Yu Ming tak berkedip, menjawab tenang: "Halo, kebetulan ya. Kami turun ke lantai 29, Tuan Besar mau minum teh di lantai satu. Terlalu buru-buru sampai salah pencet tombol, elevator malah naik ke lantai 33 dulu. Anda... kenapa?"
Pria paruh baya masuk sambil tertawa: "Badanku terlalu besar, kelebihan muatan. Biarkan tamu asing duluan. Namanya juga tata krama dasar."
"Iya-iya, seharusnya begitu."
Pria itu memandang mayat beberapa saat: "Si bapak tua ini..."
Yu Ming menyambung: "Dia perantau Tionghoa, bertemu orang tercinta, air mata mengalir deras, anggur diminum segelas-segelas."
"Apa dia sakit?"
"Tidak, cuma mabuk."
Suara Yu Ming terdengar parau: "Aku tidak mabuk, aku tidak mabuk." Tangannya mengeras, mayat itu bergoyang.
Pria paruh baya tidak berkata lagi, keluar di lantai 20. Li Fu mengacungkan ibu jari ke Yu Ming.
'Ding' elevator berhenti di lantai 19. Ni Qiu hampir menangis, tidak bisakah sejenak tenang?
Sepasang pria-wanita masuk. Hari ini sial, dari lantai 18 ke 7, berhenti di tiap lantai. Tiga orang dan satu mayat terjepit di sudut.
Akhirnya tiba di lantai satu. Orang-orang berhamburan keluar. Mereka keluar terakhir, cepat menuju terowongan staf. Du Qingqing sudah menunggu di mobil hotel. Empat orang dan mayat masuk. Semua menghela napas. Du Qingqing memuji: "Kalian hebat."
Ni Qiu berkata: "Kurasa kesialan belum berakhir."
Yu Ming menegur: "Kakak, bisa tidak bicara yang baik?"
"Baik, semoga angin dan air menguntungkan, menunggang ribuan li dengan mulus."
Saat mengemudi tiba-tiba ada orang melintas di depan, kau mungkin akan memaki. Tapi bila mereka membawa tongkat plastik dan berseragam polisi, kau harus patuh menepi.
Benar, kata-kata buruk Ni Qiu menjadi kenyataan - tertangkap razia polisi lalu lintas.
"Polisi lalu lintas mengetuk kaca mobil, Du Qingqing menurunkan kaca. Aroma anggur menerobos keluar dari dalam mobil. Polisi mengerutkan hidung: "Turun.""
"Saya tidak minum anggur."
"Semua turun." Polisi berpengalaman, beberapa sopir yang mabuk akan berganti pengemudi saat melihat pemeriksaan. Pertama harus verifikasi siapa yang minum, dan kemungkinan pengemudi mabuk.
Yu Ming turun dari mobil: "Kakak Polisi, anggota lama kami sakit dan harus segera ke rumah sakit."
Polisi menundukkan kepala melihat ke dalam. Wajah mayat di kursi belakang kebiruan, jelas kondisi kritis. Buru-buru berkata: "Kenapa tidak bilang dari tadi? Naik, saya antar." Ia memberi tahu rekannya lalu menaiki motor dengan lampu rotator menyala.
Mobil bergerak. Ni Qi berkomentar: "Ternyata ada juga polisi yang baik."
Yu Ming berkata: "Aku khawatir dia terlalu baik."
"Kenapa?"
"Jika dia memanggil dokter P3K rumah sakit, lalu dokter sudah menunggu di gerbang. Saat 'pasien' turun dan diperiksa sudah Mati 1 jam. Bagaimana menurutmu akhirnya?"
"Ini urutan hotel." Du Qingqing menanggapi: "Manajer lobi mereka sudah menunggu di rumah sakit."
Keduanya benar. Dokter P3K yang menunggu langsung berbisik ke polisi usai pemeriksaan. Manajer lobi segera mendekat memberi penjelasan.
“Jika tidak ada polisi lalu lintas, hotel hanya menanggung tanggung jawab kecil. Jika ada polisi lalu lintas dan tidak bisa mencapai kesepakatan secara pribadi, hotel akan menghadapi klaim besar dari keluarga almarhum.” Li Fu menjelaskan.
Yu Ming bertanya: “Dengar penjelasanmu, masalah ini semakin besar?”
“Dusta selalu seperti ini.” Li Fu seolah memiliki pemahaman mendalam.
