“Li Fu.” Wu Youyou bertanya: “Katanya kamu orang Amerika, apa tujuanmu datang ke Tiongkok?”
“……” Li Fu terpaku, matanya secara reflek berkedip-kedip. Kemudian berkata: “Aku minum anggur.”
Wu Youyou hanya tertarik pada Li Fu dan Yu Ming. Jurus pertama dilancarkan, Li Fu sama sekali tidak menyambut, langsung minum. Wu Youyou beralih ke Yu Ming: “Yu Ming, kamu… tanyakan sesuatu yang biasa saja, nama ayahmu siapa?”
Yu Ming langsung menjawab: “Yu Zetian.”
Dasar kau, Wu Youyou hampir menendang Yu Ming. Brengsek ini berbohong di depan mata. Tapi terlihat sangat meyakinkan. Yang lain protes: “Kenapa tanya soal begini, tidak seru.” Semua orang percaya Yu Ming mengatakan yang sebenarnya.
Wu Youyou tetap jadi bandar. Kali ini banyak yang ikut Yu Ming, hasilnya semua kena jebakan. Wu Youyou bertanya: “Li Fu, dulu kamu kerja di perusahaan mana di Amerika?”
“……” Menghadapi pertanyaan sederhana ini, Li Fu kembali terpaku, mengambil gelas anggur sambil tersenyum: “Haus, cari kesempatan minum.”
Wu Youyou: “Yu Ming, apakah kamu pernah melakukan hal yang kamu sesali?”
“Ada.” Yu Ming menjawab. Semua orang penasaran melihat Yu Ming.
“Apa itu?”
“Waktu SMP aku mengintip celana dalam guru fisika, hasilnya guru itu menangis. Sejak itu nilai fisikaku tidak pernah lulus lagi.” Yu Ming sedih mengangkat cola dan meneguknya.
Tidak bisa main lagi, nanti dicurigai. Wu Youyou menutup kartu. Yu Ming mengenali kartu Hati 9, mengingat trik Wu Youyou, lalu berkata: “Hati.”
Kemudian dia terjebak. Yu Ming terkejut dalam hati, Tidak mungkin, perempuan ini punya strategi. Wu Youyou menangis terisak, Apa tidak salah, kena lagi.
Wu Youyou bertanya: “Yu Ming, siapa wanita pertama yang bikinmu tergoda?” Memutuskan untuk tidak menggali privasi lagi.
Yu Ming spontan menjawab: “Guru Cang.”
“Cinta guru-murid ya.” Wu Youyou tertawa: “Guru bidang apa?”
“Hmm...” Yu Ming melihat Li Fu dan Ni Qiu yang menahan tawa. Ia menoleh berkata: “Guru seni tubuh dan melodi.”
Hai Na menuding: “Bohong, dia tidak langsung menjawab.”
Ni Qiu membela: “Aku bisa buktikan, Yu Ming jujur. Gurunya juga kukenal. Selain mengajar seni tubuh dan melodi, juga mengajar kerajinan tangan, sangat hebat.”
Du Qingqing terkejut: “Ni Qiu, kau sekelas dengan Yu Ming?”
Ni Qiu menjawab: “Dari sudut pandang tertentu, kami memang teman sekelas. Kami banyak belajar hal-hal tidak tercantum dalam buku pelajaran dari Guru Cang. Untuk itu, aku pernah praktik langsung dengan seorang teman perempuan. Fakta membuktikan, keterampilan praktis Guru Cang bukanlah level biasa.”
"Kata-kata heroik Ni Qiu langsung membuat Li Fu dan Yu Ming tersedak."
Saat sedang asyik bermain, seseorang mengetuk pintu. Li Fu yang paling dekat dengan pintu membukakannya. Pengetuknya adalah pekerja pengirim bir bertopi matahari. Li Fu mengeluarkan dompet: "Tolong, bantu masukkan ke dalam."
"Baik." Pekerja bir itu menunduk, mengangkut dua unit bir menuju ruang tamu. Setelah menaruh bir, dia menyelipkan alat penyadap di bawah meja teh ruang tamu. Setelah menerima pembayaran, saat mengembalikan uang kembalian Li Fu berkata tidak perlu. Saat hendak pergi, Yu Ming berteriak: "Tolong, antar satu porsi udang karang kecil."
Pekerja bir itu menggeretak gigi: "Baik." Suaranya sangat memancing amarah, mendengarnya saja ingin memukulinya.
Ni Qiu: "Bawakan juga sebungkus rokok merek XX."
Li Fu berujar: "Permen karet, terima kasih."
"Masih ada lagi?" tanya pekerja bir.
"Tunggu." Yu Ming berteriak, lalu mengambil segenggam tutup botol bir ke hadapan pekerja itu. Pekerja membuka telapak tangan, Yu Ming menghitung tutup: "Lima ratus, seribu, lima ratus, lima ratus, lima ratus..."
