“Tunggu.” Tuan Du menghentikan Yu Ming, berpikir sejenak: “Kutraktir makan sebagai penghargaan, setuju? Minum cola.”
“Ini...” Yu Ming ragu-ragu.
“Ada masalah apa lagi?”
“Awalnya rencanaku cari kos-kosan sepulang kerja malam ini.” Sebenarnya ingin survei harga sewa rumah di Kota A, dua hari terakhir dia mengirim surat SOS ke teman-temannya. Diperkirakan bisa dapat sumbangan sekitar seribu yuan.
“Kamu tak punya tempat tinggal?”
“Sementara belum.”
“Lalu beberapa hari ini tinggal di mana?”
“Ruang sauna.”
“Artinya jika hari ini makan denganku, aku harus menyewa kamar hotel untukmu. Kalau tidak kau akan tidur di sauna karena penghargaanku?” Tuan Du bertanya: “Benarkah begitu?”
“Tuan Du, apakah ada kesalahan yang kulakukan? Sepertinya Anda sangat tidak puas denganku.” Yu Ming merasa kesal, "Kamu gila ya?"
“Bukan, SORRY, suasana hatiku sedang tidak baik hari ini.” Tuan Du menyesuaikan sikap mentalnya, “Duduklah. Aku ingin bertanya detail tentang kasus pencurian ini. Mungkin kau belum memahami dampaknya, tapi aku beritahu ini sangat mempengaruhi perusahaan.”
“Hm?”
“Akulah yang mengusulkan kuota kerja untuk penyandang disabilitas dan mantan narapidana. Du's International bukan perusahaan kaya raya, tapi harus memberi kontribusi sosial. Saat studi di luar negeri, kunjungan ke pemerintah negara bagian AS membuatku terkesan. Seorang penyandang cerebral palsy ringan menghidangkan kopi untukku. Aku bertanya pada gubernur, yang menjelaskan bahwa mereka sangat ingin bekerja namun sulit diterima perusahaan. Gubernur berkata, yang mereka butuhkan bukan uang atau makanan, melainkan penghormatan.” Tuan Du melanjutkan, “Ini mengubah pandanganku. Meski dituduh pencitraan, selama tiga tahun aku sendiri menyeleksi kandidat yang benar-benar ingin bekerja dan dihormati. Semua gagal. Tak ada yang bisa bertahan di markas besar perusahaan lebih dari tiga bulan. Akhirnya mereka dikumpulkan di pabrik rugi yang justru menjadi pabrik tunjangan. Padahal tujuanku agar mereka bekerja layaknya orang normal dan mendapat penghormatan. Dewan direktur tidak puas dengan kebijakan ini. Mereka lebih setuju membangun pabrik kerajinan tunjangan untuk memperbaiki reputasi Du's International.”
“Inilah alasan mengapa karyawan departemen bisnis Ni Qiu menjadi perhatian besar bagi dewan direksi dan saya. Anda setidaknya telah membuktikan bahwa kebijakan saya masih memiliki kemungkinan untuk dilanjutkan. Secara pribadi saya sangat berterima kasih. Kalau tidak, kita semua tahu hasil akhirnya pasti akan menggunakan prinsip 'tersangka dianggap bersalah sampai terbukti sebaliknya', Ni Qiu akan ditransfer ke pabrik tunjangan untuk bekerja.”
Dirinya seolah telah melakukan hal yang sangat heroik. Yu Ming bertanya: “Jadi, Tuan Du bermaksud menghadiahkan saya setelan jas?”
“Benar, sebagai bentuk terima kasih.”
“Sebenarnya...”
“Sebenarnya apa?”
“Menurut saya, jika... jika Bapak mengonversinya menjadi uang tunai, saya akan dengan senang hati menerimanya.”
Tuan Du terdiam beberapa detik, menuang satu ons lagi wiski dan menghabiskannya, meletakkan gelas di atas meja: “Menurut saya itu saran yang bagus.” Mengeluarkan buku cek, Tuan Du menulis angka dan menandatanganinya. Kemudian mendorongnya di atas meja: “Untukmu.”
Ketika seseorang ingin berterima kasih dengan memberimu uang, menolaknya berarti tidak tahu diri. Yu Ming mendekat, mengambil cek dengan kedua tangan sambil mengangguk: “Terima kasih Tuan Du. Selamat tinggal Tuan Du. Jika Perusahaan Investigasi Bintang diperlukan di masa depan, silakan hubungi.” Lima belas ribu yuan, apakah setelan jas itu benar-benar seberharga ini? 15.000 yuan bisa membeli seperempat meter persegi rumah di Kota A. Untung besar, pantas saja Du Qingqing bilang, pesanan terbaik adalah dari orang kaya - jika imbalan tidak mencapai puluhan ribu, mereka sendiri akan merasa malu menatapmu.
