Suatu pagi, saat kamu terbangun oleh alarm, masih samar-samar mengantuk di kamar mandi sambil menggigit sikat gigi. Tiba-tiba seorang wanita cantik tak dikenal langsung masuk ke kamar mandi, berjalan ke toilet, menarik celana tidur dan duduk di kloset mulai buang air kecil. Apa ini mimpi? Mimpi basah yang tak berbekas? Atau mimpi buruk yang menggetarkan jiwa?
Yu Ming menggigit sikat gigi, terpaku melihat cermin, seolah berpikir langkah selanjutnya. Saat itu seorang gadis cantik berbaju T-shirt longgar melayang masuk. Soal ada atau tidaknya celana pendek di balik T-shirt itu, Yu Ming tak pernah bisa mengingatnya. Di cermin, Yu Ming melihat sesosok wanita berambut pendek menunduk, tangan mencengkeram rambut, lewat di belakangnya. Otak Yu Ming masih belum mulai berfungsi.
Sampai suara air dari bilik mandi terdengar, Yu Ming baru refleks menoleh. Di balik kaca tebal terlihat jelas siluet seorang perempuan sedang duduk, suara cipratan air terdengar jelas di telinganya. Otak Yu Ming mulai bekerja: Di mana dirinya? Kampus? Tidak, dia sedang bekerja, sekarang dia tinggal di...
Suara flush toilet. Perempuan itu membuka pintu kaca bilik mandi, seolah menganggap Yu Ming tak ada. Dengan tubuhnya, dia menyikut Yu Ming keluar dari area wastafel. Perempuan itu mencuci tangan dengan mata setengah terpejam, berbalik badan, menyambar handuk di bahu Yu Ming untuk mengeringkan tangan, lalu menghilang seperti angin.
Lima detik kemudian, Yu Ming menggelengkan kepala. Mimpi? Dirinya benar-benar talenta, berdiri pun bisa ketiduran. Tapi... Kenapa handuk ada di lantai? Kenapa ada suara air di kloset? Kenapa...
Du Qingqing yang sedang di kamar mandi suite mendengar teriakan Yu Ming, buru-buru menyelesaikan urusannya dan keluar: "Ada apa?"
Yu Ming memandang Du Qingqing, berpikir sejenak lalu berkata: "Tidak tahu."
Du Qingqing murka: "Tidak tahu tapi teriak pagi-pagi begini? Memanggil arwah ya?"
"Aku..." Yu Ming menjawab: "Baru saja ada perempuan, dia pakai kamar mandi."
"Iya, aku baru saja di kamar mandi." Du Qingqing memancarkan kekuatan membunuh: "Mau bilang apa? Apa aku tidak boleh pakai kamar mandi?" Bangun pagi, amarah manusia memang lebih mudah meledak. Inilah yang disebut morning anger.
Yu Ming mengangkat tangan pasrah. Tiba-tiba seorang perempuan muncul dari pintu suite Du Qingqing, memeluknya dari belakang dan menariknya pergi: "Sayang, ayo tidur lagi sebentar."
Yu Ming menggigil kedinginan. Du Qingqing yang melihatnya langsung tahu Yu Ming salah paham, dengan panik berteriak: "Dia temanku, bukan teman jenis itu. Teman baik saja."
Perempuan itu menggesekkan wajahnya ke leher Du Qingqing: "Aku suaaa sekali sensasi kenyal-kenyal begini."
Tiba-tiba, perempuan itu membuka mata dan menatap Yu Ming sambil berteriak: "Ngapain melototin? Nggak pernah liat cewek ya?"
Baiklah, kebenaran terungkap. Yu Ming memutar kepala sambil memencet pasta gigi, menyikat gigi dalam diam.
Du Qingqing panik, mendorong perempuan itu dan mendekat: "Yu Ming, jangan berpikir macam-macam, juga jangan sembarangan bicara. Aku dan dia bukan teman jenis itu." Masalah ini bisa jadi besar atau kecil, jika tersebar di internal perusahaan, reputasiku akan terkena pukulan berat.
"Aku yang urus!" Perempuan itu mendekat, mengambil pisang dari meja kopi dan mengancam Yu Ming dengan senyum sinis: "Kalau kau bocorkan rahasia kami, hati-hati... Mengerti?" Perempuan itu mematahkan pisang jadi dua.
"Dasar cewek nggak bisa diem!" Du Qingqing memperkenalkan: "Dia Hai Na, sahabatku. Yu Ming, staf di perusahaanku."
Hai Na bersandar di wastafel tanpa bicara, mengangkat pisang ke depan Yu Ming, mencubitnya hingga separuh meloncat. Lalu menelan pisang itu sekaligus: "Senang berkenalan, Yu Ming ya?"
Yu Ming memutar kepala, meludahkan air kumur ke wastafel, mengambil handuk mengusap wajah lalu berbalik: "Nona Du, aku berangkat kerja dulu."
