain, selain pantang menyerah."
Ia menghela napas: "Tak ada cara lain. Sekali pun kamu, Chu Wan, bersedia mengeluarkan uang, tapi menyangkut sifat sistem institut penelitian kita, beberapa hal memang tak bisa dipaksakan."
Chu Wan: "Saya paham. Kita hanya bisa melangkah perlahan-lahan."
Setelah mengantar Profesor Yan Jin pergi, Lu Shouyan juga resmi memperkenalkan perusahaan pembongkaran kapal Tiongkok. Ia menjembatani kerja sama antara Perusahaan Pembuatan Kapal Guangzhou Tiongkok dan Perusahaan Pembongkaran Kapal Zhongshan Guangdong. Kedua perusahaan ini segera mengirim tenaga profesional ke Amerika setelah mendapat kabar, melakukan peninjauan awal terhadap kapal induk, dan merundingkan kontrak detail.
Lu Shouyan juga membantu berurusan dari samping.
Ini tentu bukan jumlah kecil, masing-masing pihak memiliki tuntutan sendiri. Perusahaan pembongkaran kapal AS ingin membuang masalah rumit, namun tak ingin menimbulkan kesulitan. Sementara pihak Tiongkok ingin membelinya langsung, menolak pembongkaran di lokasi lain atau pengiriman bertahap. Singkatnya, mereka menginginkan kapal induk utuh dikirim ke Tiongkok.
Menanggapi hal ini, penanggung jawab perusahaan pembongkaran AS menemui Lu Shouyan sambil gelengkan kepala: "Sudah saya jelaskan dengan sangat jelas, ini sekadar kerangka kosong. Harganya setara besi tua, tak ada lagi isi di dalamnya."
Lu Shouyan menegaskan bahwa pihak lawan seharusnya sudah memahami penjelasan tersebut.
Pada tahap ini, kedua pihak mulai duduk untuk tawar-menawar harga. Pihak Tiongkok berusaha mendapatkan harga termurah dengan penawaran 1 juta dolar AS, sementara perusahaan AS berupaya meningkatkan harga. Setelah negosiasi alot, akhirnya disepakati harga 1,5 juta dolar AS.
Awalnya semuanya sudah hampir final, siapa sangka tiba-tiba muncul masalah. Konon perusahaan Australia menyatakan penolakan, bahkan militer Australia juga turut campur tangan.
Mendengar ini, Lu Shouyan dan Chu Wan sama-sama mengerutkan alis.
Karena begitu otoritas terkait Amerika dan Australia mengetahui, situasi ini akan tampak jelas di permukaan. Mereka sebenarnya ingin mendapatkan harta karun tak terduga secara diam-diam, tapi sekarang jelas sudah menarik perhatian semua pihak.
Maka militer Australia mulai melakukan negosiasi terkait hal ini. Mereka ingin melakukan pemeriksaan dan pembongkaran ulang terhadap kapal induk tersebut untuk memastikan semuanya aman.
Setelah diam beberapa saat, Lu Shouyan akhirnya berkata: "Biarkan mereka menyelidiki. Kalau memang punya kemampuan, silakan tarik kembali benda ini ke Australia."
Proses ini pun diulur-ulur. Australia segera menugaskan ahli untuk melakukan pemeriksaan ulang terhadap kapal induk. Semua bagian yang perlu dibongkar sudah dibersihkan total, maksudnya untuk menutup jalannya pihak Tiongkok mendapatkan keuntungan.
Untuk hal ini, penanggung jawab perusahaan pembongkaran kapal Guangzhou panik, menelepon Lu Shouyan dan menanyakan apakah ada perubahan situasi. Bahkan Departemen Peralatan Domestik sengaja menelepon untuk mendesak.
Di satu sisi Lu Shouyan menenangkan mereka, di sisi lain menemui penanggung jawab perusahaan pembongkaran kapal untuk bernegosiasi.
Tak disangka saat dia mendatangi perusahaan pembongkaran kapal, kebetulan bertemu Hammie yang baru saja hendak pergi ditemani beberapa anggota tim ahli Australia.
Melihat Lu Shouyan, Hammie tertawa mengejek dengan keliaran: "Lihat siapa ini, Tuan Lu ya? Apa benar Tuan Lu menang banyak uang di Las Vegas, sekarang malah beli kapal induk?"
