“Yu Ming.” Seorang pria tersenyum ambigu: “Kau...” Sepuluh menit sebelumnya dia bahkan tidak mengenal Yu Ming, sebenarnya sepuluh menit kemudian pun dia hanya tahu nama Yu Ming. Tapi inilah pergaulan.
“Ah, senyummu mesum sekali.” Haina mengencangkan genggaman di bahu Yu Ming, Yu Ming pamit. Semua menunjukkan ekspresi "aku mengerti". Nona Besar Hai terkenal di kalangannya. Publik mengenalnya karena siaran langsung memukul presenter, kalangan dalam tahu dia pernah menumpahkan semangkuk salad ke wajah seorang anak orang kaya. Penyebabnya, si anak orang kaya ini merebut pacar adiknya dan mengejek adiknya di depan Haina. Ini kesalahan fatal. Kesalahan lebih besar si anak orang kaya adalah membalas kekerasan, akhirnya babak belur dipukuli.
“Sedang apa?” Yu Ming kesal, dia sedang mengobservasi orang-orang ini sambil memverifikasi perbedaan kebiasaan antara dirinya dan mereka, kesempatan langka ini.
Haina berkata: “Kau cari mati, Bertindaklah!”
“Jam 11. Sekarang baru jam 8.30.” Kata Yu Ming: “Dan aku kurang dua pasang sarung tangan operasi.”
“Kenapa harus jam 11?”
“Karena koki yang bertugas membuat makanan larut malam sudah pulang ke rumah, dapur kosong tidak ada orang.” Yu Ming mencelupkan tangan ke air dan menggambar di atas meja kaca: “Dari pintu belakang dapur kita bisa langsung menuju ke kamar mayat. Di depan pintu kamar mayat ada seorang satpam yang berdiri. Tugasmu adalah mengalihkan perhatian satpam itu selama lima detik. Lalu pastikan tidak ada yang masuk ke kamar mayat sebelum aku keluar.”
“Bagaimana cara mengalihkannya?”
“Kau ini perempuan, sangat mudah.”
“Sial...” Haina mengangkat tangan hendak memukul kepala Yu Ming.
Yu Ming yang sudah siaga, menggunakan dua tangannya menangkis dan mencengkeram lengan Haina: “Kau salah paham, menurutku kau tidak bisa mengandalkan daya tarik seksual untuk menaklukkan satpam itu. Kau bisa pura-pura terjatuh, sebagai satu-satunya wanita di sekitar, satpam pasti akan memeriksamu.”
“Masuk akal. Hmm? Apa maksudmu aku tidak bisa mengandalkan daya tarik seksual?” Haina bertanya dengan aura kekuatan membunuh.
“Artinya satpam itu sangat profesional. Kita harus mempertimbangkan semua kemungkinan terburuk. Misalnya satpam itu mungkin punya masalah fisiologis dll. Sudah, jangan bahas ini lagi. Aku tidak bisa menjamin berapa lama akan keluar. Sebelum aku keluar, jangan biarkan siapa pun masuk. Sebelum keluar, aku akan meneleponmu, lalu kau alihkan lagi satpamnya.”
“Jatuh lagi?”
“Bisa saja, jika itu satu-satunya cara yang kau pikirkan.” Yu Ming tak berdaya mengeluh.
“Setelah dapat berlian, lalu?”
“Diam-diam kembalikan berlian ke ruang rahasia, lalu ‘tidak sengaja’ menemukannya.”
Haina bertanya: “Jika gagal mengambil berlian?”
Yu Ming berpikir sejenak: “Kami akan mengembalikan penuh biaya delegasimu.”
“Yu Ming, aku akui kau sedikit lebih pintar dariku. Jadi selama ini aku sudah menahanmu mempermainkanku. Jika kau bisa dapatkan berlian itu, aku akan memaafkanmu. Kalau tidak bisa... hehe. Kau paham maksudku.” Haina merapikan kerah baju Yu Ming: “Bersenang-senanglah, aku akan keluar beli sarung tangan. Kita ketemu jam sebelas.”
Yu Ming menghela nafas lega melihat Haina meninggalkan vila. Yu Ming sama sekali tidak percaya Haina bisa mengulur waktu yang dibutuhkan untuk otopsi, kecuali kalau semua orang di masa depan dipukul pingsan. Dia punya rencana lain yang tidak bisa diikutkan Haina. Karena aktingnya terlalu buruk.
Diam-diam Yu Ming menemui teman Haina, berbisik-bisik sejenak. Teman Haina mengangguk, naik ke lantai dua sebentar lalu turun bersama ibunya. Ketiganya menuju kamar mayat. Satpam di pintu berkata: "Tuan Muda Kelima, Nyonya Keempat."
Teman Haina berkata: "Buka pintu."
"Baik." Satpam membuka pintu. Semasa Tuan Besar masih hidup, Nyonya Keempat tidak disukai. Tapi sekarang Tuan Besar sudah mati, dan Tuan Muda Kelima juga punya bagian warisan. Dia tidak mau menyinggung Tuan Muda Kelima.
