Hantu pria mendekati pasangan yang sedang bercumbu dengan penuh penyesalan: "TMD, sayur sawi putih bagus diinjak-injak babi."
Hantu wanita tertawa: "Kau bisa jadi yang nomor dua."
“Langsung buka saja, aku yang pertama maju……”
“Kau benar-benar berani mesum, ingin Mati?” Hantu perempuan berbicara tegas, lalu berubah halus: “Namun, besok kita bisa menyewa kamar.”
“Ah, kubangan tak berminat sama sekali.” Hantu pria menggosok pelipis dengan satu tangan: “Kepalaku agak pusing.”
“Aku juga.” Hantu perempuan melihat pasangan mesum di lantai yang sudah berhenti bergerak.
“Pusing sekali.” Hantu pria terhempas ke tanah.
“Ada apa?” Tiga detik kemudian, hantu perempuan ikut terjatuh, dari posisi terbaring melihat jimat yang masih mengepulkan asap: “Benar-benar Musnah manusia dan hantu.”
Sepuluh menit kemudian, Zhang Ruonan memimpin empat polisi memasuki rumah leluhur. Sampai di lobi utama dia berteriak: “Bangsat, ada kecurangan. Hati-hati asapnya mengandung zat bius.” Mendekati Yu Ming yang tangannya masih berada di posisi tertentu. Zhang Ruonan menarik tangan Yu Ming, membantu Du Qingqing mengaitkan bra dan kancing kemeja: “Dasar kecil, sembarangan makan tahu.”
……
Keesokan harinya, Du Qingqing perlahan sadar. Reaksi pertama adalah meraba tubuhnya. Masih berpakaian, baru lega membuka sedikit mata. Menyadari dirinya masih terbaring di atas karpet dalam rumah leluhur dengan selimut tambahan. Banyak orang baru di rumah leluhur. Semua polisi. Perlahan menoleh. Melihat Yu Ming di seberang yang berselimut sedang mengobrol dengan seorang polwan.
Yu Ming meneguk N kali air lalu berkata: “Petugas Zhang, kau sangat-sangat tak berperi kemanusiaan. Aku diperkirakan seharusnya sudah di rumah sakit, bagaimana masih di sini?”
Zhang Ruonan tersenyum: "Maaf, ini interogasi dadakan. Mereka bilang ada yang akan bertransaksi jam 2:30 dini hari, jadi kami menyiapkan penyergapan. Untuk tidak membangkitkan mereka, terpaksa kami harus mengganggu kalian."
Yu Ming bertanya: "Mereka siapa?"
"Mereka adalah tim sales pabrik narkoba di Kota A yang mengincar rumah leluhur ini. Di sini mereka menjual metamfetamin dan pil ekstasi untuk Kota A dan tiga kabupaten sekitarnya. Sudah lama kami curiga ada sindikat suplai narkoba ringan di Kota A, tapi belum ada petunjuk." Zhang Ruonan menjelaskan: "Mereka sangat hati-hati, setiap kali menyuruh penerima barang memakai penutup kepala, lalu berjalan jauh melalui jalan setapak ke rumah leluhur ini. Di desa alami terdekat hanya ada beberapa kepala keluarga, yang tua renta dan anak-anak kecil. Sama sekali tidak mungkin menemukan aktivitas mereka."
"Rumah leluhur ini juga gudang inventaris mereka. Setiap malam mereka mengangkut narkoba dari pabrik, lalu menyembunyikannya di bawah lantai. Satu kali pengiriman bisa dijual selama sebulan. Lokasinya terpencil, tidak dekat desa maupun kota. Sangat aman bagi mereka. Pernah ada warga desa yang tidak sengaja melihat transaksi mereka, mengira melihat hantu. Mereka lalu memanfaatkan rumor ini agar penduduk sekitar tidak berani mendekati."
Yu Ming mengangguk: "Lalu perasaan tidak benar yang kurasakan sebelum pingsan itu karena apa?"
"Seharusnya obat bius dan afrodisiak!" Zhang Nuonan berkata, "Beberapa bulan terakhir, sering ada yang mengganggu. Pabrik narkoba mereka khusus merendam kayu bakar. Begitu dibakar, zat itu akan terlepas. Semakin banyak dibakar, semakin kuat efeknya. Mereka juga memasang empat alat semprot obat halusinogen di berbagai tempat. Ini untuk mencegah perlawanan. Jika ada yang melawan sampai menyebabkan korban jiwa, polisi pasti akan melakukan pencarian besar-besaran di rumah leluhur ini."
Yu Ming memahami bahwa biaya narkoba ringan ini sangat murah, bertanya, "Lalu darah itu?"
"Mereka menyiram darah sapi atau darah apa saja di beton, menunggu sebentar lalu membasuhnya. Semua tidak akan terlihat. Tapi ketika api cukup besar dan beton cukup panas, darah yang meresap ke lantai akan menguap. Ini trik tipuan dukun wanita Amerika Selatan untuk mengeruk uang." Zhang Nuonan melanjutkan, "Menurutku persiapan mereka cukup baik. Mengapa kamu yakin itu manusia bukan hantu? Mengapa mereka pingsan?"