Begitu dia bicara, orang-orang di sekitarnya langsung tertawa terbahak-bahak.
Lu Shouyan sama sekali tidak bereaksi.
Hammie: "Tuan Lu, kukira kau membeli kapal induk ini karena mengira bisa membuat kapal induk sendiri. Hahaha! Tapi kusarankan, kau terlalu naif! Membuat kapal induk bukan urusan sembarangan, teknologi kalian jauh sekali dibandingkan kami!"
Asisten Hammie di sampingnya juga ikut tertawa: "Apa pihak Tiongkok sudah gila ingin kapal induk? Membeli tumpukan barang rongsokan, malah dibawa pulang sebagai kapal induk!"
Di tempat itu juga ada beberapa ahli tim teknis Australia. Meski tak berkomentar, ekspresi mereka jelas menunjukkan sikap menghibur. Bagaimanapun, mereka sudah memeriksa dan yakin tak ada nilai tersisa, tapi pihak Tiongkok tetap nekad membelinya.
Perlu diketahui, menarik kapal sebesar ini dari pelabuhan Amerika ke Tiongkok melintasi Samudera Pasifik membutuhkan modal yang tidak sedikit!
Lu Shouyan memandangi Hammie dan kawan-kawan dengan sorot mata datar: "Kami menyukainya, kami kaya, kami ingin membeli. Setelah dibeli, kami akan menariknya kembali dan urus sesuai keinginan kami - apa urusan kalian? Di Tiongkok ada pepatah: Uang seribu koin emas takkan bisa membeli keinginan kami. Ini prinsip yang sama."
Bibir tipisnya bergerak ringan, menampakkan senyum sinis: "Mr. Hammie, melihat ekspresi puasmu, siapa sangka kapal induk ini buatanmu? Dulu siapa yang menghabiskan banyak uang membeli kapal sialan ini, tak melakukan satu hal baik pun, terus-menerus membuat masalah, bahkan menyakiti banyak orang dalam sendiri."
Ucapannya ini langsung mengena di hati para ahli yang hadir. Beberapa ahli Australia itu raut wajahnya langsung berubah, memandanginya dengan malu sambil melotot.
Perkataan Lu Shouyan yang terkesan ringan ini menyentuh dua hal: pertama, kapal induk ini juga dibeli negara mereka dari Inggris, bukan buatan lokal; kedua, sejak dibeli kapal ini terus-menerus membuat onar hingga benar-benar merugi besar.
Hammie tertawa getir: "Kalian kaya? Kaya sampai mau beli tumpukan sampah!"
Lu Shouyan: "Mr. Hammie, kudengar Anda sangat menyukai tembikar Tiongkok kami?"
Hammie menjawab dengan bangga: "Benar, koleksi tembikar kalian cukup banyak di tempatku, benar-benar bagus."
Lu Shouyan: "Kalau begitu, pengetahuanmu tentang budaya Tiongkok masih bisa dianggap ada. Ada satu pepatah, tidak tahu apakah kau pernah mendengarnya?"
Hammie menyilangkan tangan, tersenyum kecut: "Apa?"
Lu Shouyan: "Seorang gentleman fokus pada hal-hal besar dan jauh, sedangkan orang picik hanya melihat detail kecil di depan mata."
Hammie terlihat bingung: "Ini pepatah apa?"
Lu Shouyan berkata datar: "Artinya, seorang gentleman harus memahami hal-hal penting berjangka panjang, sedangkan orang picik hanya akan sibuk dengan urusan remeh-temeh sesaat."
Hammie baru tersadar bahwa Lu Shouyan sedang mengolok-oloknya. Alisnya segera berkerut.
Tanpa menunggu reaksi Hammie, Lu Shouyan melangkah panjang masuk. Saat melewati Hammie, ia santai menambahkan: "Rakyat dari negara kecil sebutir kacang, tanpa endapan sejarah dan budaya, memang sulit memahami prinsip mulia ini."
Hammie melompat sambil marah: "Kau mengatai siapa?!"
Namun Lu Shouyan sudah memasuki area galangan kapal tanpa menghiraukan.
