Kaki Yu Ming tersangkut di tangga besi. Ia beristirahat sambil terengah-engah. Setelah dua kali percobaan gagal mendorong batu pualam, Yu Ming menyerah. Tiba-tiba batu itu terbuka, sorot senter menyilaukan matanya. Dalam hati ia bergumam: Mati aku.
"Yu Ming?" Suara Li Fu penuh keheranan.
"Selamat." Yu Ming hampir menangis: "Cepat tarik aku naik!"
Setelah naik, Yu Ming melihat Zhang Nuonan juga ada di situ. Saat Zhang hendak bertanya, Yu Ming berkata: "Ye Zhan masih di bawah, kakinya patah."
Li Fu dan Zhang Nuonan datang untuk memeriksa mayat, tapi malah menemukan selongsong peluru di lantai. Melihat karpet yang berantakan, akhirnya mereka menemukan lorong rahasia ini. Zhang Nuohan meminta bantuan dua peserta. Mereka mencari tali dan mengangkat Ye Zhan ke atas.
Ye Zhan dibawa ke restoran di lantai satu, seorang peserta membantu membersihkan lukanya.
Yu Ming menghampiri Kepala Pelayan Lin, mengeluarkan penjepit dasi dari saku: "Tiga puluh juta?"
Kepala Pelayan Lin mengambil penjepit dasi dan melihatnya: "Bukan."
"Menurutku iya." Tangan Yu Ming menyambar, mencengkeram rambut Kepala Pelayan Lin dan menariknya keras.
Ternyata rambut palsu. Semua terkejut. Kepala Pelayan Lin tetap tersenyum: "Generasi muda sekarang benar-benar mengagumkan."
Zhang Nuonan bertanya: "Apa yang terjadi?"
"Shen Wan sama sekali tidak mengidap kanker, yang sakit adalah Kepala Pelayan Lin. Si Gila di perkebunan ini sebenarnya adalah Shen Wan sendiri." Setelah mendapatkan penjepit dasi, semua misteri dalam hati Yu Ming terpecahkan.
Kepala Pelayan Lin tertawa: "Anak muda ini benar-benar pandai bercanda."
"Saya berani menebak: Putra Shen Wan tidak kabur, tapi dibunuh. Kemudian mayatnya dibuang ke lubang. Shen Wan tidak tahu kebenaran ini sampai baru-baru ini menemukan mulut gua secara tidak sengaja. Maka Shen Wan membuat rencana balas dendam."
"Rencana apa?" tanya Kepala Pelayan Lin.
"Saya sudah paham rencananya, tapi tidak tahu targetnya." Kata Yu Ming: "Kau bisa memberitahuku."
Zhang Nuonan berkata: "Kepala Pelayan Lin, membantu pembunuhan juga termasuk kejahatan. Saya harap kau jujur untuk mendapatkan keringanan hukuman."
"Inspektur Zhang, anak muda ini benar. Saya memang mengidap penyakit terminal. Menurutmu saya masih takut dihukum seumur hidup?" Kata Kepala Pelayan Lin: "Tapi karena sudah terbongkar, tak perlu saya sembunyikan lagi."
16 tahun yang lalu, putra Shen Wan berusia 24 tahun. Dia ahli dalam pergaulan dan disukai semua orang. Sering mengajak koneksi bermain ke rumah. Shen Wan juga sangat royal. Apa pun yang diminta putranya pasti diberikan. Ruang komputer, ruang biliar, bar, semuanya dibangun untuk putranya. Saat ini Shen Wan menjalin hubungan dengan seorang pelayan perempuan, namun dia tahu pelayan ini adalah keturunan musuhnya.
Kemudian hubungan ayah-anak retak karena hal ini. Putra yang selalu menerima pendidikan baik tidak bisa mempercayai masa lalu ayahnya, apalagi menerima tindakan Shen Wan yang ingin membunuh kekasihnya. Akhirnya putra memutuskan kabur dari rumah bersama pelayan tersebut. Shen Wan mengira putranya benar-benar kabur, meski sangat marah tapi tetap menjaga kewarasan.
Tapi tahun demi tahun berlalu tanpa kabar dari putra, Shen Wan mulai gelisah. Dia tak menyangka putranya bisa sekejam itu. Bahkan saat ini, Shen Wan masih memiliki satu penghiburan: fakta bahwa dirinya punya putra. Namun dua bulan lalu, dia menemukan lubang rahasia di kastil tua.
Supervisor satpam turun ke bawah, menemukan sebuah penjepit dasi dan foto-foto lokasi. Putra Shen Wan meninggalkan surat saat ayahnya dinas luar, menyatakan akan kabur. Tidak membawa apa-apa kecuali penjepit dasi pemberian ibu kepada ayah sebagai kenang-kenangan. Shen Wan mengenali penjepit dasi itu sebagai peninggalan mendiang istri yang diklaim dibawa putranya.