Sisanya adalah urusan antara hotel, polisi, dan keluarga almarhum. Meski mungkin membuat klien merugi besar dan menimbulkan pengaruh buruk, Perusahaan Investigasi Bintang telah memindahkan mayat ke rumah sakit sesuai permintaan klien tanpa melanggar kontrak lisan. Kontrak berlaku. Biaya sewa 5.000 Yuan menjadi pendapatan pertama perusahaan. Keempat orang juga saling memahami satu sama lain.
Pasal 100(5): Dalam situasi menguntungkan, harus sepenuhnya menghormati semangat kontrak kecuali pihak lain adalah pelanggan jangka panjang.
……
Hari pertama berlalu. Hari kedua, bahkan seekor kucing pun tidak datang. Akhirnya Yu Ming dan Li Fu ditugaskan membagikan selebaran, sementara Ni Qi mendapat istirahat tidak wajar karena malas membagikan selebaran. Dunia memang tidak adil.
Hari ketiga, pukul sembilan pagi. Baru saja mulai kerja, telepon di depan Ni Qi berdering gila-gilaan. Du Qingqing memperhatikannya. Ni Qi mengangkat telepon dan menekan tombol speaker: “Halo, ini Kantor Investigasi Bintang.”
“Apa kalian bisa membantu mencari anjing?” tanya seorang wanita panik.
“Tentu.” Ni Qi melambaikan tangan. Li Fu meletakkan sebuah file di depannya. Ni Qi bertanya: “Sudah berapa lama anjingnya hilang?”
“Pagi tadi masih ada. Saat saya ajak lari pagi, tiba-tiba hilang.”
Ni Qiu mengarahkan jari-jarinya ke harga paten: "Dalam enam jam, harga pencarian hewan peliharaan adalah seribu yuan." Ni Qiu menjelaskan: "Biaya komisi kami seribu yuan, tidak perlu bayar jika tidak ketemu. Selain itu, saya butuh foto anjing dan radius lokasi hilangnya."
"Baik, saya akan beri alamat. Datanglah ke rumah saya secepatnya. Mohon segera."
"Tidak masalah." Ni Qiu menutup telepon layaknya pahlawan: "Bos, saya berangkat kerja."
"Pergilah." Du Qingqing melambaikan tangan.
Yu Ming mengerutkan kening sambil berpikir, mengambil selebaran di meja dan menyerahkannya ke Li Fu. Li Fu membaca dengan bingung. Yu Ming menunjuk nomor kontak. Li Fu tersadar - ada tiga nomor telepon di selebaran: Penyelidik Bisnis Senior (nomor ponsel Du Qingqing), Penyelidik Sipil Biasa (nomor telepon rumah ekstensi 110 dan 111). Sedangkan nomor telepon kabel di depan Ni Qiu adalah ekstensi 112 yang tidak tercantum.
Perusahaan ini tidak beriklan maupun muncul di TV. Satu-satunya promosi adalah menyebar selebaran. Bagaimana mungkin ada orang menelepon nomor yang tidak tercantum?
Telepon 110 berdering. Yu Ming mengangkat: "Halo, Stars Investigation."
"Saya ingin mencari seseorang," suara parau di seberang garis.
"Cari siapa? Baru hilang atau sudah bertahun-tahun?" tanya Yu Ming.
Du Qingqing keluar dari kantor. Yu Ming cerdik menekan tombol speaker. Penelepon berkata: "Teman lama yang sudah lama tidak jumpa. Nama aslinya Sun Ziming, 45 tahun, pria. Berikan surel, saya kirim datanya."
Yu Ming memberikan surel perusahaan. Tak lama masuk email berisi foto keluarga tiga orang. Dari perkiraan usia, foto ini sepuluh tahun lalu. Termasuk domisili terdaftar dan nomor KTP.
“Maaf, untuk pencarian orang seperti ini, kami mensyaratkan pembayaran uang muka terlebih dahulu. Bahkan jika tidak berhasil menemukan orangnya, uang muka tidak dapat dikembalikan.”
“Nomor rekening.”
Yu Ming mengirimkan rekening perusahaan. Sekitar sepuluh detik kemudian, suara di telepon berkata: “Uang muka sudah ditransfer. Jika kurang, kirim surel ke saya. Jika ada informasi, kirim juga surel. Saya akan memberikan imbalan lima kali lipat uang muka.” Setelah itu, pihak lawan menutup telepon.
“Banyak sekali pembual jaman sekarang.” Du Qingqing melihat notifikasi SMS bank di ponselnya, tubuhnya limbung. Ia memegang bahu Yu Ming untuk menahan diri tidak terjatuh. Setelah menarik napas panjang, Du Qingqing berkata pada Yu Ming dan Li Fu: “Cari cucu laknat ini!”
