Untung Du Qingqing bersikap tegas: "Tidak mau tukar."
"Baiklah," kata Liu Mang. "Tuan Du menemui pagi ini, minta aku membantumu. Silakan pilih salah satu order ini sebagai hadiah pembukaan perusahaanmu."
"Kamu bisa segitu baik hati?"
"Perintah Tuan Du, mana berani kuabaikan?" Liu Mang bertanya: "Mau atau tidak?"
"Aku Du Qingqing tak mau hutang budak padamu. Hmph!" Du Qingqing pergi meninggalkan Liu Mang.
Liu Mang berbalik, mengeluarkan ponsel dan berseru santai ke arah punggung Du Qingqing: "Hati-hati tangga..."
“……” Sepatu tinggi Du Qingqing tersangkut di tangga, tangannya mencengkeram sandaran tangan lalu jatuh terduduk. Menoleh melihat, sebuah batu bata diletakkan di anak tangga yang menambah tinggi tangga. Du Qingqing menggigit gigi bertanya: “Ini ulahmu?”
Liu Mang terkekeh, setelah mengirim foto ke jaringan internal perusahaan berkata: “Mana mungkin saya. Aduh, Qingqing kok bisa jatuh? Saya segera datang membantu ke dokter.”
“Hmph!” Du Qingqing memegangi anak buahnya turun tangga, kali ini lebih hati-hati. Tak tahu apa lagi yang akan diperbuat si pengecut itu.
……
Pukul setengah sebelas, Ni Qiu pulang lebih dulu. Kepada Du Qingqing melapor: “Bos, banyak orang setelah melihat selebaran kita langsung menanyakan harga, sepertinya sangat berminat.”
Pasal 4 dari 100: Ketika karyawan berbohong di hadapanmu, jangan membongkar kebohongannya. Karena itu tak memberi keuntungan bagimu. Ada dua pilihan: Pertama, pecat dia. Kedua, manfaatkan kebohongan itu untuk mengeksploitasi nilai lebihnya. Kita bos, bukan filantropis atau polisi.
Sayang meski teori bagus, syarat kemampuannya terlalu tinggi. Du Qingqing hanya punya opsi ketiga. Ia mengangguk: “Istirahatlah dulu. Sudah bekerja keras.”
Pukul sebelas, Li Fu dan Yu Ming kembali. Du Qingqing tanpa bicara mengajak mereka ke lantai dua untuk makan. Lantai dua ada restoran dan gym karyawan. Menggesek kartu karyawan untuk ambil makanan, gratis di bawah 20 Yuan, kelebihan bayar tunai. Nasi boleh tambah secukupnya, gratis. Bahkan jika Tuan Du datang, perlakuan sama.
Du Qingqing menunjuk ke kursi kosong: "Kalian duduk di sini." Dia sendiri membawa nasi dan lauk pauk mendatangi Kak Min dari HRD: "Kak Min, alasan sudah ada."
"Tidak bisa terlalu cepat." Kak Min melirik Ni Qiu dari jauh: "Tuan Du bilang, orang-orang yang tersandung pasti punya kebiasaan buruk. Memecat mereka di hari pertama, aku tidak bisa memberikan penjelasan. Setengah bulan, minimal setengah bulan."
Tiga pria akhirnya punya waktu ngobrol berempati. Ni Qiu melihat Li Fu, lalu Yu Ming, bingung memulai topik. Perempuan mudah ngobrol dengan stranger: "Wah, tasmu cantik, beli dimana?" Lalu obrolan mengalir. Pria biasanya pakai cuaca, sepakbola, atau sekuritas sebagai pembuka.
Hari ini sinar matahari cerah tapi panasnya bisa membunuh - topik buruk. Ni Qiu, Yu Ming, dan Li Fu sama-sama berpikir: Diam-diam awkward, obrolan tak kunjung mulai. Apa harus tanya: "Bagi-bagi flyer pagi tadi lancar?"
Du Qingqing bergegas mendatangi: "Ada bisnis, selesaikan dulu baru makan. Ayo!"
Tiga pria serentak menghela napas lega, mengikuti Du Qingqing turun tangga. Du Qingqing menjelaskan: "Hotel A sedang menggelar Forum Ekonomi tahunan. Hadir dalam forum kali ini Bapak Johnsen, pendiri Xigua, dll."
