Ni Qi menatap Du Qingqing, kapan Li Fu bisa akrab dengan eksekutif Du Shi International? Du Qingqing juga sama-sama kebingungan. Ayah Xiao Ying, Du Lei, adalah Manajer Umum Divisi Luar Negeri Du Shi International, sosok berpengaruh sekaligus anggota penting dewan direksi.
Du Lei menduduki peringkat keempat di antara petahana. Menurut peringkat tak resmi Departemen Administratif lantai 10, Tuan Du adalah nomor satu dengan saham terbanyak. Meski paling santai, ia bertanggung jawab atas strategi makro perusahaan. Nomor dua: Direktur Du Shi China dengan karyawan terbanyak, mengelola perusahaan dan saham yang tersebar di seluruh negeri termasuk empat perusahaan terbuka di bidang properti dan hotel. Nomor tiga: Departemen Perdagangan Ekspor-Impor yang menangani barang mewah seperti mobil, setelan jas, dan berlian, juga produk energi seperti mineral dan minyak. Du Lei sebagai nomor empat semakin bersinar seiring fokus Du Shi International pada pasar global.
Li Fu menjelaskan kebingungan mereka: "Ayah Xiao Ying dan ayahku adalah teman sekampus, lalu bekerja bersama di perusahaan multinasional selama lima tahun. Setelah Tuan Du kembali ke Du Shi International memimpin divisi regional luar negeri, mereka berpisah. Namun Tuan Du tetap menjaga kontak sampai beberapa tahun lalu ketika ayahku terlibat kasus pembunuhan geng dan masuk program perlindungan saksi US Marshals. Kedatanganku ke China selain mencari ibu kandung, juga menyampaikan salam ayahku untuk Tuan Du."
Ni Qi bertanya: "Kau tidak ikut program perlindungan?"
“Saat itu saya sudah dewasa, saya menolak program perlindungan saksi. Namun saya juga mengganti nama, Li adalah marga ibu saya. Nama Inggris saya adalah Brown Li.”
Du Qingqing mengangguk: “Ternyata begitu.” Ini bukan kabar baik, Li Fu adalah jenderal andalan nomor satu saya, Lembaga Investigasi Bintang menjadi terkenal berkat dia. Tapi dia adalah putra teman Du Lei, memiliki pendidikan tinggi, mana mungkin masih mau menetap di kuil kecil seperti ini?
Ni Qiu juga paham hal ini, sejujurnya, memiliki makhluk level setinggi itu di kantor bukanlah hal baik. Pergi saja... Perasaannya belum sepenuhnya pulih, kemarin lari marathon seperti orang kesetanan tidak meredakan frustrasinya. Semalam insomnia, dia sama sekali tidak mendoakan Keer bahagia, terus membayangkan Tuan Lin tiba-tiba tertabrak mobil sampai mati...
Dia hanya bisa kesal, karena yang dijahatinya adalah istri orang. Ungkapan aneh seperti ini sulit diterima Ni Qiu. Melihat ke sekeliling, tanpa Yu Ming selalu terasa kehilangan teman ngobrol.
Li Fu justru sibuk, menerima tugas mencari dua remaja putri hilang. Menurut penilaian, kedua gadis ini mungkin sedang menemui kenalan online. Dia sedang meretas akun QQ dan game mereka untuk mendapatkan data. Tidak memperhatikan Ni Qiu dan Du Qingqing, sambil bekerja memikirkan hukum berbagai negara. Menilai perlindungan anak di bawah umur di Tiongkok masih kurang diperhatikan.
Saat ini, telepon kantor Yu Ming berdering. Untuk menghindari gangguan, Yu Ming mengalihkan telepon kembali ke perusahaan sebelum tidur.
Du Qingqing kebetulan keluar dari ruang teh, mengangkat telepon: “Halo.”
“Aku ingin mencari seseorang.” Suara parau terdengar.
Du Qingqing tiba-tiba berubah pucat, gagang telepon terlepas dari tangannya. Ni Qiu dengan refleks menyambar gagang telepon itu. Ia melirik Du Qingqing penuh tanya, lalu menekan tombol speaker. Suara parau itu mengulang: "Aku ingin mencari seseorang."
Li Fu merinding, mendekat dan bertanya: "Selamat siang, siapa yang ingin Anda cari?" Jika ingatannya tidak salah, ini adalah suara Sang Pangeran Pembunuh.
"Hehe, waktu itu 100.000 yuan disita polisi, maaf ya." Sang Pangeran memulai dengan permintaan maaf yang sopan.
"Saya tidak tahu soal 100.000 yuan. Bisa Anda sebutkan nama yang ingin dicari?"
"Sekop As. Saya yakin kali ini polisi tidak punya alasan untuk menyita uang muka dan bayaran." Sang Pangeran melanjutkan: "Ini permintaan pencarian biasa..."