"Dia tidak kolaps, melainkan sangat marah. Dia yakin pasti teman putranya sendiri yang menyebabkan kematian putranya. Karena pada hari-hari itu hanya teman putra yang datang ke perkebunan. Tapi saat itu tidak ada kamera pengawas, satpam tua juga tidak bisa mengingat wajah orang dari 16 tahun lalu. Maka Shen Wan memasang jebakan untuk mengeluarkan ular dari sarangnya."
"Shen Wan percaya, orang yang membunuh putranya tahu bahwa putranya membawa penjepit dasi. Asal ditawarkan imbalan besar, mereka pasti akan terpancing."
"Teknologi modern sangat canggih. Shen Wan menemukan foto-foto teman dari peninggalan putranya, memindainya ke komputer. Kemulai membandingkan dengan foto pelamar. Dari calon yang memiliki kemiripan tengkorak, ditemukan 15 orang. Lima lainnya dia bagi secara acak ke orang lain. Artinya, ke-15 inilah target perburuan Shen Wan."
"Rencana balas dendam ini tingkat keberhasilannya cukup tinggi, tapi belum sepenuhnya akurat. Tapi Shen Wan sudah tidak peduli. Dia tidak lagi memikirkan kemungkinan membunuh secara keliru. Nomor 030, 041, 043 adalah yang paling mirip dalam perbandingan tengkorak. Merekalah prioritas target Shen Wan."
"Kepala Pelayan Lin berkata: 'Jadi sekarang Anda tahu, kami tidak mungkin memberikan imbalan apapun pada orang yang mendapatkan penjepit dasi. Tuan Besar telah menyumbangkan seluruh propertinya secara rahasia ke lembaga amal. Selain tumpukan emas ini, Tuan sudah tidak memiliki apa-apa lagi.'"
"'Mengorbankan segalanya.' Li Fu berkata: 'Shen Wan memiliki niat untuk mati.'"
"Zhang Nuonan berkata: 'Kepala Pelayan Lin, lebih baik Anda beri tahu Shen Wan, bicaralah baik-baik.'"
“Hm.” Kepala Pelayan Lin mengeluarkan gagang telepon internal dari laci, berkata: “Tuan Besar, mereka sudah tahu. Bunuh semua mereka bisa membalaskan dendam Tuan Muda.”
Zhang Nuonan menampar merebut walkie-talkie: “Shen Wan, jangan nekat. Sekarang keluar kita masih bisa berunding.”
“Kalian sudah tamat.” Jawab Shen Wan dengan datar.
“Shen Wan...” Zhang Nuonan memanggil beberapa kali, melempar gagang telepon: “Semua orang berkumpul di lantai satu, jangan berkeliaran. Letakkan lilin di tangga dan koridor, hindari tembakan gelap Shen Wan.”
“Hehe.” Kepala Pelayan Lin mengusap darah di sudut mulutnya: “Tuan Besar pakai pistol ingin menyiksa musuh pelan-pelan. Adik, seharusnya kau tidak usah membongkar skemaku. Kau membuat orang yang seharusnya tidak mati jadi harus tewas.”
“Apa maksudmu?”
Kepala Pelayan Lin menjawab: “Inspektur Zhang pasti datang menyelidiki bahan peledak. Selain untuk jebol jembatan. Berapa sisa bahan peledaknya? Terus terang, kami sudah cari ahli peledak, di kastil masih ada 8 titik bahan peledak, dijadwalkan meledak pukul enam pagi besok. Kastil runtuh, picu longsor. Bukit ini akan hilang.”
Yu Ming berkata: “Kau ingin mengelabui kami cari bahan peledak di kastil, lalu Shen Wan bisa dengan mudah menyerang kami.”
Kepala Pelayan Lin memejamkan mata: “Percaya atau tidak terserah.”
Semua saling pandang bingung. Ye Zhan berteriak: “Cekram dia!”
Zhang Nuonan menoleh dan melihat kepala pelayan Lin melemparkan satu butir pil biru ke dalam mulutnya. Zhang Nuonan buru-buru mencekik lehernya. Kepala pelayan Lin menelan dengan paksa. Tangan kirinya mengeluarkan gunting dan menusuk Zhang Nuonan. Zhang Nuonan tidak menghindar, tertusuk gunting. Ia meraih kepala pelayan Lin dan menghantam dadanya. Kepala pelayan Lin batuk, sebiji pil keluar di bibirnya. Zhang Nuonan membuka mulutnya: "Keluarkan pil itu!"
Yu Ming mengulurkan tangan, dengan lihai mengambil pil itu. Zhang Nuonan berkata: "Air!"
Setelah beberapa kali disiram air, kepala pelayan Lin diminta meludahkannya. Zhang Nuonan berkata: "Hari ini kau tidak akan Mati."