Tiga pria terkagum-kagum: "Apa itu Semangka®?" Semangka® adalah merek yang mewakili smartphone paling canggih dan strategi pemasaran tersukses. Ponsel barunya bisa membuat orang mengantre semalaman. Mereka mengagumi Du Qingqing yang baru membuka perusahaan, tapi sudah mendapat pesanan dari pendiri Semangka®.
Li Fu berkata penuh hormat: "Saya selalu mengagumi Tuan Johnsen. Saya bersedia bekerja untuknya."
"Apa hubunganmu dengan Johnsen?" Du Qingqing balik bertanya.
"Hmm..." Li Fu terpaku.
Du Qingqing menjelaskan: "Ada tamu yang meninggal mendadak di hotel. Karena forum tahunan sedang berlangsung, kami tidak bisa melibatkan polisi. Hotel menyewa kita untuk diam-diam mengangkut mayat ke rumah sakit."
Mereka paham: tamu yang meninggal di kamar vs di UGD, memiliki perbedaan esensi bagi hotel. Apalagi saat forum ekonomi global. Tapi Li Fu bertanya: "Nona Du, kita kan perusahaan investigasi, apa yang bisa membantu?"
Du Qingqing menjawab: "Orang biasa bisa mengangkut mayat tanpa memicu kepanikan? Hanya profesional seperti kita yang bisa. Singkatnya: mereka bayar, kita kerjakan. Pekerjaan yang hanya bisa kita lakukan."
Ni Qiu bertanya: "Bos, apakah kamu pernah melakukan pekerjaan sejenis sebelumnya?" Makna tersirat Ni Qiu adalah: Kalau kamu sendiri belum pernah berpengalaman, apa bedanya kami berempat dengan orang biasa?
"Entah pernah atau tidak, ini adalah bisnis pertama kita, pasti harus berhasil." Du Qingqing dengan halus mengindikasikan bahwa dirinya memang belum berpengalaman.
Tanpa pengalaman, tanpa rencana, tanpa kebijakan. Yu Ming mengeluh dalam hati: Produk 'tiga kekosongan', wajar kalau hari ini akan hancur berantakan.
Keempatnya turun ke parkiran bawah tanah menuju sebuah mobil domestik. Du Qingqing menekan kunci: "Masuk mobil."
Ni Qiu naik ke kursi penumpang depan, Li Fu dan Yu Ming duduk di belakang. Du Qingqing yang menyetir tiba-tiba merasa ada yang janggal. Kenapa bos yang menyetir sementara tiga karyawan jadi penumpang? Du Qingqing bertanya: "Siapa di antara kalian yang bisa menyetir?"
Yu Ming, Li Fu, Ni Qiu serentak menjawab: "Saya bisa."
"Ni Qiu, kamu yang menyetir."
Ni Qiu terpaku selama tiga detik sebelum berkata: "Saya tidak punya SIM." Bisa menyetir adalah skill dasar yang harus dimiliki setiap pencuri profesional - untuk mencuri mobil dan kabur cepat. Soal SIM? Tidak penting. Saat tertangkap basah, polisi tidak akan peduli surat izin mengemudimu. Polisi lalu lintas tidak akan berebutan tahanan dengan polisi kriminal.
"Saya juga tidak punya." Li Fu merasa malu. Andai saja SIM Amerika bisa digunakan di China.
“Aku... juga tidak punya.” Yu Ming tersenyum getir. Paman sudah mengajarinya mengemudi sejak usia 15 tahun, tentu mobil sewaan biasa bukan BMW modifikasi. Itupun hanya di jalan desa terpencil, pengalamannya masih terbatas. Lagipula sang paman hanya mengajarkan cara menyetir tanpa mengurus SIM-nya.
Du Qingqing terdiam. Apa memiliki SIM bisa dianggap kesalahan? Haruskah pemilik SIM wajib menyetir?
Dua puluh menit kemudian mereka tiba di hotel. Mobil diparkir di area parkir luar. Yu Ming mengingatkan, "Nona Du, ini gerbang utama."
"Hmm?" Du Qingqing melepas sabuk pengaman.
Melihat Du Qingqing belum paham, Yu Ming menjelaskan, "Kalau kita mengangkut barang, mungkin kurang nyaman lewat gerbang utama."
"Pintu belakang?"
"Hotel kelas ini biasanya punya terowongan khusus untuk staf."
"Masuk akal." Du Qingqing menyalakan mesin dan memutar setengah lingkaran menuju pintu belakang.
