Hari kedua pagi, saat semua masih berebut toilet sambil gosok gigi, kabar datang dari pihak Li Fu.
Yu Ming melaporkan situasi ke Ye Zhan via telepon: "Berdasarkan sadapan ponsel lawan, Frog Legs akan menggunakan metode lelang telepon. Waktu lelang hari ini pukul 10 sampai 10.30 siang."
Ye Zhan bertanya: "Bisakah master komputer kalian melacak posisi kaki kodok?"
Yu Ming menjawab: "Paling banyak hanya bisa melacak posisi kontak kaki kodok. Aku tidak percaya kaki kodok akan bersama kontaknya."
"Maksudmu mereka mengikuti lelang melalui perantara. Hmm... Si perantara juga harus menghubungi kaki kodok untuk memberitahu pemenang lelang." Masuk akal, Ye Zhan bertanya: "Bisakah master kalian memanfaatkan kesempatan untuk Kunci posisi penjual?"
Yu Ming berkonsultasi dengan Li Fu, lalu menjawab: "Kecuali Jin Xixi yang menang lelang, minimal perlu setengah menit panggilan dari pihak lawan."
Ye Zhan berpikir sejenak: "Berikan saja posisi perantaranya padaku." Lelang berlangsung setengah jam, dengan kecepatan maksimal menangkap perantara, mungkin semua masalah bisa terpecahkan.
“OK！”
Hampir bersamaan, Wu Youyou memerintahkan Pasukan Buah: "Lelang ini menggunakan metode telepon. Diduga penjual kaki kodok pakai perantara. Jadi rencana kita adalah menangkap perantara. Operasi harus cepat dan tersembunyi. Selain itu, di area ramai hindari penggunaan senjata kalau tidak perlu. Kita tidak tahu posisi perantara, tidak bisa merancang rencana mundur. Begitu terkepung polisi, kita hancur."
Semangka bertanya: "Setelah menangkap perantara, interogasi paksa? Atau lacak penjual lewat ponselnya?"
"Interogasi paksa."
Pisang melapor: "Yu Ming dan kawan-kawan sudah berangkat. Yu Ming naik bus 355, Li Fu menyetir mobil dengan Ni Qiu. Du Qingqing menyetir sendirian. Lacak siapa?"
“Yu Ming, kendalikan dia antara pukul setengah sepuluh sampai pukul sepuluh kurang seperempat. Bisa menggunakan senjata bius atau alat setrum. Jangan biarkan dia ikut meramaikan acara ini.” Wu Youyou memerintahkan: “Masing-masing ke posisi, mulai bekerja. Ingat untuk memakai penutup wajah saat diperlukan. Kamera pengawas ada di mana-mana di dalam kota.”
……
Pukul sembilan, Yu Ming pindah bus, Pisang mengikuti ketat. Tidak boleh tidak mengikuti ketat. Siapa tahu di halte mana Yu Ming akan turun. Di jam segini, penumpang naik dan turun berdesakan. Pisang juga tahu cara pelacakan ini sembilan dari sepuluh kemungkinan akan ketahuan oleh Yu Ming. Tapi dia tidak punya pilihan lain.
Yu Ming menelepon: “Li Fu.”
Li Fu melapor: “Mobil yang mengikutimu terdaftar di perusahaan rental mobil. Nama di KTP pendaftar adalah Shen Diudiu.”
“Ternyata memang mereka. Sudah pukul setengah sepuluh, semua menuju titik pusat untuk berkumpul.”
Titik pusat? Benar. Li Fu berjasa besar. Tidak sengaja dia mendengar Jin Xixi mengeluh ke hotel. Baru tahu bahwa penjual yang mensyaratkan Jin Xixi menginap di hotel ini, bukan Jin Xixi sendiri yang memilih. Yu Ming berpendapat ini ada kebutuhan mendesak. Maka ditetapkan radius dua kilometer di sekitar hotel tempat Jin Xixi menginap sebagai titik pusat.
“Tapi pertama-tama aku harus melepaskan ekor yang mengikutiku ini.” Yu Ming turun dari bus, masuk ke sebuah supermarket. Pisang menghentikan mobil dan mengikutinya masuk. Yu Ming melewati supermarket menuju halte bus di belakang supermarket. Melihat Yu Ming berdesakan naik bus, Pisang panik, buru-buru lari ke halte dan memastikan halte berikutnya dari rute 927. Lalu berlari ke lokasi mobilnya dan mulai mengejar. Tapi sudah terlambat, Yu Ming sudah menghilang entah ke mana.
“Jeruk, targetnya hilang.”