Dengan menahan amarah, pekerja itu memasukkan dua belas tutup botol yang menang undian ke sakunya. Ia tak paham, satu idiot tidak perlu kembalian, satu idiot lagi mau menukarkan tujuh ribu rupiah. Benda-benda tak selalu berkumpul dengan yang sejenis.
Xiao Gong adalah Black Ace, kedatangannya hari ini bukan untuk mengejar Yu Ming. Seorang pria terhormat membalas dendam dalam sepuluh tahun tidak terlambat. Dia datang untuk seseorang. Kekuatan yang ditunjukkan kelompok ini membuat Black Ace terkejut. Keahlian mengemudi mobil terbang, tembak-menembak di pinggiran kota, teknik bertarung. Tentu saja ada juga kunci mobil Yu Ming yang menjebaknya. Dia juga tidak tahu siapa, tapi sebelumnya saat mencuri komputer dari Yu Ming, setelah dikeringkan dan dilihat sekilas, dia langsung tahu ini adalah komputer hacker di puncak. Begitu menyambungkan kurang dari sepuluh menit, dua orang bertopeng langsung menerobos masuk dengan senjata dan mengambil komputer. Untung dia cepat menyadari dan kabur, kalau tidak pasti jadi korban peluru. Black Ace punya firasat ini mengandung peluang bisnis besar, ditambah prinsip "balas dendam adalah kewajiban pria terhormat", sekarang dia mengincar keluarga ini. Yu Ming jelas pemimpin geng ini. Mengingat skala geng saat ini, langsung menyerang Yu Ming adalah tindakan sangat tidak bijaksana. Dia menetapkan target pada Wu Youyou si anak buah rendahan ini. Tidur di ruang tamu plus masak-memasak, paling-paling cuma bodyguard atau pengasuh.
Bermain sampai jam 11 malam, masing-masing pulang ke rumah, masing-masing mencari ibunya.
Tidak ada kejadian sepanjang malam, pukul 6 pagi keesokan harinya Yu Ming mengetuk pintu: "Nona Du, Nona Du..."
Du Qingqing melihat ponselnya, lalu mengangkat kaki Haina yang menindihnya, membuka pintu bertanya: "Ada apa?"
"Kita harus pergi."
"Segini pagi? Baru mulai jam sembilan."
Yu Ming mengeluarkan peta kota: "Ke stadion, harus melalui Terowongan He Ling. Terowongan He Ling sedang dalam konstruksi, separuh jalur ditutup. Biasanya bahkan bukan akhir pekan pun tempat ini macet seperti naga panjang. Apalagi hari ini mungkin ada ribuan orang yang akan ke stadion bersamaan."
Du Qingqing langsung tersentak sadar, menutup pintu berkata: "Tunggu aku." Melompat ke tempat tidur dan menghantam Haina: "Bangun, bangun." Haina juga mendaftar untuk ikut ramai. Bagi Haina yang dilarang ikut balap mobil dan kegiatan perkelahian, ini sangat membosankan.
"Nggak mau bangun." Haina memeluk Du Qingqing, menindihnya di bawah badan sambil memeluk. Memeluk sosok asli lebih nyaman daripada boneka beruang.
Du Qingqing menggunakan kuku ibu jari dan telunjuk tangan kanannya mencubit sedikit daging bahu Haina. Haina langsung menyerah: "Jangan, aku langsung bangun." Jika tidak ada reaksi, langkah berikutnya adalah memutar tangan kanan 180 derajat.
Gosok gigi, cuci muka. Selesai dalam sepuluh menit. Yu Ming tercengang melihatnya, kedua wanita ini benar-benar berbeda dari wanita biasa.
……
Mengemudi ke Terowongan He Ling pukul 06.45 pagi, benar-benar macet. Namun, masih pagi buta, waktunya masih awal. Setelah menunggu sepuluh menit, kendaraan akhirnya melewati terowongan. Yu Ming berkata: "Baik yang lolos seleksi langsung maupun audisi harus sampai ke stadion sebelum pukul sembilan. Sedangkan Terowongan He Ling adalah jalan wajib menuju stadion. Ujian pertama Shen Wan sudah dimulai."
Du Qingqing bersyukur: "Untung Yu Ming pintar. Kalau berangkat jam delapan, sampai siang pun belum tentu. Sudah telepon Li Fu dan Ni Qiu?"
"Sudah, baru saja."
“Setelah berkendara selama 20 menit, sampai di gedung olahraga. Gedung olahraga ini adalah gedung baru yang dibangun di perbatasan kota dan pinggiran kota. Tiga Orang turun dari mobil dan menuju anak tangga. Di atas anak tangga terdapat lapangan sepak bola. Yu Ming melihat ke sekeliling dan berkata, 'Nona Du, perhatikan anak-anak yang sedang bermain di sini.'”
“Mengapa?”
““Pukul 7:20, masih terlalu pagi.” Yu Ming melihat ke bawah anak tangga dimana beberapa anak kecil sedang bermain sepatu roda dan menjawab.”
