Ni Qiu memang mantan narapidana, lihai membuka pintu. Mereka melewati garis kewaspadaan polisi, memasuki TKP pembunuhan. Li Fu menutup gorden, ruangan gelap. Dengan cekatan Li Fu mengenakan kacamata khusus dan mengeluarkan tongkat bercahaya. Kini bahkan Ni Qiu merasa aneh. Dia tak tahu nama kacamata itu, tapi paham kombinasi kacamata dan tongkat bisa melihat bekas darah. Persiapan makhluk ini sangat lengkap.
Di lantai tergambar posisi mayat, Li Fu memeriksa sekeliling dengan bingung. Mulai berkeliling ruangan. Ni Qiu berkata: "Cepat, si Yu Ming bisa mengulur waktu, tapi tidak lama."
“Ada yang tidak beres di TKP ini. Saat pedang menembus tubuh manusia, daging yang terkoyak akan menyemburkan sedikit darah dengan kecepatan tinggi. Tapi tidak ada di sekitar mayat.” Li Fu berjalan sambil mencari. Ruangan tidak terlalu luas, namun tak ditemukan apa-apa. Li Fu melihat ke kiri-kanan, menyusuri dinding untuk mencari. Lalu berseru gembira: “Ni Qiu, ambil foto.”
“Apa?” Ni Qiu mendekat dan menemukan titik-titik cahaya biru di posisi etalase. Ia pun memotretnya.
“Buka tirai jendela.”
“Berdasar apa kau memerintah Kakak?” Ni Qiu membuka tirai dengan kesal. Li Fu mengeluarkan kantong plastik kecil dari saku jas, lalu mengikis sesuatu dari dinding ke dalam kantong. Ni Qiu bertanya: “Sudah?”
“Ayo kita pergi.”
Keduanya turun tangga, mengintip dengan hati-hati. Yu Ming sedang asyik berinternet di kamar bersama tante. Li Fu berkata: “Kau meremehkan kemampuan Yu Ming. Jika diperlukan, 12 jam pun bukan hal mustahil.”
Tiga orang naik mobil. Du Qingqing menekan klakson. Yu Ming berkata: “Dengan begini kau bisa video call dengan putrimu. Itu pun tanpa biaya pulsa.”
“Aku bisa melihat putriku seperti ini?”
“Tentu saja.” Kata Yu Ming: “Tante, saya masih ada urusan. Pamit dulu.”
“Baiklah. Kamarku itu masih tersedia, harganya bisa kita rundingkan lagi.”
“Terima kasih tante. Sampai jumpa.”
“Hati-hati di jalan ya.” Sang tante memandang Yu Ming. Benar-benar orang yang baik hati. Kedepannya, keran air dan peralatan listrik di rumahnya bisa diperbaiki gratis.
“Bagaimana?” Tanya Yu Ming setelah naik mobil.
Li Fu masuk ke mobil. Du Qingqing langsung bertanya, namun Li Fu tak menjawab. Setelah Yu Ming bertanya, barulah Li Fu berkata: “Sudah ada sebagian bukti yang menunjukkan ini kasus bunuh diri.”
“Bunuh diri?” Tiga Orang yang lain terkejut.
“Ya, tapi saya masih harus memecahkan misteri tali ini, beri saya sedikit Waktu. Saya punya beberapa koneksi di Amerika yang mengumpulkan bukti TKP. Saya akan berkonsultasi dengan mereka.”
Yu Ming bertanya: “Bagaimana bisa bunuh diri?”
Li Fu berkata: “Sekarang belum tahu bagaimana menjelaskannya. Nona Du, saya sarankan Anda menghubungi keluarga tersangka, minta mereka mencari kami sebagai perwakilan investigasi kasus ini.”
Du Qingqing bertanya: “Anda yakin dengan peluang sukses?”
“Saya yakin.” Li Fu mengangguk dengan pasti.
……
Dua hari kemudian, ruang rapat multifungsi Perusahaan Du mengadakan konferensi pers dengan protagonis orang tua tersangka dan pengacara tersangka. Li Fu dan Du Qingqing hadir.
Sejak awal seorang wartawan bertanya: “Katanya kalian mengajukan hipotesis korban bunuh diri, benarkah?”
Ayah tersangka menjawab: “Benar. Kami mempercayakan investigasi ke Perusahaan Investigasi Bisnis Bintang, dan menemukan kasus ini murni sebuah jebakan.”
Wartawan itu tertawa: “Saya kurang paham, maksud Anda seseorang diikat lalu ditusuk di punggung, itu bunuh diri?”
“Mungkin saya perlu mendemonstrasikannya dulu.” Kata Li Fu.