“Mobil Li Fu adalah mobil sewaan perusahaan yang dilengkapi sistem pelacakan, lacak posisinya.” Li Fu adalah satu-satunya ahli komputer andalan Yu Ming.
“Bagus!”
……
Pukul sepuluh, lelang via telepon resmi dimulai. Lima pihak mulai terhubung untuk penawaran. Li Fu dan Pisang hampir bersamaan melacak posisi perantara: “300 meter dari gerbang utama cabang Renhang Bank.”
“Bertindak.” Jeruk memberi perintah.
Setelah menerima informasi, Ye Zhan segera menuju lokasi. Saat mendekati target, Yu Ming menelepon: “Berhenti, ada yang aneh dengan target.”
Ye Zhan tidak mempertanyakan, mengarahkan mobil ke pinggir jalan. Li Fu berkata: “Pelacakan tepat, mereka hanya menggunakan ponsel biasa tanpa enkripsi atau provokasi.”
Yu Ming mengamati dengan teleskop: “Tapi itu jalan raya utama.”
Lokasi 300 meter dari kantor pusat Renhang Bank adalah jalan arteri kota. Arus kendaraan tak pernah berhenti.
Semangka® tiba, memarkir mobil di pinggir, menyebrang jalan raya, dan lari ke pembatas jalan melihat jalur berlawanan: “Pisang, salah. Posisi yang kau lacak adalah jalan raya.”
Ye Zhan melihat Semangka®, berkata: “Ada tamu datang.”
Yu Ming berkata: “Aku tahu di mana dia.”
“Di mana?”
"Di posisi jalan dekat pembatas jalan ada tutup saluran pembuangan. Jika tebakanku benar, perantara ada di bawah sana." Tutup saluran di jalan utama sangat jarang, kalaupun ada pasti tertutup rapat. Bukan satu atau beberapa orang biasa bisa membukanya. Ditambah ini jalan utama yang lalu lintasnya padat. Bahkan jika polisi mengejar, harus menutup jalan dulu. Dengan begitu perantara bisa mundur dengan tenang. Baik pihak kepolisian, Wu Youyou, maupun Yu Ming dan kawanannya, mustahil mengetahui tata letak saluran pembuangan dalam waktu singkat.
Yu Ming berkata, "Li Fu, lacak posisi empat pembeli lainnya."
Li Fu mengirimkan peta elektronik. Yu Ming mengamati peta tersebut, terdapat lima titik merah membentuk lingkaran. Yu Ming berkata: "Kaki kodok seharusnya berada dalam area lingkaran ini. Penjual berencana menarik pembayaran dan segera mengirim barang setelah uang masuk. Li Fu, menurutmu siapa yang akan kena jebakan?"
Li Fu menjawab: "Pembeli Jepang sudah gugur duluan. Menurut analisaku, tiga pembeli yaitu Jin Xixi, Amerika, dan Arab Saudi akan memperebutkan satu gelar Sang Pemenang."
"Aku ingin mendengar langsung." Yu Ming menyambungkan diri ke siaran langsung lelang oleh Li Fu. Seperti prediksi Li Fu, pembeli Jepang sedang tegang memeriksa akunnya, berharap bisa mengulur waktu agar dana masuk ke rekening. Untuk sementara mereka belum memenuhi syarat ikut lelang. Yu Ming berkomentar: "Aku yakin Arab Saudi pasti menang. Korea Selatan juga punya kemungkinan, Amerika seharusnya masih ada kesempatan."
"Sial!" Ye Zhan mengumpat singkat, awalnya mengira Yu Ming memiliki wawasan yang mendalam. Ye Zhan berkata: "Kami bisa menunggu lelang selesai, melacak pembeli, lalu menyerang mereka saat proses penjemputan dan pemeriksaan barang."
"Aneh, penawaran ini terasa kaku." Yu Ming ragu-ragu: "Setiap tiga puluh detik, pihak Amerika, Korea, dan Arab Saudi bergantian memberi penawaran. Setiap kenaikan 100.000 dolar AS... Kita dipermainkan, ini penipuan. Sekarang bukan waktu lelang, ini waktu verifikasi barang. Yang kita dengar adalah rekaman. Aneh, kenapa orang Jepang tidak pakai rekaman tapi panggilan langsung?"
"Lalu bagaimana?" Ye Zhan bertanya.
Yu Ming berkata: "Ni Qiu, cari pembeli Arab Saudi. Ye Zhan, cari pembeli Korea. Aku akan cari pembeli Amerika. Li Fu dan Du Qingqing tetap di posisi untuk sementara."