"Hmm, apakah kalian mengganti rugi ponsel?" Yu Ming menjawab diluar konteks. Di dalam ponsel terdapat penguat sinyal. Yu Ming menginjak ponsel hingga rusak, sinyal menghilang. Zhang Nuonan bergerak. Pagi itu setelah Yu Ming berkeliling ke desa alami terdekat, dia menghubungi Zhang Nuonan. Alat kecil itu juga disediakan Zhang Nuonan.
"Kami ganti rugi." Zhang Nuonan berkata, "Ponselmu sepertinya bekas, harga aslinya cuma sekitar 200 yuan... Kami akan ganti sesuai harga asli."
"Polisi Zhang, kalau begini lain kali kami tidak mau bekerja sama lagi." Yu Ming tersenyum, melirik Du Qingqing yang memejamkan mata lalu bertanya, "Pak Polisi Zhang, tadi malam... Aku agak tidak ingat jelas."
Zhang Nuonan melihat Du Qingqing, berbisik rendah: "Saat itu, tanganmu berada di tempat yang tidak semestinya. Tapi celana dalam kalian berdua masih terkancing rapat."
"Hanya mencicipi tahu sedikit."
"Kurang lebih."
"Bisa tolong bagian ini..."
"Tenang saja." Zhang Nuonan berkata dengan heroik: "Kau membantuku, aku membantumu. Sekarang kau membantuku, jawablah - menurutmu kenapa ini manusia bukan hantu?"
"Ada jejak sepatu." Yu Ming menjelaskan: "Awalnya aku tidak yakin, tapi kemarin pagi saat memeriksa ruangan kudapati beberapa jejak sepatu wanita. Meski sudah agak lama, setahuku tak ada perempuan yang bergerak di sini belakangan. Sedangkan hantu tidak perlu pakai sepatu. Selain itu, Li Fu terlihat ada bekas seretan, menyebabkan kaki yang mengikuti gerakan itu terkena darah."
"Kenapa tidak langsung laporkan polisi?"
"Posisi berbeda. Tugas kalian menangkap pencuri, tugas kami menyelidiki kebenaran rumah hantu ini. Jika dilaporkan, polisi datang tapi tidak menemukan apa-apa. Pelaku sudah kalian takuti, kami tidak bisa mempertanggungjawabkan. Jadi kuminta kalian menyembunyikan diri di hutan dan lereng. Aku sangat berterima kasih, kalian mau mempercayai penuturanku sepihak."
"Tidak sepenuhnya berdasarkan pernyataan sepihakmu." Zhang Nuonan berkata: "Kasus rumah leluhur ini selalu tercatat di tim kriminal kami. Tapi karena tidak ada korban jiwa atau pencurian, dan polisi sudah menyelidiki sekali lagi, jadi tidak ada investigasi khusus untuk kasus ini. Saat kamu menelepon kemarin pagi dan bilang rumah leluhur bermasalah, saya langsung tertarik. Kasus cucu Ping waktu itu, kamu yang berhasil mengungkap misteri pembunuh bayaran. Saya pikir bisa mempercayaimu sekali lagi. Lagipula, yang ikut kemarin semuanya rekan kerja yang sedang tidak dinas, meski dipermainkan olehmu, tidak mengganggu pekerjaan resmi. Pertanyaan terakhir, apa yang kamu bakar tadi? Hampir membuat kami semua pingsan."
"Jimat mantra." Yu Ming tersenyum. Jimat-jimat ini direndamnya dalam obat-obatan yang dibeli Ni Qiu, lalu diangin-anginkan semalaman. Daya obat dari segenggam jimat itu bisa membuat lima ekor sapi pingsan, tentu dengan efek suntikan. Efek asap dari pembakaran tidak sempurna juga cukup baik, karena tidak ada angin dan di lobi yang kedap udara. Tapi Yu Ming menduga campuran obat dari para pengedar narkoba lah yang membuat efeknya berlipat ganda.
Tangan yang menyentuh area terlarang? Du Qingqing memahaminya. Kondisi objektif dimana sedikit pelecehan fisik terjadi, lebih baik dianggap tidak tahu oleh kedua belah pihak. Dia tidak seperti di drama Korea yang langsung menampar Yu Ming, lalu memulai kisah cinta mengharukan penonton. Yang tak terduga oleh Du Qingqing, semuanya berada dalam kendali Yu Ming yang bahkan berkoordinasi dengan tim kriminal. Anak ini tidak memberi tahu apapun, membuatnya melewati malam dengan perasaan takut dan was-was.
“Bos saya ini sangat baik. Kemarin saya benar-benar agak ketakutan. Dia perempuan, pasti lebih takut daripada saya. Tapi dia seperti kakak, sangat berani melindungi dan menghibur saya. Saya percaya bahkan jika ada hantu sungguhan, dia tidak akan pingsan.”
Zhang Nuonan tertawa: "Kalau begitu tindakanmu kemarin bisa dianggap inses."
"Petugas Zhang, kau benar-benar menjijikkan. Selain itu, saya sama sekali tidak ingat apa-apa, jadi tidak bisa dianggap mencari keuntungan kan?"