Yu Ming pergi, Kakek Du keluar dari suite sambil tertawa: “Cukup menarik, ya.”
“Benar...” Jawab Tuan Du dengan lesu.
"Putra, ini salahmu. Nilai-nilaimu telah terbentuk sejak kecil. Kau hidup berkecukupan, belajar seni dan keuangan. Yang kau anggap penting adalah moral, HAM, dan sebagainya. Dia berbeda, dia orang biasa yang bahkan sulit memenuhi kebutuhan dasar. Berbicara tentang penghormatan dan empat set peralatan dengannya? Ini namanya menyalahgunakan kekuasaan. Saat berinteraksi dengannya, langsung katakan: 'Kerjamu bagus.' Lalu berikan amplop berisi 2.000 yuan tunai." Tua-tua Du berkata: "Penjelasanmu ini mungkin efektif untuk Li Fu."
"Doktor ganda dari MIT itu?"
"Ya, kudengar pemuda ini menyinggung seseorang."
"Ini... Aku tidak bisa bertindak sembarangan." Tuan Du tentu tahu kejadian di lantai 10.
"Aku yang akan urus." Tua-tua Du mengangkat telepon meja: "Qingqing, besok jangan jadwalkan Li Fu keluar. Aku ingin makan siang dengannya di restoran karyawan."
"Memang licik yang berpengalaman." Tuan Du memuji ayahnya sendiri.
……
Kabar makan siang Tua-tua Du dengan Li Fu di restoran karyawan menyebar seketika ke semua pencari gosip di perusahaan. Menurut Xiao Ying yang dekat dengan Tua-tua Du, Li Fu sebenarnya putra sahabat karibnya di masa muda. Inilah alasan doktor ganda ini bekerja di Grup Internasional Du. Meski sekarang hanya karyawan di lantai satu, posisi di lantai 30 telah menunggunya.
Bagi Yu Ming ada kabar baik lainnya, masalah asrama telah terselesaikan. Departemen properti perusahaan menyewakan sebuah rumah dengan diskon 70% kepada Stars Investigation Agency. Rumah ini berjarak 15 menit berkendara dari perusahaan, luasnya 140 meter persegi, memiliki 3 kamar tidur dan 2 ruang tamu, serta balkon rekreasi seluas belasan meter persegi. Sewa bulanannya hanya 4.000 yuan.
Ini membuat Liu Mang si ahli segala urusan menjadi gila. Diam-diam dia bertanya kepada penanggung jawab proyek properti di kota ini. Penanggung jawab memberitahunya bahwa ini adalah keinginan Mr. Du. Hal ini membuatnya semakin gila.
Saat pindah di akhir pekan, Yu Ming menyadari hanya dirinya sendiri yang tinggal di asrama. Meskipun Li Fu dan yang lainnya sudah mengambil kunci, mereka tidak segesit Yu Ming dalam hal pindahan. Ini adalah rumah yang bisa langsung ditempati dengan membawa tas saja, semua perabotan lengkap. Yu Ming juga tidak sungkan-sungkan berkeliling. Pertama, dia melepaskan kamar utama. Jika tidak salah tebak, Du Qingqing akan menempati sini karena asramanya sekarang berjarak hampir 1 jam berkendara dari perusahaan. Kedua, dia melepaskan kamar dengan balkon karena ada fasilitas cuci. Yu Ming memilih kamar terakhir yang berukuran 18 meter persegi, dengan balkon kecil yang menjorok keluar untuk menjemur pakaian dan menanam bunga. Jika keempat orang tinggal di asrama, akan kurang satu kamar. Du Qingqing sebagai bos pasti mengambil kamar utama, kamar lain yang 25 meter persegi akan ditempati Li Fu dan Ni Qiu harus berbagi.
Dirinya benar-benar brengsek, hal kecil seperti ini saja dihitung sampai sedetail itu.
Yu Ming naik ke balkon, menarik napas dalam-dalam menghirup udara segar. Tinggal di perumahan komersial yang luas, benar-benar beruntung.
"Ada uang di kantong, komputer pribadi adalah barang yang wajib dibeli. Empat unit set yang disebut Tuan Du membuat Yu Ming terinspirasi, lalu ia menghabiskan seribu yuan untuk membeli setelan jas, dua kemeja, dan dasi. Kemudian mengeluarkan tiga ratus yuan untuk sepasang sepatu kulit. Membeli sampo dan kebutuhan sehari-hari lainnya. Terakhir, mendaftar di pusat pelatihan mobil dengan biaya ribuan yuan. Dari lima belas ribu yuan yang diberikan Tuan Du, setelah dihitung-hitung hanya tersisa tiga ribu yuan."