Ketiganya memasuki kamar mayat. Peti mati terletak di bagian paling dalam. Teman Haina memapah ibunya duduk di samping. Yu Ming menggulung lengan bajunya dan membuka tutup peti mati. Semoga Buddha memberkati - orang kaya tidak pakai paku peti mati. Setelah membuka peti, Yu Ming kembali takjub pada kekuatan uang. Sudah beberapa hari meninggal, kulit mayat masih terlihat halus kemerahan berkilau.
Yu Ming berbalik badan, menghitung sisi kiri dan kanan. Jangan remehkan detail ini, banyak orang yang salah memotong kaki kiri dan kanan. Yu Ming membuka jas mayat itu, lalu bergumam. "Pakaian ini pasti harganya sepuluh hingga dua puluh ribu. Pantas pacarnya yang senior di kampus bilang suka sifat sentimentalku. Dia tak tahu masalahnya adalah uang."
Menggigit gigi, sebilah pedang diayunkan. Sekresi meletus keluar. Yu Ming memiringkan tubuh sejauh mungkin. Sebenarnya tidak semenjijikkan yang dibayangkan. Asal bisa menganggapnya seperti daging di pasar. Hah? Kulit terbelah. Lambungnya di mana? Yang mana lambung? Yang ini mirip.
Yu Ming melepas satu sarung tangan, mengeluarkan ponsel dari saku dan membuka internet. Semua gambar kartun. Dari serial detektif Amerika, organ dalam terlihat jelas. Oh, begitu caranya. Kerongkongan turun, dipotong. Dituangkan. Sebutir berlian muncul di tangan Yu Ming.
"Minggir!" Suara kemarahan terdengar dari pintu.
Satpam menaikkan volume: "Nyonya Ketiga, Tuan Muda Ketiga mohon ditunggu."
Bangsat. Yu Ming melepas sarung tangan yang berlumuran darah dan kotor. Dengan menggigit gigi memasukkannya ke dalam perut. Lalu memakaikan baju pada mayat. Saat ini Nyonya Ketiga menembus masuk. Nyonya Keempat dengan cerdik mendekati peti mati, kedua tangannya menempel di tepi peti sambil menangis membantu Yu Ming mengancingkan baju.
“Nyonya Ketiga masuk, hanya melihat dua pemuda berdiri di belakang Nyonya Keempat yang sedang berbaring di tepi peti mati sambil menangis. Nyonya Ketiga menyeringai dingin: "Sudah kuduga ini ulasan si rubah. Atas dasar apa kau menerima uang terbanyak di antara kami bersaudara?"
"Bibi Kedua, menurutku ini bukan tempat untuk bertengkar." Tuan Muda Kelima menjawab dengan sopan.
Tuan Muda Ketiga juga membujuk. Hubungannya dengan Tuan Muda Kelima cukup baik. Musuh bersama mereka adalah Tuan Muda Pertama yang telah membagi warisan terbanyak. Nyonya Ketiga juga memahami prinsip ini. Meski tak menyukai Nyonya Keempat, tapi mereka sama-sama korban keadaan. Awalnya ia ingin mencari-cari masalah dengan Nyonya Kedua. Dengan suara "Hmph" ia meninggalkan kamar jenazah.
Yu Ming takkan bodoh memberitahu Nyonya Keempat tentang benda asing di perut almarhum Tuan Besar yang akan memicu keributan panjang. Hanya berbisik rendah: "Berlian sudah didapat."
Tuan Muda Kelima mengangguk: "Ibu, mari kita pergi!" Setelah berkata demikian, bersama Yu Ming mereka menurunkan penutup peti mati.
Pukul sepuluh, Haina tiba di vila dengan mobil sport. Sedikit senyum terlihat di sudut bibirnya. Ia memutuskan memberikan hadiah layak untuk Yu Ming dengan mengajaknya jalan-jalan. Baru saja masuk vila, Yu Ming memberi kode dari jendela lantai dua: "Naik ke sini."
Haina naik ke lantai dua dan menemukan empat lima orang di ruang rahasia perpustakaan. Mereka semua senior yang masuk ke ruang rahasia karena usulan Tuan Muda Kelima untuk melihat foto keluarga teman lama. Haina melihat Yu Ming juga sedang mengagumi foto keluarga itu. Ia bergegas mendekat. Yu Ming menoleh, kakinya menyenggol keranjang sampah. Haina menendang keranjang sampah itu dengan murka, tapi seketika terkejut bertanya: "Apa itu?"
Suara itu menarik perhatian semua orang. Mereka memandang ke lantai dimana sebutir berlian menggelinding. Haina mendekat dan mengambil berlian itu dengan takjub: "Ini... bukankah Bintang Harapan? Kenapa ada di keranjang sampah?" Akting terbaik adalah akting yang nyata. Kejutan Haina sama sekali tidak dibuat-buat.
Haina melirik Yu Ming yang menunjukkan ekspresi terkejut. Tunggu... anak ini sengaja menyenggol keranjang sampah untuk membuatku menemukan berlian? Berani sekali berpura-pura seolah tidak tahu? Dasar, seseorang sudah tidak sabar ingin mati.
Tapi Haina hanya sempat berpikir sejauh itu. Para senior berkerumun: "Ini benar Bintang Harapan. Segera panggil pengacara." Dengan ditemukannya Bintang Harapan, surat wasiat bisa diumumkan sesuai aslinya tanpa ada masalah lagi.