Li Fu mengambil sebuah pena dan berkata, "Anggaplah ini pisau buah." Dia meletakkan pisau buah palsu di jendela sebelah. Kemudian mengeluarkan tali yang sama dengan TKP dan mulai mengikat dirinya sendiri. (Detail ikatan tidak dijelaskan) Menggunakan gigi dan dua tangan, Li Fu dengan cepat mengikat diri persis seperti korban di TKP. Li Fu kemudian berjalan ke depan pena, berbalik ke belakang dan menggunakan kekuatan penuh: "Pisau buah menembus jantung, korban menggunakan sisa tenaga untuk berlari ke depan. Akhirnya jatuh empat meter dari tempat kejadian. Inilah kebenaran seutuhnya kasus ini. Korban dalam keadaan putus asa, sengaja membuat skenario kematian untuk menjebak tersangka."
Wartawan setelah melihat bertanya, "Tuan Li Fu, boleh saya tanya, apakah kalian memiliki bukti?"
Li Fu mengetuk keyboard komputer, foto ditampilkan di layar besar: "Ini adalah bekas darah percikan kecepatan tinggi yang terekam di posisi etalase. Posisi ini sangat cocok untuk menempatkan pisau buah. Kekuatan benturan manusia sangat besar, gagang pisau buah meninggalkan lekukan kecil di etalase. Saya rasa polisi mungkin mengabaikan level ini. Bukti penting lainnya, tinggi badan tersangka 1,8 meter, sedangkan korban 1,64 meter. Apapun sudut yang digunakan korban untuk menusuk diri sendiri, pasti akan ada deviasi sudut. Laporan otopsi dari pengacara menunjukkan pisau buah masuk secara horizontal ke punggung korban. Jika ingin mencapai efek ini, tersangka harus memposisikan pisau secara datar di perut lalu menusuk secara horizontal. Kalian bisa mencoba eksperimen ini - sangat sulit mengeluarkan kekuatan dan menjaga keseimbangan tekanan. Perhatikan, mata pisau harus sejajar horizontal dengan tanah. Jadi berdasarkan bukti saat ini, korban melakukan bunuh diri balas dendam setelah ditolak tersangka, sengaja membuat skenario pembunuhan."
Wartawan berkata: "Ada kemungkinan tersangka menempatkan pisau terlebih dahulu, lalu korban sengaja membenturkan punggungnya."
Pengacara menanggapi: "Menurut prinsip hukum kita yang menganut praduga tak bersalah, kami akan melakukan pembelaan bebas untuk klien berdasarkan bukti dari Perusahaan Investigasi Bintang. Saya percaya hukum itu adil."
Ni Qiu yang berdiri di samping berkomentar pada Yu Ming: "Li Fu memang kompeten. Tapi bukankah dia doktor ilmu komputer dan matematika?"
"En." Yu Ming membalas singkat.
“Hasil akhir, polisi menerima bukti yang diberikan oleh Perusahaan Investigasi Bintang, sekaligus memverifikasi bahwa gagang pedang mengandung materi yang sama dengan permukaan luar etalase, sementara di banyak titik tali ditemukan DNA almarhum. Kejaksaan akhirnya tidak menuntut tersangka karena buti tak cukup. Sebagian besar netizen menerima penjelasan Li Fu, sebagian kecil masih mempertanyakan metode almarhum mengikat diri sendiri.”
……
Liu Mang melihat koran, menghantam meja: “Ikan asin berubah nasib.”
Wang Chao mendekati Liu Mang: “Bos, kudengar Tuan Du membawa sebotol sampanye ke Perusahaan Investigasi Bintang.”
“Tentu saja, Perusahaan Investigasi Bintang berada di bawah nama Grup Internasional Du.” Liu Mang berkata: “Serahkan kontrak itu padaku, aku akan memberi mereka penghormatan tambahan.”
Wang Chao merasakan hawa dingin di kaki bertanya: “Bos, yang itu? Bukankah terlalu tegas?”
“Jangan menunjukkan kemurahan hati pada lawan.”
Ada tipe orang yang menghasilkan jutaan dalam hitungan menit, itulah Tuan Du. Kehadiran Tuan Du membawa sebotol sampanye benar-benar membuat Du Qingqing merasa tersanjung. Sekretaris Xiaohong membawa beberapa gelas sampanye, Tuan Du membuka sampanye sambil berkata: “Li Fu, kali ini kerjamu bagus, sangat memuaskan. Ini bukan sekadar masalah popularitas perusahaan, yang terpenting adalah kau telah membantu seorang orang biasa, memulihkan namanya. Bagus.”
“Terima kasih pujian Tuan Du.” Li Fu mengangkat gelas memberi hormat.
“Sial, beberapa hari ini kelas hanya membahas pakaian, tidak menyebut cara minum sampanye.” Yu Ming mengambil sampanye meniru Li Fu mengangkat gelas memberi isyarat, menyesap sedikit, asam bukan main, benar-benar tidak enak. Pantas saja Schumacher selalu menyemprotkan sampanye ke orang.