"Hmm... pergilah."
Yu Ming berpikir sejenak, menoleh ke Hai Na dengan sopan: "Pisang itu mentah dan sepat, sangat tidak enak kan? Kemarin aku coba gigit sekali, benar-benar nggak bisa ditelan."
"Yu Ming sudah pergi." Haina muntah sebentar, lalu berkata pada Du Qingqing: "Dia benar, pisang ini benar-benar bukan untuk ditelan sembarangan orang. Apalagi aku belum gosok gigi."
Du Qingqing meliriknya: "Dasar sok-sokan."
"Jahat banget, Sayang." Haina mendekat dengan genit: "Cium dong. Sebagai penghargaan sudah temani kamu lembur sampai tengah malam."
……
Yu Ming tidak pernah nebeng mobil Du Qingqing. Nebeng adalah perilaku yang tabu. Sekali dua kali, bahkan sepuluh kali mungkin tidak masalah. Tapi jika nebeng dianggap sebagai kewajiban pemilik mobil, kedua pihak akan dirugikan. Terutama beberapa orang yang nebeng dengan seenaknya, suatu hari jika ditolak malah akan membicarakanmu di belakang. Makanya Yu Ming lebih baik datang ke perusahaan 15 menit lebih awal daripada nebeng mobil Du Qingqing.
Hari ini Ni Qiu bahkan lebih pagi dari Yu Ming, terlihat sedang dalam mood bagus. Melihat Yu Ming, dia menyapa. Yu Ming membalas salam dan bertanya. Rupanya anak ini sudah bangun jam 6 pagi. Alasannya, dia menerima order via ponsel. Mencari anjing langka yang hilang. Majikan langsung menawarkan 5000 yuan. Ni Qiu menghabiskan setengah jam menemukan anjing itu, sukses mendapat komisi 500 yuan.
Hal ini membuat Yu Ming penasaran, menarik kursi duduk di samping Ni Qiu: "Ni Qiu, sepertinya kamu punya keahlian khusus dalam mencari kucing dan anjing. Ada tips rahasianya?"
Ni Qiu menjawab bangga: "Waktu di penjara, teman sekamarku dijuluki Raja Hewan. Dia pria tua 67 tahun, dulu pekerja sementara di pusat penampungan hewan. Dia mengajariku beberapa jurus."
"67 tahun? Tuduhan apa?"
“Penculikan. Dia mengambil pisau steak untuk menculik seorang satpam bertubuh besar di restoran steak. Hasilnya dia dibanting.”
“Ini tidak sesuai dengan logika ya.”
“Di hari pertama keluar penjara, dia menghatm ATM lalu bersikeras minta dihukum lebih lama.”
Yu Ming mengerti, ini urusan pensiun.
Ni Qiu berkata: “Yu Ming, persahabatan kita cukup baik. Tapi ini pekerjaan teknis. Jadi...”
“Mengerti Mengerti.” Yu Ming tahu makna ‘murid pintar membuat guru kelaparan’. Sulap dan teknik ribuan sama, master jarang menerima murid. Meski menerima, hanya mengajarkan dasar. Yang sesungguhnya harus dipahami sendiri oleh murid. Telepon rumah berdering, Yu Ming mengangkat: “Halo... Oh, baik.”
Du Qingqing melangkahi pintu masuk, Yu Ming berkata: “Nona Du, Li Fu bilang akan terlambat, macet di jalan.”
“Tak masalah, di bidang ini sama sekali tidak perlu jam kerja sembilan pagi hingga enam sore.” Yang bicara adalah Hai Na di belakang Du Qingqing. Hai Na memakai celana pendek jeans, baju dalam hitam ketat, dan jaket jeans. Hai Na berkata: “Mulai hari ini, aku CEO utama kalian.”
Yu Ming, Ni Qiu, Du Qingqing serentak memandang Hai Na, sepertinya Du Qingqing juga tidak tahu hal ini.
Hai Na tak peduli, mengeluarkan setumpuk data dari tas dokumen Du Qingqing: “Apa yang paling kurang di perusahaan kita? Kamu... jawab.”
Ni Qiu menjawab: “Reputasi.”
“Omong kosong, prestasi. Jadi mulai hari ini, kita harus mulai menyret prestasi.”
Yu Ming berkata: “CEO Hai, soal menyret BOSS saya tahu, tapi bagaimana cara menyret prestasi?”
"Haha!" Haina tertawa lepas, mengeluarkan selembar kertas dan menghantammnya ke meja: "Lihat ini."
Yu Ming mengambil kertas itu, Ni Qiu mendekat. Atasan dipenuhi tulisan berbagai unit dan nomor kontak. Termasuk: perusahaan pengiriman, perusahaan jasa rumah tangga, perusahaan pembuka kunci, perusahaan perbaikan, perusahaan calo, perusahaan hiburan, perusahaan saham, firma hukum...