Du Qingqing berkata: "Kami tidak menerima jasa pencarian lagi."
"Aku tawarkan satu juta."
Ni Qiu dan Li Fu serentak menoleh ke Du Qingqing, menggelengkan kepala. Sekop As dan Sang Pangeran, keduanya sama-sama berbahaya.
Du Qingqing menarik napas dalam: "Maaf Tuan, kami tidak melayani jasa pencarian."
"Yang kumaksud adalah euro."
Air mata Du Qingqing langsung meleleh. Satu juta euro. Li Fu dan Ni Qiu menggeleng keras-keras, uang ini bisa dicari tapi tak bisa dinikmati. Setelah menggigit bibir beberapa detik, Du Qingqing menggeretak gigi: "Bayar 10% di muka sebagai deposit." Li Fu dan Ni Qiu langsung memegangi kepala mereka.
"Bisa diatur." Sang Pangeran menjawab: "Setelah kerja sama sebelumnya, aku percaya reputasi kalian. Berikan nomor rekening bank Swiss."
"Ah..." Du Qingqing terpaku sejenak: "Telpon lagi nanti, saya lupa nomor rekening bank Swissnya."
“Tentu, dua jam lagi aku akan menelepon. Oh ya, aku tidak suka polisi. Kurasa kalian juga tidak menyukai polisi yang menyita bayaran kalian. Selamat tinggal.”
Li Fu dan Ni Qiu bersama-sama melihat Du Qingqing. Du Qingqing berpikir sejenak: “Kami mulai menghasilkan devisa. Blackjack A juga buronan polisi. Demi stabilitas sosial, meski tanpa bayaran. Kami punya kewajiban mengungkap Blackjack A.”
Li Fu bertanya: “Nona Du, apakah perlu melapor ke polisi?”
“Nanti saja, tunggu sampai kami konfirmasi penerimaan uangnya dulu.” Manusia mati demi harta, burung mati demi pakan. Satu juta euro, Ya Tuhan, maafkan aku. Du Qingqing berkata: “Aku akan buka akun luar negeri.”
Du Qingqing pergi. Ni Qiu menatap Li Fu: “Kau, bagaimana pendapatmu?”
Li Fu merenung sejenak: “Sebenarnya aku pribadi cukup tertarik pada Blackjack A dan Sang Pangeran.”
“Kamu tidak normal ya?” Ternyata tidak ada chemistry dengannya si bule Amerika.
“Jangan terlalu takut, pembunuh bayaran punya kode etik sendiri. Mereka tidak akan menyakiti orang tak bersalah.”
“Bos kami menerima 100.000 euro, menurutmu masih termasuk tak bersalah?”
Li Fu menjawab ngelantur: “Aku malah penasaran kenapa Sang Pangeran melakukan skala sebesar ini. Bahkan uang muka 100.000 euro bukan jumlah kecil.”
Ni Qiu berkata: “Aku tidak peduli bagaimana kalian berdua beraksi, tugasku tetap: mencari kucing dan anjing.”
……
"Yu Ming duduk dengan kikuk di sofa menonton TV. Dia jarang begadang, kali ini tidur sampai tidak tahu waktu. Du Qingqing di sampingnya menjelaskan tugas baru yang diterima. Yu Ming sama sekali tidak bereaksi, berjalan ke dapur mengambil sekaleng cola dari kulkas. Setelah meneguk cola dan mulai tersadar, dia mencerna perkataan Du Qingqing lalu menyemburkan colanya: "Kau terima tugas Pangeran Mencari Blackjack A?""
"Apakah ini tidak pantas?"
"Nona Du, kau benar-benar nekat. Harus kuakui aku meremehkan nyalimu." Perempuan ini lebih cinta uang daripada nyawa. Hmm... Jika ada pembunuh bayaran menawarkanku 100 ribu euro, mungkin aku juga akan lari membawa uangnya. Motifnya masih bisa dimengerti. Tapi apa motif Sang Pangeran? Mengapa menghamburkan uang ke Perusahaan Bintang, bukan Perusahaan Wan Shi Tong?"
"Kau sedang menyindirku?"
"Tidak. Orang takkan kaya tanpa rejeki nomplok. Bahkan mencari kucing atau anjing pun ada risiko kena rabies. Hanya merasa dengan Li Fu sendirian, mungkin kurang cukup." Yu Ming berkata: "100 ribu ini bisa diambil, tapi 900 ribu sisanya sebaiknya dilepas. Kemarin polisi menemukan puntung rokok di dekat TKP. Kurasa polisi akan dapat petunjuk. Gunakan informasi polisi untuk transaksi 100 ribu ini pasti bisa memuaskan Sang Pangeran. Hebat, Bos benar-benar jenius."
